Uang menggerakkan dunia, ini bukan hal baru. Namun, ada satu indikator yang sering luput dari perhatian tetapi memiliki dampak besar terhadap pasar keuangan, termasuk Bitcoin dan kripto lainnya.
Indikator ini adalah M2 money supply, yang melacak jumlah uang yang beredar di perekonomian, mulai dari uang tunai di dompet hingga simpanan di bank.
Lark Davis, seorang analis kripto terkenal, dalam video terbarunya membahas bagaimana pergerakan M2 dapat memberikan gambaran kapan pasar kripto akan kembali mengalami lonjakan harga.
Apa Itu M2 dan Mengapa Itu Penting?
M2 merupakan salah satu dari beberapa kategori dalam pengukuran jumlah uang yang beredar. Berbeda dengan M1 yang hanya mencakup uang tunai dan rekening giro, serta M3 yang lebih berfokus pada dana jangka panjang, M2 mencakup simpanan yang lebih likuid seperti rekening tabungan dan pasar uang.
Artinya, M2 memberikan gambaran tentang uang yang siap dibelanjakan dan diinvestasikan.
Ketika jumlah M2 meningkat, lebih banyak uang yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aset berisiko seperti saham dan kripto. Sebaliknya, ketika M2 mengalami kontraksi, pasar cenderung melemah karena likuiditas yang berkurang.
Hubungan M2 dengan Pasar Bitcoin dan Kripto
Menurut Davis, sejarah telah menunjukkan bahwa peningkatan M2 sering kali beriringan dengan kenaikan harga BTC dan aset kripto lainnya. Hal ini bukan hanya kebetulan, melainkan cerminan dari perilaku investor yang cenderung lebih agresif dalam berinvestasi ketika likuiditas meningkat.
Salah satu contoh yang diangkat dalam video Davis adalah Jepang pada periode 1991 hingga 2001, yang dikenal sebagai “dekade yang hilang” akibat stagnasi ekonomi dan deflasi.
Saat itu, kecepatan peredaran uang menurun drastis karena masyarakat lebih memilih untuk menabung daripada membelanjakan atau berinvestasi. Akibatnya, ekonomi melambat dan pasar saham pun tertekan.
Di sisi lain, setelah krisis keuangan 2008, bank sentral di berbagai negara, termasuk The Fed AS, menerapkan kebijakan pelonggaran kuantitatif yang secara signifikan meningkatkan M2.
Hasilnya? Pasar saham dan kripto mengalami lonjakan besar. Tren serupa juga terjadi selama pandemi global, di mana likuiditas melonjak akibat stimulus besar-besaran, mendorong Bitcoin ke puncaknya pada tahun 2021.
Tren M2 Saat Ini dan Dampaknya bagi Kripto
Menurut data Forbes yang dikutip oleh Davis, sejak awal 2025, jumlah M2 global yang mencakup 21 bank sentral utama mengalami kenaikan sebesar 3,8 persen. Kenaikan ini membawa total M2 dari US$102 triliun menjadi US$107 triliun pada akhir Februari.
Yang lebih menarik, hanya dalam satu pekan terakhir, terjadi tambahan likuiditas sebesar US$1,5 triliun dari bank sentral di Tiongkok dan Jerman.
Davis menjelaskan bahwa berdasarkan pola historis, perubahan dalam jumlah M2 cenderung memiliki efek tertunda sekitar 60 hingga 80 hari terhadap harga aset berisiko, termasuk kripto. Artinya, jika pola ini bertahan, bulan April bisa menjadi momen krusial bagi pasar kripto.
“Jika tren ini terus berlanjut, kita bisa melihat dampak positif terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Davis.
Proyeksi Pergerakan Bitcoin Berdasarkan Data M2
Seorang analis lain, Colin Talks Crypto, juga menyoroti hubungan antara Bitcoin dan M2. Menurutnya, kenaikan M2 dapat mendorong pasar memasuki fase bull berikutnya, dengan perkiraan dampak mulai terlihat pada akhir Maret.
Senada dengan itu, analis lain yang dikenal sebagai Moon Shilla mengamati bahwa M2 saat ini sedang melintasi indikator EMA 100 hari, yang dalam sejarahnya sering kali bertepatan dengan kenaikan harga BTC.
Namun demikian, Davis mengingatkan bahwa meskipun korelasi antara M2 dan Bitcoin cukup tinggi, tidak ada jaminan bahwa pola ini akan terulang dengan cara yang sama setiap saat.
Dalam analisisnya, ia menekankan bahwa Bitcoin telah berkorelasi dengan M2 sebesar 83 persen sepanjang sejarahnya. Ini berarti ada kemungkinan besar bahwa kenaikan M2 saat ini akan berdampak positif bagi Bitcoin dan altcoin lainnya dalam beberapa bulan ke depan.
“Berdasarkan data historis, jika M2 terus meningkat, kita bisa melihat puncak harga pasar sekitar akhir Mei atau awal Juni. Namun, jika M2 mengalami perlambatan, maka kita bisa mengalami periode stagnasi selama musim panas,” ujar Davis.
M2 merupakan indikator penting yang dapat membantu investor memahami dinamika pasar, termasuk pasar kripto. Berdasarkan data terbaru, jumlah M2 global saat ini sedang meningkat, yang berpotensi membawa dampak positif bagi harga Bitcoin dan aset digital lainnya dalam beberapa bulan mendatang.
Meski begitu, investor tetap perlu mempertimbangkan faktor lain seperti kebijakan moneter global dan kondisi ekonomi makro sebelum mengambil keputusan investasi. [st]