Pakar Tiongkok, Sun Qi menilai ekspansi aliansi dagang BRICS bakal mempercepat proses dedolarisasi.
Menurut direktur eksekutif Pusat Studi Rusia dan Asia Tengah di Akademi Ilmu Sosial Shanghai, ketika lebih banyak negara bergabung dalam blok ekonomi BRICS makan akan terjadi peningkatan signifikan dalam penyelesaian menggunakan mata uang nasional.
“Bagi sebagian besar negara berkembang, pembangunan adalah prioritas utama. Itulah mengapa mekanisme kerja sama BRICS menarik bagi negara-negara ini,” imbuh sang pakar.
Sun Qi mengatakan kepada media berita Rusia Tass pada hari Jumat, bahwa semakin banyak negara bergabung dalam blok ekonomi BRICS akan mendorong penggunaan mata uang nasional secara signifikan, yang akan membantu mempercepat dedolarisasi.
“Seiring semakin banyak negara bergabung dengan negara mitra BRICS, transisi ke penyelesaian dalam mata uang lokal atau mata uang pihak ketiga dalam perdagangan saling akan meningkat secara signifikan, dengan demikian mempercepat de-dolarisasi,” kata Sun Qi kepada media, sebagaimana dikutip News Bitcoin, baru-baru ini.
Berbicara tentang KTT BRICS yang akan datang yang akan berlangsung pada 22-24 Agustus di Johannesburg, Qi percaya bahwa salah satu topik yang akan dibahas adalah penciptaan mata uang BRICS tunggal.
“Mata uang BRICS, yang digunakan untuk transaksi antara negara-negara BRICS, dapat dibahas secara menyeluruh dan mendetail,” katanya.
Meskipun pandangan mengenai pembahasan ini tidak selalu seragam, para ahli berpendapat bahwa bahasan mengenai mata uang BRICS menjadi salah satu cerminan dari potensi pengaruh ekonomi blok ini dalam skenario global yang semakin terdiversifikasi.
Ketika BRICS mempertimbangkan langkah-langkah untuk memperluas dampaknya dan merumuskan strategi jangka panjang, topik mengenai mata uang, dedolarisasi, dan penyelesaian perdagangan menjadi sangat relevan.
Beberapa orang percaya bahwa topik mata uang BRICS yang umum akan dibahas dalam KTT ini, termasuk Wakil Perdana Menteri Rusia Alexei Overchuk.
Kendati demikian diplomat puncak negeri tuan rumah KTT BRICS di Afrika Selatan yang bertanggung jawab atas hubungan aliansi tersebut, baru-baru ini mengatakan bahwa topik mata uang tidak ada dalam agenda untuk dibahas dalam KTT.
Topik lain yang akan banyak dibahas dalam KTT yang akan datang adalah ekspansi blok ekonomi.
Menyadari bahwa dalam beberapa tahun terakhir, ekspansi BRICS telah terhambat oleh pandemi koronavirus, konflik Rusia-Ukraina, dan faktor-faktor lainnya.
“Bagi sebagian besar negara berkembang, pembangunan adalah prioritas utama. Itulah mengapa mekanisme kerja sama BRICS menarik bagi negara-negara ini,” terang Qi.
Sebelumnya, pejabat Afrika Selatan menyampaikan bahwa lebih dari 40 negara telah menunjukkan minat untuk bergabung dalam blok ekonomi ini, termasuk 23 negara yang telah mengajukan permohonan. [ab]