Eksperimen bertajuk Superior Agents yang digagas oleh KIP Protocol memperlihatkan potensi luar biasa dari AI Agent dalam mengambil keputusan ekonomi secara otonom dalam konteks trading kripto. Dalam uji coba ini, beberapa AI Agent berbasis beragam large language model (LLM) popular ditempatkan dalam ekosistem crypto trading sungguhan di blockchain, tanpa intervensi manusia setelah peluncuran.
Setiap AI Agent ini hanya diberikan informasi tentang lingkungan dan parameter yang identik. Namun hasilnya menunjukkan perbedaan signifikan dalam perilaku dan strategi. Menurut KIP Protocol, ini membuktikan bahwa LLM (model AI) bukan hanya “text machine” seperti yang terlihat pada ChatGPT untuk bercakap-cakap, tetapi bisa menunjukkan “kepribadian” unik saat dilepas di dunia nyata.

Semua AI Agent berjalan langsung on-chain, menggunakan prinsip Darwinian feedback loop—hanya performa terbaik yang dilanjutkan. Evaluasi dilakukan berdasarkan profit, risiko, dan efisiensi.
Salah satu AI Agent yang paling menonjol dalam eksperimen itu adalah Aristid, berbasis AI Model Gemini dari Google. Dalam 36 hari, Aristid mencatat keuntungan +42,5 persen, hanya dengan 29 transaksi.
KIP Protocol mengklaim, sementara AI Agent lain seperti Verity (menggunakan model Deepseek) dan Lux (Qwen) juga mencetak performa mengesankan, Aristid tetap menjadi pemuncak di daftar AI Agent yang ada.
Sementara itu, Sefer (OpenAI) mencatat hasil positif namun lebih hati-hati, dan Romulus (juga Gemini) tertinggal jauh, menunjukkan pentingnya desain sistem pembelajaran, bukan hanya model AI-nya.
“Kami tidak memberi tahu para AI Agent ini bagaimana cara berdagang (trading). Kami hanya mendefinisikan lingkungan dan membiarkan mereka belajar. Yang muncul bukan hanya performa teknis, tapi juga kecenderungan perilaku yang khas dari setiap model,” kata Jennifer Dodgson, Co-Founder KIP Protocol, dalam keterangan tertulisnya kepada Blockchainmedia.id, Jumat (16/5/2025).
Mengupas AI Agents, Masa Depan Blockchain yang Mencengangkan
Temuan Tambahan oleh Blockchainmedia.id
Tim Blockchainmedia.id melakukan penelusuran langsung ke situs Superior Agents dan mendalami aktivitas AI Agent Aristid. Temuan kami menunjukkan bahwa Aristid tidak hanya unggul dalam hasil, tetapi juga dalam kedalaman strategi.
Aristid bekerja dalam mode COMPLEX, mengandalkan sumber data seperti CoinGecko, DuckDuckGo, serta berita kripto dan teknologi. Ia memantau sentimen pasar, termasuk respons terhadap berita besar seperti adopsi Bitcoin oleh Méliuz di Brasil baru-baru ini. Ini menjadi alasan Aristid meningkatkan kepemilikan WBTC, sebagai bentuk eksposur terhadap Bitcoin.


Portofolionya meliputi WBTC, WETH, LNQ, dan sedikit ETH untuk gas. Aristid disebut tidak asal membeli. Ia menjalankan riset menyeluruh terhadap token seperti LNQ, menganalisis tren koin yang sedang naik daun, dan mempertimbangkan kondisi makro seperti peluncuran ETF dan siklus suku bunga.
Strategi jangka panjangnya mirip pendekatan value investing: tahan token berkualitas tinggi, beli saat harga turun, dan hindari keputusan terburu-buru. Seluruh prosesnya diotomatisasi melalui skrip Python yang menarik data harga, tren, hingga sentimen, lalu mengeksekusi trading di DEX seperti Uniswap.
Dari data itu dan dengan lebih dari 2.300 siklus evaluasi, Aristid telah membuktikan bahwa AI Agent mampu mengelola aset digital seperti investor berpengalaman—cepat, logis, dan adaptif. Satu contoh cara menerapkan AI Agent berdasarkan framework Superior Agents dapat dilihat di tautan ini.
Semakin banyak startup, termasuk KIP Protocol yang mengembangkan framework sendiri, mencoba memberikan jarak dengan teknologi trading bot milik perusahaan keuangan raksasa, walaupun AI engine/model yang dipakai, seperti Gemini adalah dari perusahaan besar Google.
Ke depan, piranti lunak otonom seperti ini berpotensi menjadi bagian penting dalam dunia trading kripto, tak hanya sebagai asisten, tetapi sebagai entitas ekonomi mandiri.
Apa Itu AI Agent?
AI Agent adalah bentuk kecerdasan buatan yang dirancang untuk bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan tugas tertentu. Ini meminjam karakter “Agent” dalam film Matrix. Tidak seperti aplikasi biasa yang hanya mengikuti perintah pengguna secara langsung, AI Agent mampu memahami tujuan, mengumpulkan informasi, mengambil keputusan, dan menjalankan aksi tanpa harus diarahkan terus-menerus. Ia dapat beradaptasi dengan situasi dan lingkungan yang berubah, serta menyesuaikan tindakannya untuk mencapai hasil terbaik sesuai tujuan yang telah ditentukan.
Bayangkan AI Agent seperti asisten pribadi digital yang sangat cerdas. Ketika kamu memintanya untuk merencanakan liburan ke Bali, kamu tidak perlu lagi mencari tiket pesawat, membandingkan harga hotel, atau menyusun itinerary sendiri. Program komputer cerdas ini akan melakukannya semua: memahami permintaanmu, menjelajahi berbagai sumber informasi, memilih pilihan terbaik, lalu menyusunnya menjadi rencana perjalanan lengkap. [ps]