Mantan Ekonom Gedung Putih AS: Gerakan BRICS Akan Tebas Dominasi Dolar AS

Suara dedolarisasi yang kian luas kian ancam dominasi dolar AS, yang diamini oleh mantan Ekonom Gedung Putih AS, Joseph Sullivan.

News Bitcoin melaporkan, Sullivan telah membahas soal dedolarisasi dan potensi dampak dari gerakan BRICS yang akan menghadirkan mata uang alternatif dalam bentuk opini yang diterbitkan oleh Kebijakan Luar Negeri AS.

Gerakan BRICS pun tampak telah menarik banyak negara untuk mengikutinya, diketahui ada sekitar 19 negara yang telah mengajukan keanggotaan ke aliansi ini.

Gerakan BRICS dan Dominasi Dolar AS

Sullivan yang kini menjabat sebagai Penasihat Senior di Grup Lindsey menuangkan pandangannya terhadap mata uang BRICS, yang ia coba sebut dengan “bric.”

“Jika BRICS hanya menggunakan bric untuk perdagangan internasional, mereka akan menghilangkan penghalang yang sekarang menggagalkan upaya mereka untuk melepaskan diri dari hegemoni dolar AS,” ujarnya.

Menurutnya, upaya tersebut kini sering dalam bentuk perjanjian bilateral untuk memperdagangkan mata uang non-dolar AS seperti yuan, yang kini telah menjadi mata uang utama dalam perdagangan antara Tiongkok dan Rusia.

Ia pun menilai masih terlihat realistis jika para anggota BRICS hanya menggunakan bric untuk perdagangan internasional mereka.

“BRICS juga akan siap untuk mencapai tingkat swasembada dalam perdagangan internasional yang telah lolos dari serikat mata uang lainnya di dunia… Anggota BRICS kemungkinan akan dapat menghasilkan barang yang lebih luas daripada serikat moneter yang ada,” tambahnya.

Namun, ia pun berharap bahwa bric dapat meningkatkan serangkaian masalah praktis yang sulit.

Sullivan pun menjelaskan, karena fungsinya yang diutamakan untuk perdagangan internasional, bukan untuk domestik di satu negara, bric akan membuat Gubernur bank sentral anggota BRICS menjadi kesulitan.

“Membuat bank sentral supranasional seperti Bank Sentral Eropa untuk mengelola bric juga akan membutuhkan kerja keras. Ini adalah tantangan, tetapi belum tentu tidak dapat diatasi,” ujar Sullivan.

Meski kondisi sekarang terlihat begitu menekan dolar AS, ia tetap yakin bahwa kekuasaan dolar AS tidak akan runtuh dalam semalam. Ini akan membutuhkan waktu yang panjang. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait