Mantan Eksekutif JP Morgan: Blockchain Revolusioner Bagi Pasar Komoditas

Inovator blockchain dan mantan kepala komoditas di JPMorgan, Blythe Masters, berkata blockchain akan datang bagi pasar komoditas demi meningkatkan kerahasiaan, mengurangi sampah kertas, dan meningkatkan etika eksploitasi serta produktivitas, seperti dilansir CCN. Hal itu ia sampaikan pada LME Week belum lama ini di London.

Masters menjadi direktur manajemen JPMorgan pada usia 28 tahun, sebelum dipromosikan ke posisi kepala komoditas global. Ia cukup kontroversial di industri keuangan karena dikenal sebagai pencipta instrumen derivatif kredit yang dinamai credit default swap. Instrumen ini disebut sebagai salah satu instrumen investasi yang menyebabkan krisis ekonomi global tahun 2008. Media menyebut ciptaan Masters itu sebagai “senjata pemusnah massal” di bidang keuangan.

Kendati demikian, harus diakui Masters adalah seorang ahli di bidang keuangan dan komoditas. Sedikit sekali orang yang lebih layak berbicara tentang penerapan dan adopsi blockchain di industri komoditas, terutama dengan peran barunya sebagai CEO Digital Asset Holdings, yang mengembangkan solusi blockchain bagi layanan keuangan,

Industri komoditas masih mengoperasikan proses-proses intinya di atas kertas, sehingga butuh waktu beberapa hari untuk menyelesaikan transaksi melalui pihak ketiga. Selain bagi pengiriman uang dan pasca dagang di industri keuangan global, blockchain juga bermanfaat bagi industri komoditas dalam hal manajemen keuangan dagang, di mana industri ini butuh pembaruan yang efisien.

“Proses rantai pasokan (supply chain) saat ini sangat rumit dan tidak efisien. Hal ini terlihat sangat nyata pada industri logam dan pertambangan, di mana banyak praktik operasional dan komersial masih tidak efisien dan kuno, sehingga menyebabkan kehilangan data yang kritis, kelemahan keamanan, pembengkakan biaya, korupsi, dan eksploitasi sumber daya yang tidak etis,” kata Masters.

Masters menjelaskan, blockchain berpotensi memainkan peran yang revolusioner bagi masa depan pelacakan rantai pasokan di beragam industri, dari makanan dan pakaian hingga komoditas seperti emas, berlian, minyak dan lain-lain. Ia juga menyoroti potensi kegunaan blockchain bagi penambangan, pengapalan dan pertukaran logam, dan mengatakan ada puluhan bahkan ratusan proyek blockchain yang akan dimulai.

“Blockchain memfasilitasi pertukaran dokumen dagang yang penting, tagihan muatan, surat kredit antara pengguna yang terhubung, secara aman dan rahasia,” lanjut Masters.

Ia menekankan bahwa manfaat blockchain sangat penting bagi industri logistik, pergudangan, pengapalan dan logam.

Banyak proyek blockchain sudah berjalan di sektor komoditas. Perusahaan komoditas Mercuria yang berbasis di Swiss menguji coba blockchain sebagai cara melacak rantai pasokan minyak mentah. Mercuria adalah salah satu pedagang komoditas terbesar di dunia. CEO perusahaan itu mengatakan blockchain dapat memangkas biaya industri minyak hingga 30 persen.

Sementara itu, Agora Commodities bermitra dengan DigitalTangible, platform perdagangan logam mulia Bitcoin pertama di dunia, di mana investor dan trader dapat membeli dan menjual token logam menggunakan token digital yang diverifikasi dengan blockchain. [ed]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait