Korea Selatan Bersiap Luncurkan Uji Coba CBDC Bulan Depan

Bank of Korea (BOK) dilaporkan akan segera meluncurkan uji coba mata uang digital bank sentral (CBDC) pada April hingga Juni 2025. Langkah ini menjadi salah satu upaya paling ambisius dalam pengembangan sistem pembayaran digital berbasis blockchain.

CBDC Korea Selatan Masuki Tahap Uji Coba

Dilansir dari laporan The Korea Times pada 18 Maret 2025, proyek mata uang digital bank sentral (CBDC) yang diberi nama proyek Hangang akan segera memasuki tahap pilot. Dalam uji coba ini, peserta akan berkesempatan melakukan transaksi menggunakan token digital yang dikonversi dari aset mereka.

“Sekitar 100.000 peserta akan memiliki kesempatan untuk mengonversi simpanan bank mereka menjadi token digital untuk transaksi sehari-hari,” sebagaimana dilaporkan oleh The Korea Times.

Para peserta dapat menggunakan token digital ini untuk berbagai transaksi, seperti berbelanja di kedai kopi ataupun online shop. Pada tahap awal, proyek CBDC ini akan bekerja sama dengan tujuh bank besar, yaitu KB Kookmin, Shinhan, Hana, Woori, NH NongHyup, BNK Busan Bank, dan Industrial Bank of Korea.

Setelah Bank of Korea (BOK) menerbitkan CBDC, bank-bank yang tergabung dalam proyek ini akan mengeluarkan token pembayaran dengan nilai setara. Setiap individu dapat mengonversi saldo mereka dan menggunakannya melalui QR Code di aplikasi perbankan.

Untuk mengendalikan dan mengoptimalkan hasil proyek Hangang, BOK menetapkan batas saldo maksimal per peserta, dengan total transaksi kumulatif hingga 5 juta won.

“Batas kepemilikan token deposito per orang akan ditetapkan sebesar 1 juta won (US$689,23), dengan batas total transaksi sebesar 5 juta won selama periode uji coba,” sebagaimana tercantum dalam laporan tersebut.

Pembatasan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas serta mengamati bagaimana sistem pembayaran mata uang digital bank sentral yang dirancang oleh mereka dapat berfungsi dalam lingkungan nyata.

Pejabat BOK menyatakan bahwa sistem dalam tahap uji coba proyek Hangang memungkinkan setiap pesertanya untuk dapat menerima pembayaran secara real-time, sehingga meningkatkan efisiensi transaksi.

“Pembayaran dengan token deposito akan memungkinkan pedagang menerima penyelesaian secara real-time. Dengan meminimalkan perantara dalam proses pembayaran, biaya transaksi diharapkan dapat berkurang,” ungkap perwakilan BOK.

Dengan demikian, CBDC berpotensi menjadi salah satu solusi alternatif yang efisien bagi sistem pembayaran di Korea Selatan.

Adopsi yang Terus Meningkat

Adopsi mata uang digital bank sentral kini semakin meluas di berbagai negara, tidak hanya di Korea Selatan. Menurut laporan sebelumnya, pada akhir tahun 2024, Indonesia telah mengumumkan proyek CBDC-nya yang diberi nama Project Garuda.

CBDC Indonesia di Depan Mata? Ini Perkembangannya!

Sementara itu, Rusia juga tengah bersiap memasuki tahap selanjutnya, dengan sekitar 15 bank yang akan berpartisipasi dalam tahap uji coba. Di sisi lain, Israel baru-baru ini merilis dokumen awal terkait rencana penerbitan mata uang digital bank sentral mereka, yang disebut Digital Shekel.

Dengan langkah yang diambil oleh pemerintah Korea Selatan dalam pengujian CBDC, negara ini berpotensi besar untuk menjadi salah satu pionir di Asia dalam penerapan mata uang digital bank sentral. 

Proyek Hangang bukan sekadar eksperimen teknologi biasa, melainkan salah satu strategi penting untuk menguji kelayakan CBDC dalam sistem keuangan modern.

Keberhasilan uji coba yang dilakukan oleh bank sentral Korea Selatan dapat menjadi panduan bagi negara lain yang tengah mempertimbangkan adopsi mata uang digital serupa. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait