Konsep Dasar Wrapped Bitcoin Token, dari WBTC Hingga cbBTC Besutan Coinbase

Konsep Wrapped Bitcoin Token mendapatkan sorotan khusus belum lama ini, karena aktivitas token Wrapped Bitcoin (WBTC) mencetak rekor baru, selaras dengan pengumuman resmi bahwa Coinbase akan menerbitkan token bernilai BTC mereka (cbBTC) di blockchain Solana.

Pada 21 September 2024 lalu, perwakilan dari Coinbase, Hassan Ahmed, mengumumkan bahwa token cbBTC (Coinbase’s Wrapped BTC) akan diluncurkan dalam waktu dekat di blockchain Solana. Blockchain Solana adalah salah satu blockchain popular selain Ethereum.

Sebelumnya pada 20 September 2024 dikabarkan, bahwa aktivitas token Wrapped Bitcoin (WBTC) mencapai rekor terbaru di tengah kabar akan rilisnya token cbBTC oleh Coinbase di Solana. Hal itu disampaikan oleh Ben Sizelove, salah seorang kontributor CryptoQuant.

“Dengan dirilisnya produk wrapped bitcoin milik Coinbase (cbBTC), memantik perbincangan intens di komunitas kripto mengenai produk mana yang terbaik bagi pengguna. Sementara banyak topik seputar token ini masih jadi perdebata, termasuk soal bukti cadangan, audit, daftar hitam address, dan lain sebagainya. Jelas bahwa token Wrapped BTC (WBTC) masih menjadi raja karena aktivitas mingguan mencapai titik tertinggi sepanjang masa dan melampaui level aktivitas yang belum pernah terlihat sejak pasar bull sebelumnya,” tulisnya di CryptoQuant.

wrapped bitcoin token

Apa Itu Wrapped Bitcoin Token?

Wrapped Bitcoin Token sebagai sebuah konsep adalah istilah yang mengacu pada token kripto yang diterbitkan di blockchain lain yang merepresentasikan kripto Bitcoin (BTC) yang asli dengan rasio satu banding satu. Jadi, nilai satu unit Wrapped Bitcoin Token sama dengan nilai satu unit BTC yang asli yang ada di blockchain Bitcoin.

Sejarah Wrapped Bitcoin Token Dimulai dari WBTC

Wrapped Bitcoin Token pertama di dunia diluncurkan pada 31 Januari 2019. Proyek itu dikenal dengan nama Wrapped Bitcoin (WBTC), hasil kolaborasi antara BitGo, Kyber Network, dan Ren, tiga perusahaan besar di dunia kripto.

Mereka bermitra untuk menciptakan WBTC sebagai token berbasis blockchain Ethereum yang sepenuhnya didukung oleh cadangan Bitcoin dalam rasio 1:1. Tujuan utamanya adalah untuk membawa likuiditas Bitcoin ke jaringan Ethereum yang lebih fleksibel dan memungkinkan partisipasi dalam berbagai aplikasi DeFi yang berkembang pesat.

Dalam perjalanannya, hingga sekarang WBTC ada di blockchain lainnya, yakni di Solana, Fantom, dan Near Protocol. Bahkan WBTC hadir pula di blockchain Base, Kava, Osmosis, dan Tron.

Jadi, ketika WBTC ditransaksikan di masing-masing blockchain itu, biaya transaksi menggunakan native crypto masing-masing blockchain. Misalnya WBTC di blockchain Solana akan menggunakan kripto SOL sebagai biaya transaksinya yang dikenal sangat murah. Ini jauh sangat efisien jika dibandingkan langsung bertransaksi BTC langsung di blockchain Bitcoin.

WBTC di blockchain Solana.

Popularitas WBTC pun sangat tinggi, karena perdagangannya difasilitasi oleh beragam CEX dan DEX besar, khususnya di pasar spot dengan beragam pair, tetapi minim di pasar derivatif, baik futures ataupun perpetual.

Pihak pengembang WBTC pun menggandeng semakin banyak mitra selain mitra pendiri di awal, seperti Switcheo, RadarRelay, Maker, GOPAX dan lain sebagainya. Total mitra saat ini berjumlah 74.
wrapped bitcoin token

Demi Transparansi, WBTC Rp14,8 Triliun Pakai Teknologi Chainlink

cbBTC Token BTC Besutan Coinbase

WBTC bukanlah satu-satunya bentuk dari Wrapped Bitcoin Token atau tokenized Bitcoin yang ada. Sebagai respons terhadap meningkatnya minat terhadap token bernilai BTC ini, muncul pula solusi dari berbagai platform lain, salah satunya adalah cbBTC dari crypto exchange asal AS, Coinbase. Ini diluncurkan kali pertama pada 13 September 2024 lalu.

Apa Itu cbBTC?

cbBTC atau Coinbase Wrapped Bitcoin, diperkenalkan sebagai Wrapped Bitcoin Token oleh Coinbase, salah satu platform perdagangan kripto terbesar di dunia.

Sama seperti WBTC, cbBTC adalah token yang merepresentasikan Bitcoin dengan rasio 1:1 dan dapat digunakan di blockchain Ethereum dan Base (blockchain Layer-2 besutan Coinbase).

Tujuan utamanya adalah untuk mempermudah pengguna Coinbase dalam memanfaatkan BTC di berbagai aplikasi DeFi. Perluasan token ini kelak lewat penerbitan di blockchain Solana yang memiliki aktivitas DeFi yang luas. Rincian cbBTC dapat dibaca di whitepaper ini.

Namun demikian, token bernilai kripto nomor satu ini mendapatkan kritik dari komunitas. Dilansir dari Bitcoin News, Coinbase belum mengungkapkan address Bitcoin yang menjadi aset dasar token itu.

Bitgo memang terus mendominasi pasar dengan 153.000 WBTC yang beredar, diperkuat oleh serangkaian langkah strategis yang bertujuan untuk mempertahankan keunggulannya. Seperti yang ditunjukkan Cryptoquant, Bitgo telah bekerja sama dengan Bit Global, platform penyimpanan teregulasi yang berbasis di Hong Kong, untuk meningkatkan keamanan WBTC dan mengembangkan jejaknya di pasar Asia. Selain itu, integrasi WBTC Bitgo dengan blockchain Tron, yang terkenal dengan ekosistem stablecoin-nya, diharapkan dapat semakin memperluas pengaruhnya.

Minting dan Burning

Proses pencetakan atau penerbitan (minting) dan penghancuran atau pemusnahan (burning) dalam dunia Wrapped Bitcoin Token sangat penting dipahami. Proses yang berlangsung transaparan di blockchain ini untuk menjaga kepercayaan dan transparansi.

Jadi, ketika token WBTC atau cbBTC diterbitkan (minting), maka Bitcoin (BTC) asli yang direpresentasikan oleh token tersebut disimpan oleh pihak yang disebut custodian—seperti BitGo atau Coinbase—di dalam wallet yang aman. Custodian ini akan memastikan bahwa Bitcoin tersebut dijaga dengan ketat, baik dalam bentuk cold storage atau penyimpanan lainnya. Dalam hal WBTC di blockchain Base, data kustodiannya bisa dibaca di laman ini.

Jumlah Wrapped Bitcoin Token yang diterbitkan itu dipastikan sama dan setara dengan jumlah Bitcoin yang disimpan dicatatkan menggunakan smart contract (kode program khusus yang berjalan di blockchain). Token ini kemudian dapat digunakan di berbagai aplikasi DeFi yang berbasis Ethereum atau blockchain yang mendukung.

Sebaliknya, ketika pengguna ingin mengembalikan WBTC atau cbBTC ke bentuk Bitcoin asli, sistem akan melakukan pemusnahan (burn) terhadap token tersebut. Begitu token musnah dari sirkulasi, maka Bitcoin asli dilepaskan dari penyimpanan dan dikirim kembali ke akun pengguna.

Proses ini, yang dikendalikan oleh smart contract, diaudit secara ketat untuk memastikan keamanannya. Coinbase, misalnya, mengklaim melakukan audit rutin terhadap smart contract cbBTC yang melibatkan beberapa pihak dalam pengelolaan untuk menjaga keamanan Bitcoin aslinya.

cara kerja wrapped bitcoin token

Risiko Laten di Smart Contract

Meskipun Wrapped Bitcoin Token menawarkan banyak manfaat dan segala kemudahan, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah risiko pada smart contract. Baik WBTC maupun cbBTC bergantung pada smart contract yang diklaim cerdas yang mengelola proses minting dan burning. Meskipun program itu telah diaudit secara ketat, ada kemungkinan risiko yang muncul jika terjadi celah keamanan yang tidak terduga.

Selain itu, ada juga risiko volatilitas harga. Harga WBTC dan cbBTC memang tidak selalu persis sama dengan Bitcoin asli di semua bursa, tergantung pada likuiditas dan permintaan di pasar. Pengguna harus waspada terhadap perbedaan harga ini.

Selain itu, seperti yang disebutkan di atas, ada kritik terhadap cbBTC karena kurangnya transparansi soal informasi cadangan BTC asli untuk menjamin nilai token mereka itu.

Wrapped Bitcoin Token, baik itu WBTC maupun cbBTC, adalah inovasi yang memungkinkan Bitcoin masuk ke blockchain yang berbeda dan banyak, seperti Ethereum, Solana hingga blockcain Base.

Dengan sistem yang transparan dan didukung oleh cadangan Bitcoin yang asli, Wrapped Bitcoin Token memberikan fleksibilitas bagi pengguna kripto untuk memanfaatkan aset mereka dalam ekosistem DeFi. Baik untuk likuiditas, jaminan, atau partisipasi dalam aplikasi DeFi, token jenis ini membuka peluang baru bagi pemilik BTC. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait