Marak Peristiwa Pembobolan Exchange, Tokocrypto Utamakan Keamanan Aset Pengguna

Peristiwa pembobolan exchange kian marak terjadi. Berdasarkan catatan CipherTrace, sebuah perusahaan keamanan blockchain, sepanjang semester pertama 2018 ini saja, total jumlah kripto yang hilang dari exchange mencapai US$731 juta. Tahun 2017 lalu jumlah kripto yang dicuri dari exchange setara US$266 juta!

Mengutip CCN.com, dua peristiwa pembobolan exchange terbesar pada tahun 2018 ini adalah pembobolan kripto senilai US$ 500 juta dari Coinchek di Jepang dan pembobolan Coinrail senilai US$40 juta di Korea Selatan.

Karena itu, selain menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi, Tokocrypto.com juga menjamin keamanan aset nasabah.

“Keamanan adalah prioritas utama kami. Kami memastikan bahwa platform kami aman dan bermitra dengan pihak ketiga yang memang sangat diakui tingkat keamanannya di dunia blockchain,” ujar Ping Xue Kai, Founder & CEO Tokocrypto.com dalam konferensi pers di sela-sela kegiatan InBlock 2018 di Jakarta, Sabtu (15/9).

Terkait keamanan, aset nasabah disimpan dalam dua wallet, yaitu hot wallet dan cold wallet.

Hot wallet terkoneksi dengan internet dan cold wallet tidak terkoneksi dengan Internet. Dengan penggunaan dua jensi wallet ini, aset nasabah terlindungi jika kemungkinan pembobolan terjadi,” jelasnya.

Selain soal keamanan, Tokocrypto berusaha menghadirkan platform yang mudah dan sederhana, sehingga orang yang belum paham tentang kripto pun bisa dengan mudah bertransaksi. Proses transaksi pun berlangsung dengan cepat. Kata Pai, Kalau proses deposit bisa dalam waktu tiga sampai empat menit sudah masuk ke dalam wallet.

“Tokocyrpto juga berkomitmen selalu mengedukasi pengguna dengan menyediakan informasi terbaru, melalui apa yang mereka sebut sebagai Tokocrypto Ekosystem. Salah satu bukti nyata dari edukasi itu adalah diadakannya InBlock 2018, bersamaan dengan peluncuran secara resmi Tokocrypto kepada publik Indonesia. Kata Pai, melalui kegiatan ini kami ingin mengedukasi masyarakat apa keuntungan dari teknologi blockchain,” ujarnya.

Ekosistem Tokocrypto mencakup TokoNews yang menyediakan informasi terkini dunia aset digital. Kemudian, TokoOutreach yang memungkinkan individu maupun kelompok komunitas untuk berkumpul dan berbagi pengetahuan teknis tentang aset digital dan teknologi blockchain. Tokocrypto juga memiliki TokoLaunchpad yang memungkinkan publik untuk bisa berpartisipasi secara cerdas dalam proyek aset digital baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.

Tokocrypto berdiri pada Juni 2017 dan mulai beroperasi pada Mei 2018 melalui laman www.tokocrypto.com. Saat ini, Tokocrypto setidaknya sudah memiliki 10.000 pengguna dan bersaing dengan sejumlah exchange lain, seperti Indodax, Rekeningku dan Huobi yang belum lama ini beroperasi di Indonesia. [jul]

Terkini

Warta Korporat

Terkait