Kasus skema ponzi Bitcoin di Afrika Selatan telah bergulir, dengan pelaku yang dikenakan denda sekitar US$3,4 milyar.
Skema ponzi di industri kripto bukanlah hal yang baru, ada banyak pelaku ponzi yang mencoba mendulang cuan dari orang-orang polos melalui skema ini dan berakhir dengan tinggal di hotel prodeo.
Skema Ponzi Bitcoin
Berdasarkan laporan Bitcoin News, Pengadilan Federal AS telah menjatuhkan keputusan default dan perintah permanen pada CEO dari skema ponzi Bitcoin Mirror Trading International (MTI), Johann Steynberg, untuk membayar ganti rugi para korbannya.
Menurut CFTC, Steynberg diharuskan membayar ganti rugi sebesar US$1,73 milyar dan membayar denda uang perdata sebesar US$1,73 milyar. Total yang harus dibayarkan oleh CEO MTI adalah US$3,4 milyar.
Terungkap, hukuman yang dijatuhkan oleh pengadilan adalah hukuman moneter sipil tertinggi yang pernah ada dalam kasus CFTC mana pun.
“Tindakan pengadilan itu sendiri dilaporkan sebagai skema penipuan terbesar yang melibatkan Bitcoin yang dibebankan dalam kasus CFTC mana pun,” ungkap Juru Bicara CFTC.
Steynberg sebelumnya tinggal di Afrika Selatan dan telah beberapa kali menghadapi tuduhan menjalankan skema ponzi Bitcoin sebelum ia kabur ke Brasil pada Desember 2020.
Tak lama setelah Steynberg meninggalkan Afrika Selatan, MTI pun dibekukan oleh lembaga berwenang setelah beberapa korban menuntut ke Pengadilan.
Sekitar satu tahun setelah kepergiannya ke Brasil, Steynberg pun ditangkap oleh penegak hukum negara ini dan sedang menanti ekstradisi ke AS atau ke Afrika Selatan.
Dalam pernyataan CFTC, Steynberg dan MTI telah gagal menjelaskan dugaan kegiatan penipuan serta gagal mematuhi aturan yang berlaku.
“Perintah menemukan bahwa Steynberg, Pendiri dan CEO Mirror Trading International Proprietary Limited (MTI), sebuah perusahaan yang saat ini dilikuidasi di Republik Afrika Selatan, bertanggung jawab atas penipuan sehubungan dengan transaksi mata uang asing (valas) ritel, penipuan oleh orang terkait dari operator kumpulan komoditas (CPO), pelanggaran pendaftaran dan kegagalan untuk mematuhi peraturan CPO,” ungkap pernyataan CFTC.
Meski beroperasi dan menargetkan korban di Afrika Selatan, MTI diketahui juga telah menerima BTC dari lebih dari 23.000 penduduk AS.
Selain itu, regulator juga menuduh MTI dan CEO-nya telah menyalahgunakan semua BTC yang mereka terima dari para korbannya.
Yang disayangkan, CFTC mengaku bahwa hukuman dari Pengadilan mungkin tidak dapat mengembalikan semua uang yang hilang karena pelaku kemungkinan tidak memiliki dana atau aset yang cukup. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.