IKLAN

Panduan Lengkap Layer-2 Crypto, Termasuk Fungsi dan Daftar Tokennya!

Layer-2 crypto menarik untuk dipelajari oleh trader dan investor. Artikel berikut ini membedahnya secara lengkap, termasuk daftar tokennya!

Secara ringkas, Layer-2 crypto adalah sejumlah crypto dan token yang dibangun berasaskan teknologi di atas blockchain utama (Layer-1) untuk membuat transaksi lebih cepat, murah, dan efisien. Teknologi ini hadir sebagai jawaban dari terus meningkatnya jumlah permintaan dan transaksi di berbagai jaringan blockchain seperti Bitcoin dan Ethereum.

BACA JUGA: Apa Itu DAO? Ini Definisi, Fungsi, dan Cara Kerjanya!

Apa Itu Layer-2 Crypto?

Secara terperinci, Layer-2 crypto adalah solusi tambahan di atas blockchain utama (Layer-1) yang dirancang untuk mempercepat transaksi dan menurunkan biaya.

Melansir laman Transak, teknologi ini bekerja dengan cara memindahkan sebagian besar proses transaksi dari blockchain utama seperti Ethereum atau Bitcoin, agar jaringan inti bisa fokus pada validasi dan keamanan. Sementara itu, Layer-2 menangani beban transaksi yang besar secara lebih cepat dan efisien.

Salah satu fitur utama Layer-2 adalah kemampuannya untuk menggabungkan banyak transaksi menjadi satu, lalu mengirimkan bukti ringkasan ke Layer-1 untuk diverifikasi. Cara ini membantu mengurangi kemacetan di jaringan utama, memangkas gas fee, dan memungkinkan lebih banyak transaksi diproses dalam waktu bersamaan.

Perumpamaannya seperti ini. Bayangkan blockchain utama itu (Layer-1) seperti jalan tol utama di kota besar yang sering macet karena semua kendaraan—dari motor kecil hingga truk besar—melewati jalur yang sama.

BACA JUGA  5 Alasan RenQ Finance merupakan Crypto Terbaik untuk Investasi Sekarang

Nah, Layer-2 ini berfungsi seperti jalan layang tambahan yang dibangun di atasnya: kendaraan yang hanya lewat transit bisa dialihkan ke sana agar tol utama tetap lancar.

Walaupun jalan layang ini tidak berdiri sendiri, ia tetap terhubung ke jalan utama, karena setiap transaksi yang terjadi di atasnya tetap harus dicatat dan divalidasi di jalan utama agar keamanannya tetap terjaga.

BACA JUGA: 5 Layer-2 Bitcoin yang Siap Bersinar di Tahun 2025!

Kenapa Layer-2 Dibutuhkan?

Layer-2 dibutuhkan karena blockchain utama sering mengalami keterbatasan dalam menangani transaksi dalam jumlah besar secara cepat dan murah.

Seiring meningkatnya adopsi blockchain, jaringan seperti Bitcoin dan Ethereum mulai kewalahan. Biaya transaksi jadi mahal, dan proses konfirmasi bisa memakan waktu lama.

Laman Chainlink menjelaskan, hal ini terjadi karena blockchain harus menjaga tiga hal penting sekaligus yaitu keamanan, desentralisasi, dan skalabilitas. Namun, sayangnya menurut konsep scalability trilemma, sulit bagi satu sistem untuk memenuhi ketiganya secara bersamaan.

Blockchain Trilemma
Ilustrasi Blockchain Trilemma. Foto: Chainlink

Layer-2 hadir untuk mengatasi tantangan ini. Teknologi ini memungkinkan blockchain utama fokus hanya pada validasi dan keamanan, sementara tugas berat seperti pemrosesan transaksi dialihkan ke layer-2. Dengan begitu, jaringan bisa berjalan lebih cepat dan efisien tanpa harus mengorbankan prinsip dasarnya.

BACA JUGA  Tingkatkan Literasi Blockchain, Vexanium Didik Mahasiswa Yogyakarta

Cara Kerja Layer-2 Crypto

Cara Kerja Layer 2 Crypto
Perbandingan visual solusi blockchain Layer-1 dan Layer-2. Foto: Volet

Layer-2 crypto bekerja dengan memproses transaksi di luar blockchain utama untuk mengurangi beban jaringan dan meningkatkan efisiensi.

Melansir laman OSL, sistem ini tetap menjaga keamanan dan kepercayaan dengan menggunakan bukti kriptografi serta mencatat hasil akhir transaksi ke blockchain utama secara berkala. Jadi, meskipun prosesnya terjadi di luar Layer-1, hasilnya tetap terhubung dan tervalidasi dengan aman.

Secara umum, ada tiga pendekatan utama dalam cara kerja Layer-2 crypto yaitu rollups, state channels, dan sidechains.

Rollups menggabungkan banyak transaksi jadi satu dan mengirim buktinya ke Layer-1. Sedangkan State channels memungkinkan dua pihak bertransaksi langsung tanpa harus mencatat semuanya ke blockchain. Sementara itu, sidechains adalah jaringan terpisah yang berjalan berdampingan dengan blockchain utama dan sesekali menyinkronkan data untuk menjaga keamanan.

Agar mudah memahaminya, bayangkan Layer-1 ini laksana kantor pusat pencatatan transaksi, sementara Rollups adalah seperti mengumpulkan banyak catatan belanja dari satu supermarket lalu menyerahkan satu ringkasan total ke kantor pusat agar lebih efisien.

Kalau State channels ini mirip dengan dua orang yang mencatat utang-piutang mereka di secarik kertas dalam permainan kartu, lalu baru menyerahkan hasil akhirnya ke kantor pusat saat permainan selesai.

BACA JUGA  Tokenisasi RWA Semakin Mudah Kelak di Platform Kraet

Sedangkan sidechains seperti kantor cabang yang menjalankan transaksi sendiri dengan sistemnya, namun secara berkala mengirim laporan ke kantor pusat agar tetap selaras dan aman.

BACA JUGA: Layer-2 untuk DOGE? Tim Pengembang Siapkan Inovasi Besar

Daftar Token Layer-2 Crypto

Banyak proyek crypto kini menggunakan arsitektur Layer-2. Berikut beberapa token Layer-2 populer dan Layer-1 rujukannya menurut data dari CoinMarketCap:

Proyek Token Layer-1
Mantle MNT Ethereum
POL POL Ethereum
Arbitrum ARB Ethereum
Optimism OP Ethereum
Stacks STX Bitcoin
Immutable IMX Ethereum
Starknet STRK Ethereum
ZKsync ZK Ethereum
Movement MOVE Ethereum
Nervos Network CKB Bitcoin

Proyek-proyek ini mendemonstrasikan bagaimana teknologi Layer-2 mampu memperluas batas kemampuan blockchain utama tanpa mengorbankan prinsip dasarnya.

Ya, Layer-2 Crypto adalah Kunci!

Layer-2 crypto adalah kunci untuk menjembatani keterbatasan skalabilitas blockchain masa kini. Dengan memproses transaksi secara efisien di luar layer-1, teknologi ini membuka peluang baru dalam penggunaan crypto yang lebih cepat, murah, dan ramah pengguna.

Mau belajar crypto dan blockchain lebih lanjut? Yuk, pelajari selengkapnya hanya di Blockchain Media Indonesia! [msn]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait