IKLAN

Kripto Yuan Bisa Kalahkan Dolar AS Jika Libra Ditendang

Para analis dari RBC Capital Markets berpendapat penghambatan Libra oleh Amerika Serikat bisa membuka peluang lebih besar bagi uang digital bank sentral (CBDC/Central Bank Digital Currency) Tiongkok mendominasi di pasar negara berkembang. Negeri Tirai Bambu itu memang sudah membuat versi digital mata uang yuan berbasis teknologi blockchain.

Analis meyakini, setelah Facebook mengumumkan rencana stablecoin Libra, Tiongkok mempercepat pengembangan uang digital yuan.

“Jika regulator Amerika Serikat (AS) menghadang Libra dan tidak merancang peraturan yang tepat untuk mendukung inovasi mata yang kripto di AS, CBDC Tiongkok berada dalam posisi strategis untuk menjadi uang digital global secara de facto di negara-negara berkembang,” jelas analis itu.

Sekretaris Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin baru-baru ini mengatakan bahwa perusahaan yang minggat dari proyek stablecoin Libra karena khawatir melanggara peraturan yang ada. Ia bahkan menyebutkan bahwa Libra tidak memenuhi standar hukum anti pencucian uang di AS.

“Jika mereka tidak memenuhi standar anti pencucian uang dan standar di FinCEN, kami akan mengambil tindakan terhadap mereka. Saya pikir mereka sadar belum siap, tidak sesuai standar, sehingga sejumlah mitra khawatir dan keluar dari proyek itu sampai standar tersebut terpenuhi,” jelas Mnuchin.

Kendati demikian, analis RBC berpendapat masih banyak perusahaan yang berminat bergabung ke proyek Libra, dan yang sudah pergi bisa kembali dalam keadaan tertentu.

“Jika dikembangkan roadmap peraturan yang dijelas dan Libra sukses diluncurkan, kami tidak akan terkejut jika perusahaan-perusahaan ini kembali bergabung,” jelas analisi bank investasi global tersebut.

Anggota DPR AS Warren Davidson menganjurkan agar Facebook menambakan Bitcoin ke dompet Calibra (anak perusahaan Facebook yang juga anggota pendiri Libra Association), alih-alih menciptakan mata uang baru. Perwakilan dari Partai Republik tersebut menambahkan, hikmah dari stablecoin Libra adalah terkuaknya semua masalah perusahaan media sosial tersebut ke permukaan untuk diperiksa.

BACA JUGA  Proyek Blockchain Libra Belum Tiba, Perusahaan Ini Siapkan Perangkat Pendukungnya

Davidson berkata usaha Facebook meluncurkan Libra mengakibatkan banyak pihak menyoroti operasional perusahaan tersebut.

“Facebook sudah menyaring konten. Apakah kita menginginkan kebebasan berbicara atau konten yang tersaring? Apakah kita ingin kebebasan transaksi atau yang tersaring?” tanyanya. [cointelegraph.com/ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait