Pergerakan Bitcoin (BTC) sejak tanggal 24 Juli 2023 hingga Selasa kemarin (15/8/2023) masih cenderung sideways.
Berdasarkan laporan The Block, pasangan BTC/USD bergerak kisaran US$28.900 hingga US$29.800, volatilitas Bitcoin telah mencapai level terendah dalam sejarahnya.
Volatilitas harga Bitcoin dalam periode 30 hari terakhir saat ini berada pada angka 15,5 persen, dimana anjlok dibawah level terendahnya pada Desember 2018 yang berada di angka 18,97 persen.
Pada Selasa (15/8/2023) pagi pukul 09.00 WIB, BTC bergerak di harga US$29.443, menguat 0,39 persen dalam 24 jam terakhir.
Kapitalisasi pasar BTC berada di atas US$571 milyar. Adapun, total kapitalisasi pasar kripto juga naik sebesar 1,90 persen dalam 24 jam terakhir, berada di ada level US$1,151 triliun.
“Karena pergerakan BTC yang sideways menyebabkan aliran transaksi mengarah ke altcoin, terbukti sebagian besar altcoin mengalami penguatan dalam tujuh hari terakhir seperti Apecoin (APE) naik 14,11 persen bertengger di US$2,06, Sushiswap (SUSHI) naik 9,86 persen menjadi US$0,78 hingga Solana yang naik sebesar 8,52 persen mencapai harga US$25,02,” ujar Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha.
Sejauh ini, Bitcoin mampu kokoh bertahan diatas support level US$28.500 meski harus melalui berbagai sentimen negatif seperti pada pekan lalu data inflasi AS mengalami kenaikan baik dari sisi konsumen maupun produsen.
Kiat Menghadapi BTC Sideways
Sideways pada BTC terjadi karena permintaan dan penawaran yang sama-sama kuat, harga aset jadi cenderung stabil sehingga tren pergerakan harga saham pun horizontal.
“Ketika pergerakan Bitcoin (BTC) sideways ini bisa menjadi waktu yang baik untuk mengumpulkan Bitcoin dengan harga lebih rendah. Investor bisa secara bertahap membeli Bitcoin pada harga-harga yang lebih rendah dan menyimpannya sebagai bagian dari strategi jangka panjang,” ujar Panji.
Selain itu, trader dan investor kripto dapat memanfaatkan pergerakan harga sideways untuk mengambil keuntungan. Trader dapat membeli saat harga memasuki support level dan menjual di harga resistance untuk menjual kembali Bitcoin yang diperoleh.
Aktifkan fitur Stop-Loss yang ditempatkan di bawah support level untuk meminimalkan kerugian yang terjadi saat trading.
Panji menjelaskan, trader harus mencermati jika harga turun di bawah support level maka ada kemungkinan harga akan turun menjadi lebih rendah lagi.
Sebaliknya, jika harga melewati resistance level dan diikuti dengan kenaikan puncak harga yang lebih tinggi, sideways akan berakhir dan masuk ke bull market.
Adapun beberapa data yang akan mempengaruhi harga Bitcoin, antara lain, pada Kamis (17/8/2023) yaitu The Fed atau FOMC meeting minutes akan menjadi perhatian pelaku pasar dan investor pekan ini, untuk mencari petunjuk bagaimana arah kebijakan selanjutnya.
Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2023 secara tahunan masih naik 3,2 persen yoy, sedangkan CPI Inti tumbuh 4,7 persen yoy.
Adapun, Indeks Harga Produsen (IHP) atau ukuran inflasi bagi produsen pada Juli 2023 meningkat 0,8 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,2 persen yoy dan dari ekspektasi pasar yang memperkirakan tumbuh 0,7 persen yoy.
Sementara, inflasi produsen inti berada di 2,4 persen yoy, stagnan dibandingkan bulan sebelumnya tetapi lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2,3 persen.
“Kedua data inflasi tersebut berpotensi mendorong sikap bank sentral AS untuk kembali hawkish. Sikap ketat The Fed berkaitan dengan kenaikan suku bunga akan berdampak menguatkan nilai tukar dolar AS. Alhasil, mata uang dan instrumen investasi lain bisa terkoreksi termasuk aset kripto,” ujar Panji.
Panji menjelaskan, harga aset kripto cenderung bergerak melawan mata uang fiat. Ketika data mengarah pada potensi kenaikan mata uang dolar AS maka harga aset kripto masih cenderung sulit untuk bergerak naik.
Meski demikian, Bank Sentral AS akan berhati-hati dalam menaikkan suku bunga AS karena sudah relatif tinggi.
Dari sisi industri kripto sendiri, beberapa sentimen positif datang dari perkembangan produk altcoin. Selain ETF Bitcoin, beberapa manajer investasi juga mengajukan ETF Ethereum (ETH).
Saat ini terdapat tujuh perusahaan manajer investasi seperti Volatility Shares, Bitwise, Direxion, Grayscale, Proshares, Roundhill dan VanEck.
Selain itu, Aptos Labs (APT), sebuah proyek blockchain layer-1 berkonsensus Proof-of-Stake (PoS), menjalin kemitraan dengan Microsoft untuk mengeksplorasi solusi inovatif terkait tokenisasi aset, pembayaran digital dan mata uang digital bank sentral (CBDC).
Sementara, pergerakan bullish XRP tertahan pasca Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mengajukan banding terhadap putusan hakim yang menyatakan bahwa XRP bukanlah sekuritas pada Rabu (9/8/2023).
Dalam dokumen pengajuan banding, SEC meminta Ripple untuk memberikan tanggapan pada hari ini (16/8/2023), diikuti dengan pengajuan ringkasan pembukaan mengenai banding pada 18 Agustus mendatang.
Ripple memiliki dua minggu untuk merespons, sementara SEC akan diberi waktu satu minggu lebih lanjut untuk membalas jika hakim menyetujui pengajuan tersebut.
Analisis Teknikal Bitcoin dan Ethereum Minggu ini
BTC/USDT
Pada hari Senin (14/8/2023), BTC berupaya untuk menembus resistance US$29.500 hingga naik mencapai US$29.695, namun kembali turun pada Selasa pagi (15/8/2023) pukul 08:00 WIB, BTC bertengger di harga US$29.433.
Dalam jangka pendek, BTC berpotensi naik menguji area dynamic resistance MA-50 di US$29.875 jika BTC berhasil bergerak diatas MA-20.
Indikator Stochastic rebound diatas area oversold dan MACD histogram bar dalam momentum bullish terbatas, bergerak naik diatas area centreline dan MACD histogram bar dalam momentum bearish terbatas.
ETH/USDT
ETH bergerak dalam downtrend sejak hari Rabu (16/8/2023) dengan beberapa kali berupaya untuk breakout namun belum berhasil. Hingga Selasa (8/8/2023) pagi 09:00 WIB ETH bergerak di kisaran US$1.847.
Selanjutnya, ETH berpotensi untuk lanjut melemah terlebih dahulu ke support dinamis MA-200 di kisaran US$1.800 jika gagal bertahan diatas harga US$1.830. Indikator Stochastic turun menuju area oversold dan MACD histogram dalam momentum bullish. [st]