Tim Berners-Lee membela keputusannya melelang source code World Wide Web (WWW) ciptaannya dalam bentuk NFT (Non-Fungible Token). Penawaran sementara mencapai US$2,8 juta.
World Wide Web (lazim disingkat dengan www atau web) adalah salah satu penemuan terpenting dalam peradaban manusia yang memudahkan kita berselancar di Internet menggunakan program bernama “browser“.
Untuk itu Tim Berners-Lee sang penciptanya sangat berjasa. Kode sumber (source code) program itu memang tak didaftarkan patennya agar ia mendapatkan royalti.
Jadilah kode program itu bisa diakses secara terbuka sejak ia diciptakan pada tahun 1980-an. Berdasarkan kode program itulah lahir beragam browser popular yang kita kenal saat ini.
Hingga suatu ketika, pekan lalu, Tim Berners-Lee sekarang sudah berusia uzur, memutuskan melelang ciptaannya itu, tetapi dalam bentuk NFT, bukan menjual source code-nya itu secara langsung.
Keputusan itu terhitung cukup kontroversial, khususnya yang tidak memahami konsep dasar NFT.
Bagi yang menentang, memandang itu sekadar cari keuntungan dan tidak etis karena source code itu sejak dulu sudah jadi milik publik.
Bahwa NFT pada dasarnya bak sertifikat yang mewakili atau merepresentasikan sebuah objek tertentu.
Dalam hal ini NFT atas kode program World Wide Web mewakili sejumlah gambar yang menerangkan sejarah pembuatannya, termasuk gambar beberapa baris kodenya dan lain sebagainya.
Nah, jadi NFT fungsi sentralnya adalah memastikan, bahwa memang benarlah Tim Berners-Lee sang penciptanya dan dialah yang menerbitkan NFT itu.
Lalu, karena NFT (juga berupa kode program menggunakan smart contract) tercatat di blockchain, maka sifatnya kekal alias permanen. Dia akan terus bersemayam di dunia maya dan mudah dilacak kapan dan di mana saja.
Sedangkan semua file gambar dan video disimpan terpisah di jaringan penyimpanan data peer-to-peer bernama IPFS (Interplanetary File System).
Smart contract tetap terkoneksi dengan file itu lewat “sidik jadi digital” disebut “hash“.
Lelang akan diperantarai oleh rumah lelang ternama Sotheby’s yang berakhir hingga 30 Juni 2021 nanti.
Ini Sanggahan Tim Berners-Lee
Menanggapi kebingungan publik soal keputusannya itu, ia menyamakan lelang itu seperti penjualan buku yang mencantumkan tanda tangan sang penulis. Jadi, buku itu lebih terasa istimewa.
“Menurut saya ini sangat sesuai dengan nilai-nilai web yang bebas dan terbuka. Memang tak ada royalti pada kode dan protokol inti di web, sehingga Anda tak perlu membayar ketika mengklik tautan apapun. Yang saya lakukan bukanlah menjual web itu,” jelas Berners-Lee kepada The Guardian, Rabu (23/6/2021).
Bidding continues in our dedicated auction for the ultimate digitally-born artefact. Click on the link below to follow the sale.#ThisChangedEverythinghttps://t.co/BKuqLvSCWD
— Sotheby's (@Sothebys) June 25, 2021
Ia menambahkan ia tidak menjual kode sumber aslinya, melainkan gambar yang ia buat sendiri dengan program Python yang menampilkan kode asli dan ditandatanganinya. Itu juga menampilkan bagaimana kode itu jika ditempelkan di dinding sebagai sebuah poster.
Berners-Lee mengatakan menjual NFT sebuah poster mirip dengan menjual buku. Ia melakukan hal-hal yang melibatkan uang, tetapi web tetap bebas dan terbuka dipakai dan harus diperjuangkan agar tetap bebas.
Pihak Sotheby’s memang belum menghitung perkiraan penjualan untuk NFT tersebut. Harga lelang akan dibuka mulai US$1.000. Uang hasil lelang akan diserahkan sepenuhnya ke sejumlah organisasi yang dikelola oleh Lee dan istrinya. Beberapa organisasi masih terkait soal web. [ed]