Pasar finansial, termasuk kripto dan Bitcoin (BTC), menghadapi ketidakpastian menjelang pemilu AS, yang diperparah oleh data ekonomi terbaru dan dinamika global.
Bitcoin mencatat lonjakan mendekati level tertinggi sepanjang masa (ATH) pada awal pekan, diperdagangkan hingga US$73,6 ribu, sementara data Non-Farm Payroll (NFP) yang lemah dan sentimen geopolitik turut memengaruhi pergerakan pasar.
Kegelisahan investor semakin meningkat setelah data NFP hanya mencapai 12.000, jauh di bawah ekspektasi 110.000, yang memicu rebound pada indeks dolar AS (DXY) hingga level 104.
Di sisi lain, harga minyak mentah Brent dan WTI mengalami kenaikan setelah muncul laporan bahwa Iran mungkin merencanakan aksi balasan terhadap Israel.
Data NFP dan Dampaknya pada Pasar
Berdasarkan laporan terbaru dari QCP, data NFP yang lebih rendah dari perkiraan menciptakan sentimen campuran di pasar. Meskipun data ini menunjukkan penurunan dalam penciptaan lapangan kerja, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,1 persen.
Hal ini meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November menjadi 96,4 persen.
Imbal hasil obligasi AS, yang sempat turun akibat reaksi awal terhadap data NFP, kembali menguat ke level tertinggi dalam empat bulan, menandakan kehati-hatian pasar menjelang minggu pemilu.
Performa BTC dan Arus Masuk Dana ETF
Sementara itu, Bitcoin terus menunjukkan performa impresif meski menghadapi volatilitas yang meningkat. Sepanjang pekan, BTC mendapat dorongan dari arus masuk ETF fund yang kuat, mencapai lebih dari US$2,1 miliar.
Salah satu arus masuk terbesar terjadi pada IBIT dari BlackRock, dengan catatan rekor sebesar US$872 juta dalam satu hari.
Namun, pada hari Jumat (1/11/2024)), BTC mengalami penurunan di bawah US$69.000, meski minat pasar tetap tinggi, terlihat dari open interest (OI) berjangka dan opsi BTC yang masing-masing berada di US$40,65 miliar dan US$25,3 miliar, meningkat signifikan dibandingkan awal Oktober.
Volatilitas BTC dan Ekspektasi Menjelang Pemilu AS
Menjelang minggu pemilu, volatilitas pasar semakin terasa. Pasar opsi BTC mencatat volatilitas tersirat tujuh hari mendatang sebesar 74,4 persen, jauh di atas volatilitas terealisasi tujuh hari terakhir sebesar 41,4 persen, menunjukkan premi risiko yang tinggi.
Di tengah antisipasi ini, prediksi kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS berikutnya menunjukkan penurunan dari 66 persen menjadi 57 persen, dengan Kamala Harris di angka 43 persen menurut Polymarket.
Pasar dan Pola Sell-the-News
Sejarah menunjukkan bahwa pasar sering bereaksi dengan pola sell-the-news setelah peristiwa besar. Contoh terbaru adalah konferensi Bitcoin di Nashville pada Juli 2024, yang menghadirkan Donald Trump sebagai pembicara utama.
Meskipun awalnya membawa antusiasme tinggi dengan janji menjadikan AS sebagai ibu kota kripto dunia, harga BTC justru mengalami penurunan setelah acara berakhir, mencerminkan aksi jual pasca berita.
Investor kini menghadapi minggu penuh ketidakpastian dengan harapan bahwa hasil pemilu dapat memberikan arah yang lebih jelas bagi pasar, tetapi tetap mewaspadai potensi pergerakan harga besar dan volatilitas yang terus meningkat. [st]