Pada Kamis (02/09/2021), Input Output Global (IOG), perusahaan pengembang blockchain Cardano, mengatakan, bahwa kemampuan smart contract telah dijalankan di testnet.
Menyusul berita tersebut, harga ADA mencetak rekor baru menembus harga lebih dari US$3 atau Rp42 ribu.
ADA mengalami reli sejak 13 Agustus lalu ketika tim IOG mengumumkan tanggal peluncuran final hardfork Alonzo yang telah lama ditunggu.
Smart Contract CardanoÂ
Pembaruan fitur kontrak pintar Plutus pada testnet Cardano memungkinkan pengembang mulai membangun aplikasi desentralistik dalam lingkungan ujicoba. Hal ini dilakukan sebelum peluncuran resmi kontrak pintar pada mainnet protokol tersebut.
Alonzo diperkirakan akan aktif mulai tanggal 12 September mendatang.
Dengan peluncuran testnet serta mainnet yang mendekat, ADA menembus US$3 untuk pertama kalinya.
Berkat rekor baru tersebut, kapitalisasi pasar ADA kini menduduki peringkat ketiga terbesar di sektor kripto dengan nilai US$97 milyar.
Peluncuran resmi kontrak pintar pada Cardano dapat membuka gerbang untuk pengembangan proyek DeFi serta NFT di ekosistem ini.
Cardano yang memakai Proof of Stake (PoS) kompatibel dengan Ethereum sehingga aplikasi kontrak pintar pada Ethereum dapat diekspor ke Cardano dengan perubahan yang minimal.
Selanjutnya, kontrak staking Cardano saat ini mengunci kripto ADA senilai US$70 milyar, setara dengan sekitar 70 persen dari total suplai kripto tersebut.
Setelah Alonzo dijalankan, sebagian besar dana itu bisa membanjiri kripto di proyek lain yang dibangun di atas Cardano sehingga melahirkan ekosistem yang booming.
Kendati demikian, pakar blockchain dan Chief Investment Officer Arcane Assets, Eric Wall, berargumen peluncuran kontrak pintar tersebut dapat mengecewakan pengguna.
Penerapan Mungkin di Luar Harapan
Melalui Twitter, Wall mencuit smart contract sistem uang kripto ini bisa tidak sesuai harapan, bila diukur berdasarkan apa yang bisa dibangun menggunakan blockchain tersebut.
Cardano menyebut diri sebagai blockchain generasi terbaru dan protokol pertama yang didirikan atas riset yang dikaji bersama. Tetapi, proyek blockchain lain seperti Solana, Avalanche dan Fantom telah mencapai pertumbuhan ekosistem pesat dalam waktu yang singkat.
Ketiga blockchain itu sudah memiliki fitur kontrak pintar. Avalanche dan Fantom kompatibel dengan Ethereum, sedangkan Solana memiliki wormhole yang dikembangkan agar juga dapat dioperasikan sejajar dengan Ethereum.
Semua blockchain tersebut mampu memroses transaksi lebih cepat dibanding Cardano. Blockchain ini dapat memroses hingga 250 transaksi per detik, sedangkan Avalanche mencapai 4.500 transaksi per detik dan Solana hingga 50 ribu transaksi. [cryptobriefing.com/ed]