Listrik Berlimpah? Belarus Pilih Crypto Mining Sebagai Solusi!

Setelah membentuk pemerintahan baru, Presiden Belarus Alexander Lukashenko menegaskan komitmennya untuk mengoptimalkan jaringan listrik negara dan memanfaatkan kelebihan pasokan energi untuk crypto mining. Langkah ini menandakan upaya serius Belarus dalam mencari sumber pendapatan tambahan melalui industri kripto.

Belarus Mulai Garap Crypto Mining

Presiden Lukashenko telah menginstruksikan Menteri Energi yang baru, Alexei Kushnarenko, untuk mulai mengembangkan industri penambangan kripto di negara tersebut. 

Dalam laporan yang dirilis oleh BelTA pada 4 Maret, Lukashenko menegaskan bahwa kelebihan listrik yang saat ini tengah dimiliki oleh Belarus harus dapat dimanfaatkan secara maksimal.

“Lihatlah penambangan kripto ini. Jika ini menguntungkan bagi kita, mari kita lakukan. Kita memiliki kelebihan listrik. Biarkan mereka membuat cryptocurrency dan sebagainya,” jelas Lukashenko.

Rencana pemanfaatan kelebihan energi untuk crypto mining terinspirasi dari kebijakan Amerika Serikat, yang semakin terbuka terhadap industri kripto, terutama setelah terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.

“Selain itu, Anda melihat arah yang sedang diambil dunia. Terutama ekonomi terbesar di dunia. Mereka mengumumkan kemarin bahwa mereka akan menyimpan aset kripto dalam cadangan,” tegasnya.

Donald Trump Gelar Crypto Summit Perdana di Gedung Putih

Langkah Belarus ini diumumkan hanya beberapa saat setelah pemerintahan baru terbentuk, dengan prioritas utama dalam renovasi jaringan listrik sepanjang 5.700 kilometer. Lukashenko menegaskan bahwa modernisasi infrastruktur kelistrikan menjadi hal penting guna memenuhi permintaan listrik yang semakin meningkat.

Menariknya, minat terhadap crypto mining di Belarus bukanlah hal baru. Pada Desember 2024, Wakil Menteri Energi Belarus, Denis Moroz, mengungkapkan bahwa banyak pihak mulai melirik Belarus sebagai lokasi potensial untuk aktivitas penambangan kripto.

“Kami perlu melihat bahwa mereka siap membangun infrastruktur jaringan yang mereka butuhkan dan bekerja dengannya. Kami melihat prospek yang sangat besar, ada banyak permintaan,”

Bhutan Lebih Dulu Terjun ke Dunia Mining

Belarus bukan satu-satunya negara yang melihat potensi besar dalam penambangan kripto. Bhutan, negara kecil di pegunungan Himalaya, telah lebih dulu terjun ke dunia crypto mining dan kini menjadi salah satu pemerintah dengan kepemilikan aset kripto terbesar di dunia.

Menurut data terbaru dari Arkham Intelligence, Bhutan saat ini memiliki sekitar 10.600 BTC senilai sekitar US$900 juta, ditambah 160 ETH senilai US$340 ribu, serta berbagai aset kripto lainnya.

Aset Kripto Milik Bhutan dari Hasil Penambangan Kripto - Arkham Intelligence
Aset Kripto Milik Bhutan dari Hasil Penambangan Kripto – Arkham Intelligence

Berbeda dengan negara lain seperti Amerika Serikat, El Salvador atau China yang mendapatkan cryptocurrency dari hasil sitaan atau pembelian, Bhutan justru memperolehnya dari hasil penambangan kripto sendiri.

Operasi mining di Bhutan dikelola oleh Druk Holding & Investments, badan investasi milik negara yang mengoperasikan beberapa lokasi tambang Bitcoin. Lokasi terbesar dari proyek ini sebelumnya adalah Education City Bitcoin Mine, yang kini sudah tidak berfungsi.

Dilansir dari laporan sebelumnya, mereka menjalin kemitraan dengan Bitdeer, perusahaan penambangan kripto global. Bhutan telah mengembangkan operasi penambangan Bitcoin bebas karbon dengan memanfaatkan energi hidroelektrik yang melimpah.

MicroStrategy dan Bhutan Buktikan Bitcoin Lebih dari Sekadar Mata Uang Digital

Keputusan Belarus untuk mengeksplorasi crypto mining menunjukkan tren yang semakin kuat, di mana negara dengan surplus energi mulai melirik aset digital sebagai instrumen keuangan yang menguntungkan.

Dengan infrastruktur listrik yang mumpuni dan kebijakan yang mendukung, Belarus berpotensi mengikuti jejak Bhutan dalam membangun ekosistem penambangan kripto yang berkelanjutan dan menguntungkan. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait