Kripto Pi Network kembali menjadi sorotan. Setelah sekian lama membangun komunitas besar berbasis aplikasi mining berbasis ponsel, gelombang ketidakpercayaan kini kembali menghantam proyek tersebut.
Penurunan tajam harga token Pi Network yang mencapai lebih dari 50 persen dalam sepekan terakhir memicu tuduhan serius dari anggota komunitasnya, termasuk dugaan rug pull oleh tim pengembang.
Pengembang Token Pi Network Melakukan Rug Pull?
Salah satu pemicu utama kekacauan ini datang dari pernyataan Dr. Picoin, figur yang cukup dikenal di komunitas kripto Pi Network. Ia menuduh bahwa tim pengembang telah melakukan penjualan dalam jumlah besar saat harga Pi melonjak tajam.
“Tim Inti menjual puluhan juta, bahkan mungkin ratusan juta Pi saat harga berada di puncaknya — semuanya dilakukan ketika komunitas sedang terdistraksi oleh pengumuman dan ilusi kemajuan,” tegasnya di X, Sabtu (17/05/2025).
Tudingan tersebut semakin mendapat perhatian setelah muncul data on-chain yang memperlihatkan perpindahan 12 juta token Pi Network dalam kurun waktu 48 jam terakhir dari dompet yang diduga terkait dengan tim inti.

Namun, klaim itu tidak diterima begitu saja oleh seluruh komunitas. Akun Pinewszone di X membantah keras dan menjelaskan bahwa dompet yang dimaksud adalah wallet distribusi resmi, digunakan untuk migrasi otomatis saldo milik para pengguna ke mainnet.
“Jangan termakan informasi palsu. Core Team tidak menjual kripto Pi Network—kalian hanya sedang diarahkan untuk panik dan menjual murah,” tulis akun tersebut, mencoba meredam spekulasi yang sudah menyebar, Sabtu (17/05/2025).
Sayangnya, ketidakpastian semakin membesar karena sikap diam yang diambil oleh Pi Core Team. Di tengah isu serius seperti ini, minimnya klarifikasi justru memberi ruang bagi spekulasi dan memperkuat rasa tidak percaya di kalangan pioneers.
Harga Koin Pi Anjlok 50 Persen, Apa yang Terjadi?
Berdasarkan data dari platform CoinMarketCap, kripto Pi Network sempat menyentuh harga tertinggi sebesar US$1,60 pada 12 Mei, sebelum kemudian turun drastis ke kisaran US$0,7—mencerminkan penurunan lebih dari 50 persen.

Banyak pengguna yang awalnya sangat menantikan pengumuman dari tim pengembang, yang mereka kira akan menjadi peluncuran mainnet secara penuh. Namun, kenyataannya, yang diumumkan hanyalah peluncuran Venture Fund senilai US$100 juta.
Kekecewaan pun tak terhindarkan. Komunitas yang sudah lama menunggu realisasi mainnet dan implementasi aplikasi terdesentralisasi (dApps) kembali harus bersabar tanpa kepastian jelas.
Situasi ini diperparah dengan turunnya volume perdagangan token Pi Network. Volume yang semula mencapai puncak sebesar US$2,03 miliar pada 13 Mei, kini anjlok drastis menjadi sekitar US$324 juta.
Penurunan volume ini juga menunjukkan bahwa banyak pemegang koin Pi tampaknya lebih memilih menjualnya daripada terjebak dalam spekulasi atas pergerakan harga Pi yang semakin tidak menentu.
Baca juga: Mau Kripto Gratis? Coba Airdrop Testnet Sekarang!
Apa Masih Ada Harapan untuk Pi Network?
Di dunia kripto, kepercayaan adalah segalanya. Bukan hanya soal teknologi atau visi besar, tapi juga soal bagaimana tim membangun transparansi dan menjaga komitmen. Dalam kasus kripto Pi Network, tanda tanya besar kini menggantung: ke mana arah proyek ini sebenarnya?
Setelah bertahun-tahun menanti, komunitas mulai lelah menunggu. Tuduhan soal insider trading, absennya klarifikasi dari pihak pengembang, dan pengumuman yang dianggap kurang relevan membuat banyak pengguna merasa ditinggalkan.
Mulai Dilirik oleh Penambang, Benarkah Proyek Pi Network Akan Untung Besar?
Meski begitu, ini bukanlah akhir. Komunitas masih besar dan potensi koin Pi masih belum hilang. Kini, bola ada di tangan tim pengembang token Pi Network, apakah mereka akan meredakan kegelisahan publik atau membiarkan keraguan terus berkembang? [dp]