IKLAN

Mantan Pejabat Kementerian Keuangan AS Wanti-wanti Dampak Buruk Jika Dolar AS Tak Berotot Lagi

Mantan Pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) AS, Monica Crowley, mewaspadai dampak buruk yang terjadi jika negara-negara berkembang menjauhi dolar AS, atau melakukan dedolarisasi.

“Sangat sulit untuk melebih-lebihkan dengan tepat betapa dahsyatnya pengabaian dolar AS sebagai mata uang cadangan global dunia,” ujar Monica, dilansir dari Bitcoin News.

Monica menyoroti pembahasan dari Fox News dan CNN, soal negara-negara besar yang mulai tidak menggunakan dolar AS untuk penyelesaian transaksi internasional.

Dolar AS dan Potensi Keruntuhannya

Watcher News melaporkan, Rusia menjadi sorotan utama karena mengumumkan akan bergerak menuju dedolarisasi, beralih menggunakan yuan Tiongkok.

Langkah tersebut kemungkinan akan diikuti oleh negara aliansi ekonomi Rusia, yaitu Arab Saudi, Iran dan Tiongkok.

Monica menggarisbawahi bahwa, dolar AS telah lama dianggap sebagai safe haven, sejak akhir Perang Dunia II.

BACA JUGA  Pemerintah Ukraina Sasar Donasi Kripto Senilai US$200 Juta

“Awalnya, itu didukung oleh emas, tetapi setelah Presiden Nixon mengeluarkan AS dari standar emas, tidak ada aset keras yang mendukung dolar selama 50 tahun terakhir. Sebaliknya, itu didukung oleh kekuatan ekonomi AS,” tambahnya.

Selain itu, Monica juga menyoroti fakta bahwa minyak mentah dunia saat ini diperdagangkan dalam mata uang AS.

Sehingga, langkah dedolarisasi oleh negara besar lain, seperti Arab Saudi, bisa dianggap menjadi akhir dari mata uang AS tersebut, menjadi ledakan total sistem ekonomi yang dapat memicu inflasi setinggi langit.

Ia pun mengatakan bahwa status sebagai cadangan mata uang dunia telah menjadi sebuah hak istimewa untuk dolar AS.

“Kami telah menyalahgunakan hak istimewa tersebut dengan kebijakan moneter dan fiskal yang sembrono selama bertahun-tahun, tentunya selama beberapa tahun terakhir, yang mana telah benar-benar mendevaluasi dolar AS,” ujar Monica.

BACA JUGA  Penyebab Mata Uang Amerika Bisa Semakin Terkikis

Berkat konflik antara Rusia dan Ukraina, AS kini memiliki beberapa musuh yang dipimpin oleh Tiongkok dan membentuk blok ekonomi baru.

Selain menghadapi risiko hiperinflasi yang luar biasa, Monica juga menilai AS akan kehilangan dominasi di ekonomi global, dan bahkan kehilangan status sebagai negara adidaya.

Dan kembali mengingat saran dari Robert Kiyosaki, keruntuhan ekonomi AS dapat membawa tiga harga aset melambung tinggi, yaitu emas, perak dan Bitcoin. Mari kita saksikan. [st]

 

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait