MARA Holdings, salah satu perusahaan pertambangan Bitcoin terbesar di dunia, baru saja mengumumkan rencana penggalangan dana senilai US$2 miliar (sekitar Rp32,8 triliun) melalui penawaran saham publik untuk menambah investasi Bitcoin.Â
Langkah ini sejalan dengan strategi perusahaan dalam memperkuat cadangan Bitcoin di pasar terbuka, sambil tetap berpegang pada agenda “HODL” yang telah menjadi ciri khasnya.
Strategi Pendanaan untuk Investasi Bitcoin
Dalam dokumen Form 8-K dan prospektus terbaru yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 28 Maret 2025, MARA Holdings menjelaskan bahwa mereka telah menyiapkan program ekuitas at-the-market (ATM).

Program ATM ini akan melibatkan beberapa bank investasi besar, seperti Barclays, BMO Capital Markets, BTIG, dan Cantor Fitzgerald. Berdasarkan prospektus tersebut, saham akan dijual secara bertahap sesuai kebijakan perusahaan, dan hasilnya akan digunakan untuk membeli Bitcoin di pasar terbuka.
“Kami bermaksud menggunakan hasil bersih dari penawaran ini untuk keperluan perusahaan secara umum, termasuk investasi Bitcoin dan modal kerja,” ujar MARA dalam prospektusnya.Â
Penjualan saham dari salah satu perusahaan pemegang Bitcoin terbesar ini akan dilakukan sesuai dengan aturan pasar, sementara agen yang terlibat berhak menerima komisi hingga 3 persen dari total hasil penjualan.
Di saat yang sama, MARA juga mencabut perjanjian penawaran saham at-the-market sebelumnya yang diajukan dua tahun lalu, yang mengizinkan penjualan hingga US$1,5 miliar saham biasa.Â
“Sehubungan dengan penandatanganan Perjanjian, yang berlaku efektif pada 28 Maret 2025, Perusahaan mengakhiri Perjanjian Penawaran ATM tertentu yang tertanggal 24 Oktober 2023,” sebagaimana tercantum dalam Form 8-K.
Dengan diajukannya program baru terkait penerbitan ini ke SEC, tidak akan ada lagi penjualan tambahan berdasarkan perjanjian sebelumnya. Langkah ini menunjukkan strategi perusahaan dalam mengelola cadangan Bitcoin secara lebih terstruktur.
Mengikuti Jejak Strategy dalam Akuisisi Bitcoin
Strategi MARA Holdings dalam memperbesar investasi Bitcoin mirip dengan pendekatan Michael Saylor melalui Strategy. Seminggu sebelumnya, mereka juga berencana menerbitkan saham baru dengan dividen yang mencapai 18 persen.
Strategy Rilis Saham Baru, Janjikan Dividen hingga 18 Persen!
Berdasarkan data terbaru dari BitcoinTreasuries, MARA saat ini memiliki investasi Bitcoin sebesar 46.376 BTC, menjadikannya perusahaan publik dengan kepemilikan terbesar kedua setelah Strategy, yang menguasai 506.137 BTC.
Meskipun beroperasi sebagai perusahaan penambangan Bitcoin, MARA semakin mengandalkan strategi dengan membeli BTC langsung di pasar terbuka. Strategi ini mulai diterapkan tahun lalu seiring meningkatnya biaya penambangan yang mendekati harga pasar.Â
Bitcoin Halving terbaru mengurangi imbalan, memaksa para miner mencari cara lain untuk menambah cadangan Bitcoin mereka. Kondisi ini mendorong banyak perusahaan tambang beradaptasi dengan strategi baru agar tetap kompetitif.Â
Langkah MARA mencerminkan perubahan tersebut, terutama di tengah volatilitas tinggi Bitcoin. Meski demikian, strategi ini tetap selaras dengan meningkatnya minat investor institusional terhadap aset kripto, yang semakin memperkuat posisi BTC sebagai instrumen investasi jangka panjang. [dp]