Sepanjang 2022, beberapa aset kripto mengalami penurunan drastis. Tapi, kinerja Dogecoin justru meroket bahkan bisa mengalahkan Bitcoin.
Kapitalisasi pasar kripto jatuh di bawah US$800 milyar di tahun ini, nilai jauh dan mendekati minus US$3 triliun dari nilai nosional yang terlihat selama puncak November 2021 untuk aset digital.
Bitcoin, sebagai kripto terbesar saat ini mengalami penurunan performa hingga melebihi 75 persen pada periode yang sama.
Penyebabnya cukup beragam seperti aksi jual seluruh aset digital di pasar, kenaikan suku bunga, dan lainnya.
Namun, masalah yang menjadi celah dalam pasar kripto dan kegagalan industri yang terjadi sepanjang 2022 telah memperburuk keadaan dan memperbesar kerugian.
Masalah ini terlihat jelas ketika Luna dan FTT (token dari FTX) amblas dan proyek bahkan bisnis lain yang terkait ikut jatuh seperti Solana sehingga membuat keadaan semakin buruk.
Aset Kripto Terburuk Sepanjang 2022
Sepanjang 2022, terdapat aset kripto yang memiliki performa tinggi seperti Dogecoin. Namun, ada pula yang menurun drastis seperti Luna dan FTT.
Luna merupakan token yang terhubung dengan TerraUSD, merupakan stablecoin yang seharusnya dipatok pada dolar AS untuk menopang ekosistem pinjaman dan perdagangan dalam keuangan dunia yang terdesentralisasi.
Tapi, ketika Terra kehilangan pasaknya akibat tekanan pasar pada Mei, Luna justru menjadi korban utama dalam aksi jual besar-besaran pada lindung nilai dari Three Arrow Capital dan berkontribusi akan jatuhnya Celsius dan BlockFi.
Luna diperdagangkan di atas US$116 pada awal April. Tapi, baru-baru ini token tersebut hanya bernilai sepersepuluh ribu sen saja.
Kinerja Dogecoin juga ikut menurun pawa awal tahun 2022. Namun, fluktuasinya cukup tinggi akibat peran beberapa pihak dan berhasil tutup dengan peningkatan performa.
Namun FTT, yang merupakan FTX Token tidak mengalami nasib yang sama.
FTT hadir untuk memberikan keuntungan bagi pengguna pada bursa ini termasuk diskon pada upah trading dan bisa dipakai untuk agunan bagi trader yang meminjam uang.
Bulan lalu, FTX telah mengajukan kebangkrutan di tengah dugaan penipuan menjadi serangan berat di industri kripto.
Nilai FTT sendiri yang sebelumnya di atas US$31 sekarang hanya sebesar 85 sen saja.
Solana juga mengalami hal yang sama. Bahkan, mantan CEO FTX yaitu Sam Bankman-Fried merupakan salah satu pendukung terbesar Solana.
Solana juga memiliki hubungan dalam lindung nilai antara FTX dengan Alameda Research.
Kejatuhan Solana terlihat dari banyaknya pengguna yang meninggalkan jaringan dan menjual aset ini dalam jumlah besar.
Solana yang sebelumnya aset kripto terbesar ke-lima di dunia dengan harga tertinggi US$260 sekarang turun hingga 96 persen dan nilainya menjadi US$9,50 saja.
Tidak hanya itu, Bitcoin yang masih tetap menjadi aset kripto terbesar pun mengalami penurunan performa hingga 65 persen pada 2022.
Kinerja Dogecoin yang Baik Melebihi Bitcoin
Berbeda dengan aset di atas, performa Dogecoin justru tumbuh menjadi aset digital terbesar ke-delapan di dunia, dikutip dari Marketwatch.
Salah satu pihak yang mengangkat aset ini adalah CEO Tesla yaitu Elon Musk. Miliarder ini diketahui memang penggemar dari Dogecoin.
Dia sering memainkan harga aset tersebut melalui cuitan Twitternya maupun dari wawancara yang berlangsung di TV.
Ketika menjadi pemilik Twitter muncul gelombang spekulasi bahwa Dogecoin akan mendapatkan pengalaman baru.
Isu ini juga mengatakan bahwa aset ini akan mendapatkan perlakukan khusus sebagai alat pembayaran atau verifikasi di platform tersebut walaupun belum terwujud.
Dogecoin mengalami fluktuasi pada 2022. Pada Januari lalu, nilai Dogecoin turun dari 17 sen menjadi 7 sen. Tapi naik menjadi 14 sen pada November di tengah hype Musk.
Sepanjang tahun ini, performa Dogecoin lebih baik dari Bitcoin karena mengalami penurunan kurang dari 60 persen.
Mengingat aset ini merupakan lelucon internet yang berlawanan dengan proyek blockchain yang serius.
Elon Musk bahkan mengatakan Dogecoin mengalahkan Tesla karena perusahaan mobil listrik mengalami penurunan hingga 70 persen sepanjang 2022.
Walaupun demikian, kinerja Dogecoin ini belum bisa diprediksi pada akhir 2023 kelak. Mengingat aset tersebut sangat sensitif terhadap eksposur luar terutama cuitan Elon Musk sendiri. [az]