Kinerja Ethereum di Bawah Tekanan, Tapi Ada Peluang Kenaikan di 2025

Kinerja Ethereum pada tahun 2024 tampak lesu dibandingkan dengan Bitcoin yang terus menguat. Salah satu penyebab utama adalah penurunan pendapatan jaringan yang memengaruhi harga Ether. Meski begitu, para analis memproyeksikan pemulihan besar Ethereum pada tahun 2025.

Kinerja altcoin ini di tahun 2024 telah tertinggal jauh dari Bitcoin. Jika harga Bitcoin telah melonjak sekitar 58 persen secara year-to-date, altcoin ETH hanya mencatatkan kenaikan sebesar 14 persen. Kondisi ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Ethereum, termasuk penurunan pendapatan jaringan dan biaya transaksi yang semakin menurun.

“Penurunan aktivitas di proyek DeFi dan NFT telah membebani pendapatan Ethereum, menyebabkan harga Ether berada di bawah tekanan,” kata Markus Thielen, seorang analis dari 10x Research dalam catatan terbarunya, Rabu (16/10/2024).

Penurunan ini semakin memperjelas posisi kinerja Ethereum sebagai aset yang belum bisa menyaingi Bitcoin dalam narasi penyimpan nilai. Ethereum yang selama ini bergantung pada aktivitas on-chain mengalami kesulitan akibat menurunnya permintaan dari pengguna.

Analis itu menilai bahwa kondisi makroekonomi yang tidak mendukung, seperti kebijakan moneter ketat dari Federal Reserve, turut berperan dalam menurunkan minat investor institusional terhadap Ethereum.

“Dalam kondisi suku bunga tinggi, investor lebih memilih Bitcoin sebagai aset aman,” tambah Markus Thielen.

Di sisi lain, Bitcoin terus mendominasi pasar dengan dukungan narasi “emas digital” yang makin menguat. Goldman Sachs bahkan menganggap Bitcoin sebagai alternatif emas, menjadikannya pilihan bagi investor yang ingin melindungi aset mereka dari inflasi. Hal ini membuat kinerja Bitcoin jauh lebih unggul dibandingkan dengan kinerja Ethereum yang belum memiliki narasi kuat seperti itu.

Analis Prediksi Harga Bitcoin Tembus US$72.500 Segera Terwujud

Namun, harapan untuk kinerja altcoin nomor satu ini belum sepenuhnya pudar. Beberapa proyeksi menunjukkan bahwa Ethereum berpotensi mengalami pemulihan besar pada tahun 2025, terutama dengan adanya rencana peluncuran ETF Ethereum oleh BlackRock.

ETF ini kata Thielen diharapkan mampu mendorong eksposur institusional terhadap Ether yang dapat meningkatkan permintaan di kalangan investor besar.

“Jika kampanye institusional untuk Ethereum berjalan dengan baik seperti halnya Bitcoin, kita mungkin akan melihat lonjakan permintaan Ether dalam beberapa bulan mendatang,” ungkap Thielen.

Di sisi teknis, indikator Stochastic mingguan untuk Ethereum menunjukkan sinyal bullish, dengan berada di level rendah sekitar 10 persen.

Thielen berpendapat bahwa harga Ether bisa kembali ke kisaran US$3.000 pada tahun 2025 jika kebijakan suku bunga mulai lebih melonggar dan kondisi ekonomi global membaik. Proyeksi ini semakin memperkuat keyakinan bahwa Ethereum masih memiliki peluang untuk pulih dalam jangka menengah.

prediksi kinerja altcoin ethereum di 2025

Selain itu, penurunan inflasi global dan potensi penurunan suku bunga di berbagai negara bisa menjadi katalis bagi kebangkitan sektor DeFi yang berbasis Ethereum.

Proyek-proyek seperti on-chain lending dan tokenisasi aset di sektor RWA, yang sebelumnya terhambat oleh tingginya suku bunga, berpotensi mendapatkan momentum baru dengan kebijakan moneter yang lebih longgar.

“Proyeksi ini memberikan optimisme bagi investor yang ingin memanfaatkan penurunan harga saat ini untuk membeli Ether dan bisa mendongkrak kinerja altcoin ini,” kata Thielen.

Pertumbuhan RWA di DeFi Tembus 3,69 Persen, Solusi Masa Depan?

Meskipun tantangan global masih ada, terutama dari sisi kebijakan moneter yang ketat, masa depan kinerja Ethereum tetap cerah. Dengan fokus pada inovasi di sektor DeFi dan dukungan institusi besar, Ethereum berpeluang untuk mengungguli Bitcoin dalam beberapa tahun ke depan. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait