Mantan Eksekutif Facebook, Chamath Palihapitiya, yang juga CEO Social Capital berpendapat bahwa Bitcoin (BTC) secara efektif telah menggantikan emas sebagai aset bernilai tinggi untuk melawan inflasi fiat money.
Hal itu ia sampaikan kepada CNBC di ajang Konferensi Delivering Alpha, Kamis (30/9/2021).
“Saya yakin, bahwa Bitcoin telah menggantikan emas dan itu akan terus berlanjut,” katanya.
Bitcoin dan Inflasi
Sejak tahun 2019, Palihapitiya, memang dikenal sebagai pembela kripto, khususnya Bitcoin. Baginya aset kripto itu terus akan menggantikan emas sebagai kelas aset untuk melawan inflasi.
Namun demikian, di acara itu ia enggan berspekulasi berapa harga Bitcoin di masa depan, sehingga bisa menegaskan pendapatnya itu.
Pada Januari 2021, Palihapitiya meramalkan harga Bitcoin bisa mencapai US$200 ribu per BTC. Rentang waktu untuk bisa mencapai harga itu, baginya, bisa hingga 10 tahun mendatang.
Pandangan positifnya terhadap Bitcoin berpangkal dari keprihatinan dirinya terhadap dampak buruk inflasi.
Baginya, Bitcoin yang saat ini menjadi bagian terpadu di neraca keuangan besar, seperti Tesla dan MicroStrategy, justru akan menyelamatkan nilai bisnis perusahaan, karena tidak bergantung pada aset lain seperti dolar AS ataupun emas.
“Bitcoin bisa menjadi sangat besar di masa depan. Kita harus terus memperhatikannya,” tegas Palihapitiya.
Support Level Bitcoin Kuat di US$40 Ribu
Ketika artikel ini ditulis, Kamis (30/9/2021) malam, harga Bitcoin melonjak di kisaran US$43.200 per BTC. Lonjakan itu berkat support level yang kuat di US$40 ribu-41 ribu per BTC pada beberapa hari sebelumnya.
Support ini bisa jadi buah dari konsolidasi sebelumnya, yang disampaikan oleh Mike Novogratz dari Galaxy Digital pada 26 September 2021, terkait penegasan larangan Tiongkok terhadap kripto.
“Tekanan hari ini memang berdampak keras terhadap pasar kripto. Namun, saat ini sejatinya BTC dan ETH sedang terkonsolidasi,” katanya. Ketika itu harga Bitcoin ambruk hingga di bawah US$41 ribu dalam tempo sesaat saja.
Bitcoin Didukung Paypal
Momen terbaik bagi Bitcoin datang pada Oktober 2020 silam, ketika PayPal memutuskan mendukung perdagangan Bitcoin dan kripto lainnya di aplikasi PayPal.
Hal itu ditanggapi positif oleh Palihapitiya. Katanya, langkah itu kelak akan diikuti oleh perusahaan bank.
Dan ucapan Palihapitiya terbukti. Pada Juni 2021 misalnya,  New York Digital Investment Group (NYIG) anak perusahaan investasi Stone Ridge bekerjasama dengan perusahaan penyedia jasa keuangan, National Cash Register (NCR).
Kerjasama itu memungkinkan 650 bank di Amerika Serikat yang menggunakan layanan NCR bisa memberikan layanan jual-beli Bitcoin kepada jutaan nasabahnya.
Ini kelak bisa menghalangi arus uang masuk dan keluar nasabah dari dan ke bursa kripto Coinbase di AS. [ps]