Kupas Tuntas Chang Hard Fork, Mimpi Blockchain Cardano Jadi Fully Decentralized

Chang hard fork Cardano yang telah dimulai pada Minggu, 1 September 2024 menandai mimpi blockchain yang didirikan oleh Charles Hoskinson ini menjadi fully decentralized. Yang terakhir itu menjadi istilah menarik yang ditulis Giorgio Zinetti Chief Technology Officer (CTO) Cardano Foundation, namun penerapannya mungkin jauh lebih sulit daripada yang diharapkan, kendati akan ada entitas yang disebut dengan delegated representatives (DReps).

Dalam pernyataan resmi Cardano Foundation di X, Chang hard fork Cardano menapaki perjalanan besar blockchain Cardano, termasuk ekosistem dan komunitasnya. Ini diharapkan menjadikan Cardano sebagai jaringan terdesentralisasi dan self-governing (“mengatur diri sendiri” atau “swakelola) yang sebenarnya.

Chang hard fork hari ini menandai perjalanan panjang bagi blockchain Cardano, ekosistem dan komunitas, memenuhi janji akan hadirnya jaringan terdesentralisasi yang benar-benar mengatur diri sendiri (self-governing). Selamat datang dari era baru tata kelola terdesentralisasi: Voltaire,” sebut mereka.

Di hari yang sama, Charles Hoskinson, pun mencuit di X. Selain memuji perkembangan Cardano ini, dia justru mengerdilkan keunggulan Bitcoin.

“Apa yang dilakukan Cardano adalah salah satu pencapaian teknis terbesar dalam sejarah manusia: Sistem terdistribusi yang berjalan di lebih dari 100 negara, yang tidak pernah berhenti beroperasi, tanpa koordinasi pusat, hanya ditingkatkan secara mulus bagi jutaan orang yang tidak pernah bertemu satu sama lain untuk berevolusi menjadi negara terdesentralisasi lengkap dengan konstitusinya sendiri. Keberanian itu tidak masuk akal. Ini mengerdilkan Bitcoin. Ini unik, dan buku-buku akan ditulis tentang apa yang telah terjadi,” tulisnya.

Di saat yang sama, Charles menemukan harga ADA terus melorot, sedangkan BTC berhasil mencetak rekor tertinggi baru di tahun 2024 sebelum Halving. Selama setahun terakhir saja harga ADA hanya sanggup tumbuh 28,63 persen, sedangkan BTC mencapai 125 persen. Nisbahnya sangat jauh. Rekor tertinggi ADA terjadi pada 2 September 2021 lalu di kisaran US$3,10, berjarak -89,35 persen.

Memahami Konsep Fully Decentralized

Paparan cukup luas disampaikan oleh Giorgio Zinetti CTO Cardano Foundation dalam artikelnya pada 29 Agustus 2024 lalu, khususnya perihal harapan blockchain Cardano menjadi “fully decentralized network“, di mana tata kelola diserahkan kepada komunitas dan ekosistem Cardano. Ini menyimpan satu idealisme tersendiri di khasanah teknologi blockchain.

“Jika infrastruktur Shelley telah meletakkan dasar untuk desentralisasi, Voltaire kini berniat membangun di atas fondasi ini untuk menciptakan jaringan yang sepenuhnya terdesentralisasi (fully decentralized) dan mandiri. Voltaire mewakili fase penutup dalam evolusi Cardano, memperkenalkan mekanisme tata kelola (governance) yang digerakkan oleh komunitas dan terdesentralisasi yang akan memungkinkan pemegang ADA untuk memberikan suara pada proposal jaringan dan pendanaan,” tulis Zinetti.

Blockchain Cardano yang memulai debutnya pada tahun 2017 silam, memang dibangun secara bertahap melalui metode akademik, mengusung riset mendalam dan diamati secara peer-to-peer oleh sejumlah ilmuwan di perguruan tinggi dan pengembang lainnya. Cardano membagi pertumbuhan itu menjadi 5 era, yang dimulai dari era Byron (29 September 2017), Shelley, Goguen, Basho, lalu yang terakhir adalah Voltaire yang dibuka oleh Chang hard fork. Peningkatan dan pembaruan dinamai dari Phil Inje Chang, Manajer Produk di Input Output Hong Kong (IOHK) yang bertanggung jawab dalam perkembangan Voltaire.

Dalam catatan Cardano, pengembangan di era Voltaire memungkinkan blockchain Cardano akan menjadi sistem yang self-sustaining alias berkelanjutan secara mandiri tanpa entitas sentral. Di Voltaire diperkenalkan sistem voting dan treasury yang mengizinkan setiap pemegang kripto ADA berperan serta dalam perkembangan Cardano di masa depan.

Salah satu makalah yang menjadi dasarnya adalah A Treasury System for Cryptocurrencies: Enabling Better Collaborative Intelligence, yang ditulis oleh Bingsheng Zhang (Universitas Lancaster), Roman Oliynykov (IOHK), dan Hamed Balogun (Universitas Lancaster).

Disebutkan di makalah itu, sistem treasury adalah mekanisme pengambilan keputusan kolaboratif yang terdesentralisasi dan dikendalikan oleh komunitas untuk pendanaan berkelanjutan pengembangan dan pemeliharaan blockchain.

“Selama setiap periode treasury, proposal proyek diajukan, didiskusikan, dan dipilih, di mana proyek-proyek dengan peringkat tertinggi didanai dari treasury… Lebih spesifiknya, sistem ini mendukung demokrasi, adanya pemungutan suara delegatif untuk meningkatkan mutu sistem kolaboratif. Artinya, stakeholder dapat memilih langsung pada proyek-proyek yang diusulkan atau mendelegasikan suara mereka kepada para ahli,” tulis mereka.

Secara spesifik lagi, tahapan Voltaire, termasuk prosesi Chang hard fork secara gamblang tertera di Cardano Improvement Proposal (CIP) 1694 pada Juli 2024. Chang hard fork pun diterapkan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pada 1 September 2024 kemarin dan tahap kedua dijadwalkan dimulai dalam beberapa masa mendatang.

chang hard fork

Hakikat Dasar Chang Hard Fork dan Era Voltaire

Chang hard fork di era Voltaire memiliki imbas tersendiri, di mana para pemegang kripto ADA akan “mengambil alih kendali jaringan”. Ini berarti bahwa setelah tahap ini, pengambilan keputusan dan pengelolaan jaringan Cardano tidak lagi sepenuhnya dikendalikan oleh tim inti, pengembang inti atau entitas terpusat yang terkait Cardano. Sebaliknya, kendali dan keputusan akan berada di tangan komunitas, khususnya para pemegang ADA.

Ini mencerminkan pergeseran dari sistem yang sebelumnya terpusat ke sistem yang sepenuhnya terdesentralisasi, di mana para pemegang ADA dapat berpartisipasi dalam proses tata kelola (governance) melalui voting dan mekanisme lain. Dengan demikian, komunitas memiliki suara yang lebih besar dalam menentukan arah perkembangan dan kebijakan jaringan Cardano di masa depan.

Sosok di Balik ADA, Charles Hoskinson

Dalam bahasa yang lebih sederhana, Chang hard fork ibarat sebuah perubahan besar dalam sistem atau organisasi yang memengaruhi bagaimana keputusan diambil dan bagaimana sistem dikelola. Bayangkan sebuah negara yang memutuskan untuk beralih dari sistem pemerintahan terpusat menjadi sistem demokrasi langsung. Sebelumnya, keputusan diambil oleh beberapa pemimpin terpusat, tetapi setelah reformasi, setiap warga negara memiliki suara dalam pengambilan keputusan. Chang hard fork mirip dengan ini, karena ia beralih dari model tata kelola yang lebih terpusat ke model yang lebih terdesentralisasi di mana pemegang ADA memiliki lebih banyak kekuasaan.

Atau dalam perumpamaan lain, anggaplah sebuah negara mengamandemen (merevisi) konstitusinya untuk memperkenalkan hak-hak baru atau mengubah struktur pemerintahan. Amandemen ini memerlukan proses formal dan pemahaman baru tentang bagaimana hukum diterapkan. Nah, Chang hard fork pun begitu, karena melibatkan perubahan mendasar dalam protokol dan aturan yang memengaruhi bagaimana Cardano berjalan dan diatur.

Dalam perubahan besar itu semua pihak yang terlibat harus menyesuaikan diri untuk memastikan kelancaran operasional dan keterlibatan dalam proses yang baru.

Skenario Berikutnya

Hasil Chang hard fork Cardano memunculkan sejumlah skenario, sekaligus menyimpan tantangan tersendiri. Pertama, dengan pengenalan sistem tata kelola desentralisasi baru, dan lebih banyak pemegang ADA mungkin terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan jaringan, ini dapat meningkatkan keterlibatan komunitas dan mendorong inovasi dalam proyek dan aplikasi yang dibangun di atas Cardano. Misalnya, lebih banyak proposal untuk pembaruan jaringan atau proyek baru mungkin diajukan dan dipilih oleh pemegang ADA.

Kedua, dengan fitur-fitur baru seperti perwakilan terdesentralisasi (DReps), Cardano mungkin menarik lebih banyak pengembang dan pengguna. Jika sistem tata kelola baru berjalan dengan baik, Cardano dapat menjadi platform yang lebih menarik bagi dApps dan proyek blockchain lainnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan jumlah transaksi dan aktivitas di jaringan.

Ketiga, setelah hard fork, mungkin ada periode penyesuaian di mana beberapa peserta jaringan perlu menyesuaikan diri dengan aturan baru dan pembaruan perangkat lunak. Ini dapat mencakup masalah teknis, pembaruan perangkat lunak, atau adaptasi terhadap tata kelola baru. Selain itu, ada kemungkinan tantangan terkait dengan koordinasi dan penerapan perubahan, seperti masalah kompatibilitas atau kebingungan di kalangan pengguna.

Keempat, karena hard fork sering kali menarik perhatian investor dan dapat mempengaruhi sentimen pasar, harga ADA mungkin mengalami fluktuasi setelah pembaruan. Jika pembaruan dianggap berhasil dan meningkatkan prospek jaringan, harga ADA mungkin mengalami kenaikan. Sebaliknya, jika ada masalah atau ketidakpastian, harga bisa turun.

Pasar Berdarah, Analis Prediksi Ada Kenaikan Besar untuk Cardano

Kelima, Chang hard fork Cardano dapat membuka jalan bagi pengembangan fitur dan inovasi baru di ekosistem Cardano. Misalnya, dengan peningkatan kemampuan tata kelola, lebih banyak fitur atau peningkatan mungkin diperkenalkan dalam proyek dan aplikasi yang berjalan di Cardano.

Setiap skenario ini bergantung pada keberhasilan implementasi dan penerimaan dari pembaruan yang diperkenalkan oleh Chang hard fork itu sendiri.

Mengenal Delegated Representatives (DReps)

Konsep fully decentralized mengandung nada serupa dengan konsep DAO (Decentralized Autonomous Organization), di mana sebuah organisasi yang diatur oleh aturan dan kode yang diterapkan pada sebuah blockchain, tanpa otoritas terpusat. DAO beroperasi secara otomatis dan transparan, di mana keputusan penting diambil melalui mekanisme pemungutan suara oleh para anggotanya, yang biasanya adalah pemegang token kripto DAO tersebut. DAO ini sendiri pun belum terbukti manjur, karena memungkinkan adanya konsentrasi kekuasaan oleh para pemegang kripto terbesar.

Dalam pandangan Cardano, DReps adalah sebuah mekanisme dalam sistem tata kelola blockchain Cardano yang bertujuan untuk memperluas partisipasi dan memastikan pengambilan keputusan yang lebih adil, sekaligus memperkecil peluang timbulnya konsentrasi kekuasaan oleh para pemegang ADA terbesar. Zinetti mengatakan, bahwa DReps ini adalah tahapan paling akhir di Voltaire, selain akan hadirnya Constitutional Committee (CC).

“DReps akan bertindak sebagai perwakilan bagi pemegang ADA dalam hal-hal tata kelola, sementara komite akan menjaga konstitusi Cardano. Era ini menghadirkan mekanisme manajemen baru, memperbarui proses tata kelola, dan memperluas skrip Plutus untuk mendukung tindakan tata kelola yang dapat diprogram,” tulisnya.

Plutus V3 Segera Hadir: Pembaruan Cardano di Rare Evo 2024

Secara terperinci, DReps dalam dijabarkan sebagai berikut. Pertama, perihal perwakilan komunitas di DReps. Ini adalah entitas yang dipilih oleh pemegang ADA untuk mewakili suara mereka dalam proses tata kelola jaringan. Alih-alih setiap pemegang ADA terlibat langsung dalam semua keputusan, mereka dapat memilih DReps yang akan membuat keputusan atas nama mereka.

Kedua, pengurangan beban. Dengan adanya DReps, beban keputusan dan partisipasi langsung tidak lagi berada di tangan setiap pemegang ADA secara individual. Ini mempermudah proses tata kelola dan memungkinkan lebih banyak orang untuk terlibat dalam pengambilan keputusan tanpa harus terlibat langsung dalam semua rincian.

Ketiga, pengelolaan mutu. Karena DReps bertanggung jawab untuk memahami dan menganalisis proposal-proposal penting, serta memberikan suara pada keputusan yang mempengaruhi jaringan, mereka diharapkan memiliki pengetahuan dan komitmen untuk membuat keputusan yang bijaksana.

Singkatnya, DReps dapat membantu mengurangi dominasi dari pemegang ADA yang besar dengan menyebarkan pengaruh dan keputusan melalui perwakilan yang terpilih dan DReps dapat membantu mengurangi dominasi dari pemegang ADA yang besar dengan menyebarkan pengaruh dan keputusan melalui perwakilan yang terpilih.

Dengan menerapkan mekanisme DReps, Cardano bertujuan untuk menciptakan sistem tata kelola yang lebih terdesentralisasi dan inklusif, mengatasi potensi masalah terkait dengan konsentrasi kekuasaan dan meningkatkan partisipasi komunitas dalam pengambilan keputusan.

Konsep DReps mirip dengan sistem pemerintahan lokal, di mana warga memilih anggota dewan kota untuk mewakili kepentingan mereka dalam pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah kota. Anggota dewan kota bertanggung jawab untuk mendengarkan kebutuhan dan keinginan warga serta membuat keputusan yang terbaik untuk komunitasnya. DReps di Cardano berfungsi dengan cara yang mirip, di mana mereka mewakili pemegang ADA dalam pengambilan keputusan mengenai tata kelola jaringan.

Prinsip utamanya adalah bahwa perwakilan terpilih mewakili kepentingan kelompok yang lebih besar, memungkinkan partisipasi yang lebih efisien dan terstruktur dalam pengambilan keputusan tanpa melibatkan setiap individu secara langsung dalam semua aspek.

Tantangan Sistem DReps di Blockchain Cardano

Kendati sistem Dreps menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Di antaranya adalah Pertama, kemungkinan munculnya konsentrasi konsentrasi kekuasaan di tangan segelintir perwakilan DReps itu sendiri atau pemegang ADA besar.

Jika DReps memiliki pengaruh yang terlalu besar, ini dapat mengarah pada keputusan yang tidak mencerminkan kepentingan komunitas secara keseluruhan. Di sini, sistem khusus tambahan perlu dirancang untuk mencegah dominasi oleh segelintir entitas atau individu dalam perannya sebagai DReps. Ini bisa saja diatasi dengan menerapkan aturan yang membatasi jumlah suara yang bisa diterima oleh satu DReps untuk menghindari dominasi oleh segelintir DReps.

Kedua, masalah akuntabilitas dan transparansi. DReps harus dapat mempertanggungjawabkan keputusan mereka kepada pemegang ADA dan memberikan laporan yang jelas tentang bagaimana mereka telah mewakili kepentingan pemilih mereka. Jika tidak, bisa timbul ketidakpercayaan dan ketidakpuasan di kalangan komunitas.

Ketiga, DReps harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membuat keputusan yang informatif dan adil. Ada risiko bahwa DReps mungkin tidak selalu memenuhi harapan atau mungkin dipilih berdasarkan popularitas alih-alih kompetensi.

Keempat, kendati DReps mengurangi beban partisipasi langsung, ada risiko bahwa komunitas yang lebih luas mungkin merasa kurang terlibat atau kurang memiliki suara dalam keputusan.

Kelima, proses pemilihan dan rotasi DReps harus dikelola dengan baik untuk memastikan representasi yang adil dan mencegah masalah seperti pengaruh yang tidak proporsional atau konflik kepentingan.

Era Voltaire yang dimulai dengan Chang hard fork pada 1 September 2024 ini mencerminkan hasil kerja keras dan panjang para ahli dan pakar teknologi komputer dan blockchain sejak 2017. Mimpi menjadikan blockchain Cardano menjadi fully decentralized taklah keliru, namun memindahkan kendali kepada pemegang ADA dengan sistem khusus seperti DReps, sejatinya memiliki kesulitan dan tantangan tersendiri, karena belum pernah terjadi sebelumnya.

Jangan sampai perubahan ini hanya sekadar memindahkan konsentrasi entitas saja. Pasalnya, tantangan khusus lain digambarkan oleh Michele Ciampi, Nikos Karayannidis, Aggelos Kiayias, dan Dionysis Zindros di satu makalah yang menarik. Mereka menyoroti ada beberapa hambatan pada blockchain, terlebih ketika pengembangannya diserahkan kepada komunitas.

“Pembaruan perangkat lunak untuk sistem blockchain menjadi tantangan nyata ketika memengaruhi mekanisme konsensus yang mendasarinya. Ini dapat membahayakan blockchain itu sendiri yang bisa berujung pada terjadinya chain split. Selain itu, karena proses pembaruan perangkat lunak diserahkan kepada komunitas, yang berarti bahwa blockchain harus mendukung pembaruan tanpa bergantung pada trusted party,” tulis mereka dalam makalah yang memperkenalkan updatable blockchain itu. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait