Pasar kripto kembali mengalami tekanan setelah sebelumnya menghadapi berbagai tantangan. Kebijakan Trump yang baru saja menerapkan tarif terhadap beberapa komoditas penting berdampak signifikan pada sentimen pasar.
Dampak Kebijakan Baru Trump terhadap Pasar Kripto
Dalam laporan yang dirilis oleh Associated Press pada 9 Februari 2025, Donald Trump menjelaskan kebijakan moneter AS yang mengungkapkan bahwa semua baja dan aluminium yang masuk akan dikenakan tarif.
“Setiap baja yang masuk ke Amerika Serikat akan dikenakan tarif sebesar 25 persen,” jelas Trump.
Selain itu, ia juga mengumumkan rencana penerapan kebijakan tarif baru sebagai timbal balik terhadap negara-negara yang mengenakan biaya impor tinggi atas barang-barang AS.
“Jika mereka mengenakan tarif 130 persen kepada kami sementara kami tidak mengenakan apa pun kepada mereka, itu tidak akan bertahan lama,” ujar Trump.
Setelah pengumuman ini, pasar kripto mengalami penurunan tajam sebelum akhirnya pulih sebagian. Berdasarkan data terakhir dari CoinMarketcap, harga Bitcoin sebelumnya sempat merosot ke level US$94.000 sebelum kembali menembus level US$97.700.
Selain BTC, Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga ke level US$2.600, sementara XRP dan Dogecoin (DOGE) menjadi cryptocurrency lainnya yang paling terdampak oleh kebijakan Trump, masing-masing turun diatas 2 persen.
Kapitalisasi pasar kripto global turun dari US$3,15 triliun dan sempat anjlok hingga ke level US$3,10 triliun sebelum akhirnya pulih ke atas US$3,13 triliun. Penurunan ini terjadi setelah pasar merespons kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Trump, yang memicu aksi jual.
Crypto Fear & Greed Index tetap berada di zona fear dengan skor rata-rata 35 dari 100 setelah pengumuman tersebut. Sentimen pasar yang negatif mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak jangka panjang kebijakan tarif.
Ekspektasi Meningkatnya Inflasi AS
Selain kebijakan Trump yang berkaitan dengan tarif tersebut, tekanan terhadap pasar kripto juga dipicu oleh meningkatnya ekspektasi inflasi di AS.
Dilansir dari laporan sebelumnya, survei mengungkapkan bahwa proyeksi inflasi AS untuk tahun depan mengalami lonjakan yang signifikan, menambah kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Ekspektasi Inflasi Meroket, Bagaimana Nasib Kripto ke Depan?
Kenaikan ekspektasi inflasi AS ini berdampak buruk pada sentimen pasar secara keseluruhan. Indeks sentimen konsumen juga terlihat menurun dan mencapai level terendah sejak Juli tahun lalu.
Ketika kepercayaan konsumen melemah, aset berisiko seperti saham dan crypto cenderung ikut terkena dampaknya.Jika inflasi terus meningkat, Federal Reserve kemungkinan akan menunda pemangkasan suku bunga atau bahkan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Selain kebijakan tarif, sentimen negatif terhadap pasar kripto juga dipicu oleh kekhawatiran investor yang mengandalkan kebijakan moneter longgar untuk mendukung pertumbuhan aset spekulatif.
Arah Pasar Kripto: Bullish atau Bearish?
Dengan ketidakpastian ekonomi yang meningkat, pasar kripto kini berada dalam fase krusial. Apakah kebijakan Trump bisa menjadi peluang untuk akumulasi, atau malah sinyal untuk bersiap menghadapi koreksi lebih dalam?
Memahami Bullish dan Bearish dalam Pasar Kripto dan Cara Menghadapinya
Beberapa analis menilai bahwa jika Bitcoin mampu bertahan di atas level psikologis tertentu, tren bullish masih memiliki peluang untuk berlanjut. Namun, jika tekanan jual meningkat akibat kebijakan tarif baru dan keputusan The Fed, skenario bearish bisa lebih dominan dalam beberapa bulan ke depan.
Kesimpulannya, lonjakan ekspektasi inflasi dan ketidakpastian kebijakan moneter AS menjadi faktor utama yang mengguncang pasar kripto saat ini. Investor diharapkan lebih berhati-hati dalam menghadapi volatilitas yang kemungkinan masih akan berlanjut dalam waktu dekat. [dp]