Kisah penemuan Bitcoin senilai US$3,36 milyar di dalam kaleng popcorn terungkap dalam sidang pengadilan di AS terhadap terdakwa James Zhong. Ia mengaku telah mencuri BTC itu dari situs ilegal Silk Road tahun 2011 silam.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada Senin (7/11/2022) mengumumkan itu secara resmi di situsnya, bahwa Bitcoin ditemukan saat penggerebekan di kediaman James Zhong pada tahun 2021.
Zhong terbukti bersalah atas pasal wire fraud, dengan pidana maksimum 20 tahun penjara.
“Pemerintah AS menyita 50.676 Bitcoin atau setara dengan US$3,36 milyar [kurs ketika penggerebekan dilakukan-Red] dari kediaman Zhong di Gainesville, Georgia, 9 November 2021,” terang Departemen Kehakiman AS.
Penemuan ini merupakan kedua terbesar hingga saat ini. Sebelumnya kasus pencurian cryptocurrency juga terjadi pada tahun 2016 lalu, terhadap crypto exchange Bitfinex senilai US$3,6 milyar.
Kisah Penemuan Bitcoin yang Dicuri James Zhong
Menurut pihak berwenang, Zhong mencuri Bitcoin secara ilegal melalui situs Silk Road.
Marketplace ini merupakan dark web forum yang menyediakan obat-obatan dan barang terlarang lainnya, di mana produk ini dapat dijperjualbelikan dengan memakai crypto, utamanya BTC.
Silk Road dirilis pada 2011 lalu dan FBI akhirnya menutup website tersebut pada tahun 2013. Pendirinya, Ross William Ulbricht sekarang sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup.
“Hampir dalam satu dekade, keberadaan Bitcoin senilai lebih dari US$3,3 milyar yang hilang masih menjadi misteri, sampai ketika kami berhasil menemukannya pada tahun lalu,” ujar Damian William, Jaksa AS, dikutip dari CNBC.
Menurut Jaksa di Distrik Selatan New York itu, Zhong memanfaatkan kelemahan dari marketplace ini untuk melakukan peretasan dan mencuri Bitcoin tersebut.
Agen khusus, Charge Tyler Hatcher, mengatakan bahwa Zhong menggunakan ‘teknik yang canggih’ untuk mencuri Bitcoin dari Silk Road. Pihak berwenang memang tak membeberkan secara detil modusnya.
Pihak berwenang mengatakan, pada September 2012 Zhong membuat 9 akun bodong di Silk Road. Setelah berhasil meretas, akun tersebut ia isi dengan 200-2000 BTC untuk setiap akun.
Kemudian dia melakukan 140 transaksi dengan cepat sehingga bisa mengelabuhi sistem transaksi penarikan di marketplace tersebut. Total dana yang ia curi sekitar 50.000 Bitcoin.
Zhong kemudian mentransfer Bitcoin tersebut ke berbagai wallet yang dimilikinya. Melalui pelacakan lewat blockchain dan kerjasama dengan kepolisian, akhirnya mereka bisa memperoleh kembali 50.000 Bitcoin dari tangan Zhong.
BTC di Dalam Kaleng PopCorn
Kasus ini terbilang menarik, karena BTC yang disimpan di wallet berupa komputer mini dan disimpan di kaleng popcorn. Terkesan Zhong benar-benar memastikan lokasi wallet benar-benar tersembunyi.
“Penemuan Bitcoin lainnya juga diperoleh dari rumah Zhong yang diletakkan di dalam komputer mini berupa singleboard computer yang disimpan di dalam kaleng popcorn. Komputer itu berbalutkan selimut dan tersimpan rapi di lemari kamar mandi,” dikutip dari CNBC.
Zhong sendiri merupakan presiden dan CEO dari JZ Capital LLC yang terdaftar di Georgia pada tahun 2014.
Berdasarkan informasi dari akun LinkedIn miliknya (sekarang sudah dihapus). Bisnisnya bergerak di bidang investasi dan modal ventura.
Sedangkan di akun Facebook pribadinya (juga sudah dihapus), dia menggambarkan dirinya sebagai ahli teknologi informasi dan ahli merancang piranti lunak. Dia juga mengaku sebagai investor BTC kawakan.
Kisah pencurian Bitcoin memang kerap terjadi. Tak hanya menimpa Silk Road. Berbagai platform kripto juga menghadapi masalah yang sama.
Pada Oktober 2022, Binance juga mengalami peretasan dengan kerugian mencapai US$570 juta. Pada Maret di tahun yang sama, platform Ronin Network juga mengalami kejadian serupa dan merugi lebih dari US$600 juta.
Menurut laporan dari Chainalysis, cryptocurrency senilai US$1,9 milyar telah hilang pada Juli 2022. Setahun sebelumnya total kerugian akibat pencurian crypto juga terjadi dengan jumlah US$1,2 milyar.
Penemuan Bitcoin di kediaman Zhong adalah bukti dari kecanggihan blockchain Bitcoin itu sendiri, bahwa sifat transparansi transaksi membuat pelaku kejahatan dapat diringkus, kendati perlu waktu lama. Ini menjadi perhatian penting bagi setiap pengelola crypto exchange sebaiknya memperkuat keamanannya. [az]