Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya pegiat blockchain Ethereum hari ini sudah bisa menjajal kemampuan Ethereum Proof of Stake (PoS) versi testnet. Hal tersebut dikabarkan langsung oleh Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin melalui Twitter. Versi awal testnet itu berjuluk Nimbus, satu istilah yang mengacu pada objek melingkar di atas kepala orang suci.
Bagi blockchain sekelas Ethereum memang tidak secepat membalikkan telapak tangan untuk hijrah dari konsensus Proof of Work (PoW) menjadi PoS. Vitalik dan tim memang mengakomodir soal hijrah ini, tetapi perlu diambil sejumlah langkah yang tepat, utamanya perihal kesepakatan di antara pengembang, miner dan organ ekosistem lainnya.
Tetapi versi testnet PoS ini adalah perkembangan teranyar yang patut dikaji, khususnya perihal peningkatan jumlah dApp, kecepatan dan biaya transaksi di masa depan. Versi testnet ini memang ditangani secara khusus oleh Status, perusahaan rintisan yang berada di balik sejumlah dApp dan ekosistem Ethereum.
“Versi testnet Nimbus berjalan dengan dengan baik. Ini tak hanya simulasi pada satu mesin, tetapi sejumlah simpul dan pengguna di luar Status sudah bisa terhubung. Bagi Anda yang mau bergabung di ujicoba Nimbus dipersilahkan,” sebut Bruno Škvorc dari tim Status di blog-nya.
Status juga menyebutkan, timnya sudah mulai memutakhirkan sejumlah kode di repositori utama Nimbus. Ada satu repositori penting, yakni “nim-beacon-chain”, yang memuat semua kode Ethereum 2.0.
Pesaing Ethereum
Sebelumnya dikabarkan, Ethereum mendapat pesaing ketat dari teknologi blockchain lain yang sudah menerapkan PoS. Hijrahnya sejumlah proyek kripto ke jaringan saingan berdampak terhadap permintaan Ether (ETH), yang berada dalam rentang harga sempit selama beberapa bulan terakhir. Investor kini tidak harus punya Ether (ETH) untuk ikut dalam ICO, dan benda-benda digital, termasuk “kucing virtual”, bisa dibeli tanpa harus memiliki ETH.
“Memiliki ETH bergantung terhadap pendapat Anda tentang kinerja jaringan itu di masa depan. Semakin banyak saingan Ethereum yang menarik pengembang untuk pindah, termasukk pengguna dan jumlah aplikasi terdesentralisasi, maka hal itu bisa berdampak negatif terhadap harga ETH,” jelas Travis Kling, Pendiri Ikigai.
Pangsa pasar aplikasi terdesentralisasi (dApp) memang bergeser. Per Januari tahun ini, hanya 28 persen dApp yang menggunakan jaringan Ethereum, dibanding 100 persen setahun sebelumnya. EOS kini menguasai 48 persen pengguna dApp, sementara TRON meraih 24 persen. Dari semua dApp yang dirilis pada Januari 2019, Ethereum masih memimpin sebanyak 40 persen, tetapi EOS dan TRON semakin mendekat. [vins]