IKLAN

Kisah Penambang Bitcoin Bertahan di Tengah Badai Koreksi

Mayoritas perusahaan penambang Bitcoin (BTC) telah menjual BTC hasil penambangan. Penambang lain seperti Marathon, Hut 8 dan Hive masih bertahan.

Lisa Liu, direktur pengembangan bisnis global F2Pool, salah satu mining pool BTC terbesar, berkata harga mesin penambang diperkirakan akan terus menurun dalam waktu dekat di tengah badai koreksi pasar aset kripto.

F2Pool mengelola 14,3 persen hash rate jaringan Bitcoin. Pada Selasa (12/07/2022) kemarin, F2Pool menerbitkan laporan terbaru industri penambangan kripto.

Penambang Bitcoin Mencoba Bertahan 

Laporan tersebut menunjukkan, berdasarkan hasil penambangan Juni 2022, mayoritas perusahaan penambangan BTC seperti Core Scientific memilih menjual BTC hasil penambangan.

Bitfarms, perusahaan penambangan BTC asal Kanada, menjual tiga ribu BTC senilai US$62 juta atau hampir 50 persen keseluruhan simpanan BTC. Penjualan tersebut dilakukan untuk mengurangi hutang pada bulan Juni.

BACA JUGA  Sentuh US$9 Ribu, Bitcoin Justru Tertekan 8,9 Persen

“Saya telah mengkaji hampir 10 penambang Bitcoin terbuka dan menemukan mereka semua secara jujur mengaku menjual BTC hasil penambangan,” tulis Liu dalam laporannya, dikutip dari Coin Telegraph.

Ia menambahkan, hasil penjualan BTC dipakai untuk mendanai biaya operasional dan menumbuhkan modal, serta mengurangi hutang dari peminjaman peralatan dan fasilitas.

Liu berkata hanya sebagian perusahaan penambang terbuka yang bertahan dengan strategi HODL. Penambang tersebut termasuk Marathon, Hut 8 dan Hive Blockchain Technologies.

Eksekutif tersebut mengungkap, harga mesin penambang ASIC merosot tajam dalam beberapa bulan terakhir. Pada awal Juni, harga mesin ASIC terbaik menurun 70 persen dari all-time high pada rentang harga US$10 ribu hingga US$18 ribu.

Liu memprediksi, harga ASIC akan terus berjatuhan. Hal tersebut dapat menyebabkan penambang yang baru bergabung tahun lalu untuk gulung tikar.

BACA JUGA  Luna Foundation Guard (LFG) Kosongkan Cadangan Bitcoin (BTC), Ada Apa?

“Saya pikir harga ASIC akan terus menurun kendati sudah merosot tajam dari harga puncak. Bila pemilik mesin tidak dapat mengamankan daya listrik dan kapasitas penambangan dengan harga bersaing, banyak pendatang baru yang bergabung tahun lalu akan terhempas,” jelas Liu.

Ia berkata hal tersebut akan menjadi skenario terburuk. F2Pool ingin semua penambang berhasil melalui musim dingin kripto yang tengah terjadi.

Pada pertengahan Juli, penghasilan penambangan Bitcoin jatuh hampir 80 persen dalam kurun waktu sembilan bulan setelah mencapai rekor US$74,4 juta pada Oktober 2021.

Penurunan tajam tersebut memicu merosotnya harga GPU secara global yang kembali menjadi murah dibeli setelah pandemi global menyebabkan kelangkaan chip. [ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait