Korea Selatan Pimpin Adopsi Kripto Asia Timur, XRP Jadi Kripto Popular

Korea Selatan menjadi pemimpin dalam adopsi kripto di Asia Timur, dengan nilai transaksi kripto mencapai US$130 miliar antara Juli 2023 hingga Juni 2024. Negara ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil dalam nilai transaksi, menjadi pusat utama bagi investor kripto di kawasan tersebut. Salah satu kripto terpopular di Negeri Ginseng itu adalah XRP.

Seperti wilayah lain, bursa terpusat (centralized exchange/CEX) mendominasi aktivitas perdagangan kripto di Korea Selatan, menyumbang lebih dari 64,7 persen dari total transaksi. Sebagian besar transaksi ini berasal dari transfer bernominal besar yang menunjukkan keterlibatan investor profesional dan institusi.

“Minat publik terhadap kripto telah meningkat secara signifikan, terutama setelah Bitcoin melampaui US$70.000 pada Januari 2024,” ungkap salah satu pimpinan bursa kripto di Korea Selatan dalam laporan Chainalysis.

Salah satu alasan utama di balik pertumbuhan pesat ini adalah ketidakpercayaan terhadap sistem keuangan tradisional.

“Ketidakstabilan dan ketidakpercayaan pada sistem keuangan tradisional mendorong investor untuk mencari alternatif, dengan kripto muncul sebagai pilihan utama. Adopsi blockchain oleh perusahaan besar seperti Samsung juga memperkuat pandangan bahwa kripto adalah investasi yang aman,” lanjut pimpinan bursa tersebut.

Korea Selatan Uji Coba Pembayaran Kopi Pakai XRP di Kafe

Di Korea Selatan, perdagangan kripto sangat dipermudah oleh infrastruktur digital yang canggih. Negara ini dikenal sebagai pusat teknologi global, dengan akses mudah ke perdagangan aset digital melalui aplikasi ponsel dan komputer. Ini membuat publik semakin tertarik untuk berpartisipasi dalam pasar kripto.

“Sebagai negara teknologi terkemuka, Korea Selatan memungkinkan perdagangan aset digital lebih cepat dan mudah. Ini membantu menarik minat publik untuk terlibat dalam investasi kripto,” jelas seorang pimpinan bursa lainnya.

Minat masyarakat tidak hanya terbatas pada Bitcoin, tetapi juga altcoin dan stablecoin. Altcoin, yang sebagian besar diperdagangkan menggunakan Won Korea (KRW), mencatat arus keluar yang lebih tinggi ke bursa global dibandingkan aset kripto lainnya.

Selain altcoin, Bitcoin menjadi mata uang kripto kedua yang paling sering diperdagangkan dengan won. Arus keluar stablecoin juga meningkat sejak Desember 2023, bertepatan dengan hadirnya USDT di bursa kripto besar di Korea Selatan seperti Coinone dan Bithumb.

korea selatan

XRP Popular di Korea Selatan Sejak 2017

Ripple (XRP) adalah salah satu aset kripto yang paling popular di Korea Selatan sejak 2017, terutama karena kecepatan transaksinya yang hanya membutuhkan dua detik.

“Ripple sangat popular di Korea Selatan sejak 2017 ketika diharapkan untuk menggantikan sistem pengiriman uang internasional SWIFT. Kecepatan transfernya yang luar biasa cepat dan dengan biaya transaksi yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem blockchain Bitcoin dan Ethereum, membuatnya semakin menarik bagi investor Korea Selatan,” ungkap seorang pimpinan bursa lainnya.

Indonesia Naik ke Peringkat ke-3 di Dunia untuk Adopsi Aset Kripto

Selain itu, fenomena kimchi premium—di mana harga kripto di Korea lebih tinggi dibandingkan pasar global—juga mendorong banyak trader untuk mencari peluang arbitrase.

Kimchi premium terjadi karena permintaan kripto di Korea lebih tinggi dibandingkan pasar global, dan fenomena ini sangat populer di kalangan trader, terutama saat kondisi pasar sedang fluktuatif,” kata pimpinan bursa. Fenomena ini melonjak tajam pada Maret 2024 ketika Bitcoin mencapai rekor tertinggi baru.

Ripple dan XRP Tumbuh Pesat, Siap Tantang Dominasi SWIFT!

Pertumbuhan pasar kripto di Korea menunjukkan bahwa negara ini tidak hanya menjadi pusat perdagangan regional, tetapi juga pemimpin dalam inovasi kripto. Minat yang terus meningkat pada altcoin dan stablecoin, didukung oleh infrastruktur teknologi dan kemudahan akses, menjadikan Korea Selatan sebagai contoh utama dalam adopsi kripto di Asia Timur.

Dengan regulasi yang mendukung dan adopsi blockchain yang semakin luas, Korea Selatan diprediksi akan terus memimpin dalam pasar kripto global.

Sebelumnya dilaporkan oleh Chainalysis, bahwa Indonesia berada di tempat ke-3 di dunia untuk urusan adopsi aset kripto. Indonesia berada di bawah India dan Nigeria. Sedangkan Korea Selatan berada di peringkat ke-19 dari total 20 peringkat yang dipaparkan.

Tahun ini, Indonesia berhasil naik ke peringkat ketiga dalam hal adopsi aset kripto, mengalami peningkatan yang sangat pesat dibandingkan tahun sebelumnya, di mana Chainalysis melaporkan bahwa pada 2023, Indonesia berada di posisi ketujuh.

Laporan tersebut juga menunjukkan adanya lonjakan signifikan dalam aktivitas adopsi kripto global, terutama sejak kuartal terakhir 2023 hingga kuartal pertama 2024. Nilai total aktivitas kripto global bahkan telah melampaui level tertinggi yang pernah tercapai selama bull market tahun 2021. Pertumbuhan ini terlihat merata di seluruh lapisan pendapatan, meskipun aktivitas di negara-negara berpenghasilan tinggi menurun sejak awal 2024.

Poin lain yang diungkapkan adalah bahwa adopsi aset kripto kini tidak hanya didominasi oleh negara-negara berpenghasilan tinggi. Sebaliknya, negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah semakin memainkan peran penting dalam adopsi kripto, memperkuat posisi kripto sebagai solusi alternatif terhadap tantangan keuangan tradisional di berbagai wilayah dunia. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait