Wacana soal komputer kuantum yang kelak kian mengancam dompet Bitcoin sebenarnya wacana lama. Hanya saja itu tetap penting demi pengembangan teknologi untuk menghadangnya.
Teknologi komputer kuantum sebenarnya masih di tahap awal, tetapi berbagai pemerintah dan perusahaan publik seperti Microsoft dan Google terus menggarapnya.
Dalam 10 tahun, komputer kuantum bisa jadi cukup kuat untuk meretas keamanan kriptografis yang saat ini melindungi ponsel, rekening bank serta dompet Bitcoin.
“Jika Anda memiliki komputer kuantum saat ini, dan Anda adalah pemerintah seperti Tiongkok misalnya, dalam waktu delapan tahun Anda bisa meretas dompet Bitcoin melalui blockchain-nya,” jelas Fred Thiel, CEO penambang kripto Marathon Digital Holdings yang merupakan anggota dari Dewan Tambang Bitcoin AS pimpinan Michael Saylor.
Sebab itu, pakar kriptografi di seluruh dunia berlomba-lomba menciptakan protokol enkripsi yang tahan kuantum (quantum proof).
Saat ini, sebagian besar dunia menjalankan kriptografi asimetris di mana individu memakai pasangan kunci publik dan privat untuk mengakses layanan seperti surel dan dompet kripto.
Setiap lembaga keuangan, setiap login di ponsel, berdasarkan kriptografi asimetris yang kelak dapat diretas memakai komputer kuantum, jelas Thiel.
Pasangan kunci publik-privat tersebut dipakai pengguna untuk menghasilkan tanda tangan digital (digital signature) melalui kunci privat yang dapat diverifikasi oleh siapapun yang memiliki kunci publik.
Dalam kasus Bitcoin, tanda tangan digital itu disebut Elliptic Curve Digital Signature Algorithm, dan memastikan Bitcoin hanya dapat digunakan oleh pemilik sahnya.
Jika ada pihak yang memiliki komputer kuantum, mereka bisa menebak kunci privat berdasarkan kunci publik, memalsukan tanda tangan digital dan mengosongkan dompet Bitcoin tersebut. Tetapi hal ini hanya dapat terjadi jika pakar kriptografi “hanya duduk diam”.
Rekan pendiri Castle Island Ventures Nic Carter menyoroti terobosan kuantum akan bertahap alih-alih mendadak muncul begitu saja.
Ia menilai, akan ada banyak peringatan jika komputasi kuantum mencapai tahap kecanggihan dan kematangan sehingga mengancam penggunaan kriptografi saat ini.
“Itu bukan sesuatu yang terjadi dalam semalam,” tambah Carter.
Selain itu, komunitas kriptografi sadar komputasi kuantum sedang dikembangkan dan benar-benar mengancam kripto jika tidak cepat dicarikan solusinya. Sejumlah periset sudah dalam proses membangun kriptografi tahan kuantum.
Insitut Nasional Sains dan Teknologi (NIST) telah mengerjakan standar baru bagi enkripsi yang tahan kuantum. NIST menerapkan proses seleksi untuk memilih kandidat terbaik dan menjadikannya sebagai standar.
Setelah standar kriptografi pasca-kuantum dibanding, proses migrasi massal akan dimulai.
Semua orang yang memiliki Bitcoin atau Ethereum akan memindahkan dana mereka dari identitas digital lama ke dompet atau akun baru yang diamankan memakai jenis kunci baru yang lebih aman. [cnbc.com/ed]