Pada Selasa, 18 Juni 2019 lalu, Libra Association yang berbasis di Jenewa, Swiss secara resmi mengumumkan mata uang kripto bernama Libra. Kendati di bawah satu asosiasi khusus, mata uang kripto Libra sebenarnya adalah ambisi besar Facebook. Perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu memang “motor utama” dari mata uang kripto yang diterbitkan di atas teknologi Blockchain Libra itu. Maka, tak heran Libra akan selalu terasosiasi dengan Facebook, sebab Libra direncanakan dapat digunakan di Facebook, Messenger, Instagram dan WhatsApp.
Oleh: OSCAR DARMAWAN
CEO Indodax.com
Facebook sebagai perusahaan, adalah bagian dari 27 anggota pendiri dari Libra Association, termasuk perusahaan baru bernama Calibra yang merupakan anak perusahaan Facebook. Ketika nanti Libra sudah diluncurkan resmi (main net), maka Calibra akan membuat dompet khusus untuk menerima dan mengirimkan Libra dan selanjutnya dipadukan dengan sejumlah aplikasi lain besutan Facebook.
Ide membangun uang digital dimulai saat Facebook menyadari adanya masalah akses kredit yang terjadi di sejumlah negara berkembang. Lebih dari 70 persen UKM (Usaha Kecil Menengah) tidak memiliki akses terhadap kredit, ditambah lagi setiap tahunnya para pekerja luar negeri harus mengeluarkan uang lebih dari US$25 miliar atau setara dengan Rp350 triliun (asumsi US$1=Rp14.000) hanya untuk membayar biaya kirim uang atau remitansi ke negara asalnya.
Masalah tersebut mendorong Facebook untuk mengembangkan Libra (berjenis stablecoin) yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2020. Selain itu, Calibra, perusahaan yang saat ini berada di bawah naungan Facebook menyatakan mimpinya agar masyarakat global dapat mengirim uang layaknya melakukan kegiatan perpesanan instan (instant messaging).
Saya sebagai pelaku pasar aset digital dan dalam kapasitas saya sebagai CEO Indodax menyambut positif teknologi blockchain dan mata uang kripto Libra itu. Saya pikir Libra akan memiliki kontribusi positif terhadap dunia blockchain.
Dengan pengguna aktif Facebook yang mencapai 2,3 miliar, saya merasa Libra justru dapat mendongkrak popularitas blockchain dan Bitcoin (sebagai produk dari blockchain paling terkenal saat ini). Dengan adanya Libra, maka perusahaan-perusahaan lain akan terdorong menggunakan teknologi blockchain agar proses bisnisnya lebih efisien.
Dengan banyaknya stablecoin saat ini, maka akan semakin mengukuhkan posisi Bitcoin sebagai reserve currency. Perkembangan ini sendiri dapat menghasilkan penawaran aset digital yang lebih kompetitif dan tinggi.
Libra diharapkan dapat membuat fenomena baru di dunia blockchain, karena mewarisi beberapa sifat menarik dari mata uang digital berbasis blockchain, yaitu kemampuan untuk mengirim uang secara realtime, aman, dan berbiaya rendah. [*]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.