Contoh Header Banner Blockchainmedia

Kripto Terkoreksi, Saatnya Belanja Lagi?

Pasar kripto terkoreksi tajam hari ini dalam 24 jam terakhir, di antaranya AVAX dan PEPE. Namun presale BlockDAG terlihat tangguh karena semakin banyak peminat baru.

Pasar aset digital kembali menunjukkan gejala ketidakstabilan, dengan banyak kripto terkoreksi dalam 24 jam terakhir sebesar rata-rata 2,46 persen. Meski koreksi ini belum tergolong ekstrem, kondisi tersebut cukup mengguncang sebagian investor. Dominasi Bitcoin masih kokoh di level 63,1 persen, sedangkan Ethereum berada di angka 9,5 persen. Indeks Fear & Greed mencatatkan angka 61 dari 100, mencerminkan pasar yang masih berada dalam zona optimistis. Namun, ketika kripto terkoreksi, pertanyaannya tetap sama: apakah ini waktu yang tepat untuk akumulasi alias belanja lagi?

Kapitalisasi pasar global kripto saat ini berada di angka US$3,35 triliun, meskipun volume transaksi harian cukup tinggi di US$184,7 miliar. Ini menunjukkan bahwa meski kripto terkoreksi, arus dana tetap besar. Tercatat ada lebih dari 16,34 juta aset kripto tersebar di 821 crypto exchange global, memperlihatkan betapa luasnya spektrum perdagangan yang terpengaruh oleh dinamika ini.

Dalam konteks ini, ketika kripto terkoreksi mungkin adalah sebagai peluang, bukan ancaman. Presale BlockDAG, misalnya, mendapatkan perhatian karena infrastruktur teknologinya yang inovatif. Sementara AVAX dari Avalanche menunjukkan daya tahan fundamental yang kokoh, berkat penguatan ekosistem DeFi serta kemitraan baru yang strategis.

Tidak hanya itu, token PEPE yang berjenis meme juga mengalami efek dari situasi di mana kripto terkoreksi. Walau volatilitasnya tinggi dan risikonya besar, sejumlah spekulan justru melihat peluang keuntungan dari pergerakan ekstrem yang ditunjukkan token ini.

Biaya transaksi Ethereum yang rendah di 1,43 Gwei turut mendorong trader untuk melakukan rebalancing portofolio, menandakan bahwa pasar tetap aktif meski kripto terkoreksi. Bahkan, dalam tren naik besar, koreksi seperti ini bisa menjadi bagian normal dari pergerakan harga jangka panjang.

Apakah koreksi saat ini menjadi pertanda untuk masuk kembali ke pasar? Jawabannya bervariasi tergantung strategi masing-masing investor. Yang pasti, baik ritel maupun institusi terus mengawasi ketat dinamika saat kripto terkoreksi, seraya bersiap untuk siklus berikutnya di tahun ini.

Gelombang Korporat Masuk Bitcoin, Awal Siklus atau Perangkap?

BlockDAG Melesat di Tengah Kripto Terkoreksi

Proyek BlockDAG justru melaju pesat walaupun pasar kripto terkoreksi. Harga presale-nya kini hampir menyentuh batas US$0,0018 dan akan segera berakhir pada 13 Juni 2025. Penggalangan dana mencapai US$276 juta, dan 21,3 miliar koin BDAG telah terjual. Berdasarkan informasi dari situs resminya, harga listing resminya di bursa dipatok pada US$0,05—berpotensi memberi return hingga 2.520 persen bagi investor awal.

Tidak seperti banyak proyek lain yang baru sebatas konsep, BlockDAG mengklaim sudah memiliki testnet aktif dan berbagai no-code tools untuk membuat smart contract. Aplikasi mining seluler X1 mereka juga telah menjaring lebih dari 1 juta pengguna aktif.

Keunggulan arsitektur hybrid BlockDAG memadukan DAG dan PoW, serta kompatibilitas dengan Ethereum Virtual Machine, dan sudah dilengkapi dengan blockchain explorer, token generator app, dan sistem peluncuran dApp secara real-time.

BlockDAG bahkan mengaku mulai mengirimkan sebanyak 17.000 unit mining hardware ke berbagai negara. Di tengah situasi di mana kripto terkoreksi, langkah seperti ini memperkuat daya tarik proyek di mata investor jangka panjang.

Konfirmasi listing BDAG di bursa besar seperti MEXC, BitMart, dan Coinstore memberi sentimen positif tambahan. Acara peluncuran bertajuk “GO LIVE Reveal” akan menjadi penentu besar dalam pergerakan BDAG setelah masa presale.

Proses presale BDAG dan rencana listing
Proses presale BDAG dan rencana listing di beberapa crypto exchange global.

Harga AVAX Tertekan 9,2 Persen

AVAX ikut mengalami tekanan dengan penurunan 9,2 persen dalam 24 jam, seiring kondisi kripto terkoreksi secara luas. Penurunan harga Bitcoin sebesar 1,94 persen di bawah US$106 ribu menjadi pemicu utama. Altcoin seperti AVAX pun ikut terseret arus jual.

Indeks Altcoin Season berada di skor 19—menandakan musim Bitcoin masih mendominasi. Data teknikal menunjukkan AVAX gagal bertahan di atas US$22,93 dan menembus di bawah EMA 50 hari. RSI yang berada di 40,25 menandakan masih adanya tekanan lanjutan. Ketika kripto terkoreksi, titik-titik teknikal seperti ini menjadi penentu penting bagi strategi investasi.

Meski begitu, ada perkembangan positif dari sisi fundamental. Proyek tokenisasi properti di New Jersey serta integrasi blockchain dengan FIFA tetap jadi sorotan. Namun, dalam situasi di mana kripto terkoreksi, investor tampaknya lebih fokus pada risiko jangka pendek daripada prospek jangka panjang.

Peluncuran dana khusus Avalanche oleh VanEck pada Juni 2025 mungkin bisa menjadi katalis baru. Tapi untuk saat ini, AVAX harus menghadapi tekanan yang mencerminkan kondisi kripto terkoreksi secara menyeluruh.

Kinerja AVAX dalam setahun terakhir.

PEPE Turun Tajam 11,8 Persen

Token PEPE anjlok 11,8 persen, menjadi salah satu token yang paling terdampak saat kripto terkoreksi. Gagal menembus resistensi teknikal dan tekanan dari whale menjadi penyebab utama. Kapitalisasi pasar global pun turun 1,94 persen atau sekitar US$65 miliar hanya dalam sehari.

PEPE gagal bertahan di atas US$0,00001508 dan kini menguji support level penting. RSI dan MACD menunjukkan momentum negatif. Volume perdagangan yang menurun juga mengindikasikan berkurangnya keyakinan beli.

Kinerja PEPE dalam setahun terakhir.

Sementara itu, data on-chain dari Nansen menunjukkan akumulasi oleh smart money hingga 128 persen selama Mei, tetapi aksi ambil untung dari whale seperti “James Wynn” menimbulkan tekanan jual baru. Ketika kripto terkoreksi, pergerakan whale semacam ini kerap mempercepat penurunan harga.

Whale Trader Untung Rp407 Miliar dari PEPE

Saldo PEPE di bursa yang meningkat menjadi 252,6 triliun unit dalam dua hari terakhir memperkuat tekanan tersebut. Kondisi ini menandakan bahwa saat kripto terkoreksi, token berisiko tinggi seperti PEPE cenderung mengalami gejolak lebih besar.

Kondisi pasar saat ini menggambarkan dinamika yang kompleks. Meski kripto terkoreksi dalam beberapa hari terakhir, tetap ada proyek-proyek yang menunjukkan ketahanan bahkan pertumbuhan, seperti BlockDAG.

Sementara itu, aset lain seperti AVAX dan PEPE harus menghadapi tekanan jangka pendek yang tajam. Koreksi bukanlah hal baru dalam dunia kripto—justru sering kali menjadi bagian dari siklus pasar yang sehat. Namun, keputusan untuk membeli atau menunggu harus didasarkan pada analisis yang matang, bukan sekadar dorongan emosional. Dalam setiap siklus di mana kripto terkoreksi, selalu ada peluang tersembunyi bagi mereka yang jeli membaca pasar. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait