Nestle dan Carrefour bekerjasama agar konsumen bisa mendapatkan akses terhadap data produk makanan melalui platform berbasis teknologi blockchain, IBM Food Trust. Diumumkan pada Senin (15/04) konsumen dapat melacak produk Mousline (kentang tumbuk instan) dari pabrik Nestle hingga di swalayan Carrefour dengan memindai QR Code pada kemasan menggunakan ponsel.
Layanan itu menampilkan tanggal produksi Mousline beserta parameter kendali mutunya, sekaligus waktu penyimpanan dan lokasi gudang. Konsumen bahkan dapat menelusuri informasi mengenai petani yang memasok kentang dan bagaimana proses produksinya. Saat ini informasi tersebut hanya tersedia bagi produk Mousline di Perancis.
Menurut Nestle, inilah kali pertama perusahaan itu memanfaatkan teknologi blockchain untuk berbagi data dengan pelanggan. Nestle sendiri sudah meluncurkan sejumlah ujicoba pada platform IBM Food Trust sejak 2017 dan menjadi anggota pendiri bersama sejumlah perusahaan besar lain.
“Kami memakai teknologi blockchain untuk menghadirkan transparansi bagi produk kami dengan memberikan informasi yang akurat, terpercaya dan netral. Hal itu akan bermanfaat bagi seluruh rantai pasok, termasuk peritel dan konsumen,” kata Vineet Khanna Wakil Presiden dan Kepala Global Supply Chian Nestle.
IBM, mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut blockchain sangat berguna bagi pelacakan dalam proses rantai pasok (supply chain), sebab setiap tahunnya diperkirakan ada 400 ribu korban jiwa akibat makanan yang tercemar. Dengan data yang lebih baik, harapannya blockchain dapat menaikkan tingkat keamanan makanan, karena data dapat dilacak secara cepat.
Layanan baru dari tiga perusahaan itu akan diujicoba dengan lini produk Mousline selama beberapa bulan ke depan dalam rangka membantu Nestle dan Carrefour memahami dampak dan skalabilitas teknologi blockchain.
Direktur program blockchain Carrefour Emmanuel Delerm mengatakan kepada CoinDesk, perusahaan tersebut mengerjakan platform blockchain-nya sendiri selama lebih dari satu tahun menggunakan tim pengembang internal sebelum berpindah ke platform IBM.
Bagi Carrefour, kemitraan ini merupakan tindak lanjut dari program Act for Food yang menyasar peningkatan mutu pengolahan makanan serta mempromosikan blockchain. Melalui merek nasional seperti Mousline, Nestle ingin menggunakan blockchain untuk memperkuat ikatan kepercayaan dengan pelanggan melalui transparansi rantai pasok dan manufaktur.
Selain Nestle dan Carrefour, Albertsons Companies, perusahaan swalayan terbesar kedua di dunia berdasarkan omzet, juga menjadi anggota Food Trust. Albertsons berencana menjalankan proyek rintisan melacak suplai selada, sebuah produk yang tahun lalu terkait dengan meluasnya wabah bakteri E-coli. [coindesk.com/ed]