Investor terkenal dan miliarder, Mark Cuban, mengungkapkan keyakinannya terhadap Bitcoin sebagai aset dengan nilai lebih tinggi dan potensi lebih besar dibandingkan emas.
Menurut informasi yang dilansir dari laporan CNBC pada 8 Januari 2025, Cuban menyatakan bahwa BTC, meskipun tergolong sebagai mata uang digital yang relatif baru, memiliki potensi sebagai alternatif emas yang lebih baik dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Bitcoin sebagai Penyimpan Nilai
Cuban menjelaskan bahwa baik emas maupun Bitcoin sering dilihat sebagai “store of value” oleh para investor. Namun, ia menyoroti beberapa kelemahan emas yang membuatnya kurang praktis.
“Emas, terutama dalam bentuk batangan, berat, mudah dicuri, dan sulit untuk ditukarkan dengan barang atau jasa. Itu tidak praktis,” jelas Cuban.
Sebaliknya, ia menjelaskan bahwa BTC dianggap lebih unggul karena sifatnya yang digital, mudah dipindahtangankan, dan dapat dibagi menjadi pecahan yang lebih kecil.
“Bitcoin tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan nilai, tetapi juga dapat digunakan sebagai mata uang yang sesungguhnya,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa Bitcoin lebih portabel, mudah diakses, dan memiliki fleksibilitas dalam transaksi internasional, menjadikannya pilihan yang lebih logis di era modern yang serba digital.
Menurut Cuban, dalam krisis ekonomi yang ekstrim seperti keruntuhan dolar AS ataupun mata uang lain, aset digital dapat menjadi solusi yang lebih praktis dibandingkan emas.
Selain itu, dia juga percaya bahwa minat generasi muda terhadap BTC sebagai aset investasi digital akan terus mendorong peningkatan nilainya secara signifikan di masa depan.
Michael Saylor: Seruan untuk Mengganti Emas
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Michael Saylor, pendiri MicroStrategy, yang dikenal sebagai pendukung vokal BTC dan advokat penggunaan Bitcoin sebagai cadangan nasional.
Dilansir dari laporan sebelumnya, Saylor juga mengajukan gagasan radikal agar pemerintah Amerika Serikat menjual sebagian besar cadangan emas nasionalnya dan mengalihkannya ke Bitcoin.
Saylor berpendapat bahwa emas, meskipun telah lama dianggap sebagai aset safe haven, tidak lagi relevan atau efisien dalam ekonomi modern yang serba digital.
Ia juga menekankan bahwa langkah ini akan memberikan keunggulan strategis bagi AS dalam persaingan ekonomi global, terutama karena beberapa negara pesaing utama, seperti China dan Rusia, masih menyimpan cadangan emas dalam jumlah besar.
Saylor mengusulkan agar alokasi ini dikurangi secara signifikan untuk memanfaatkan Bitcoin sebagai aset masa depan yang lebih efektif dalam melawan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Dengan biaya yang digunakan untuk membeli emas, AS dapat memperoleh hingga 5 juta Bitcoin, yang memiliki potensi nilai triliunan dolar di masa depan,” tegas Saylor.
Perspektif Baru dalam Investasi Aset Digital
Pernyataan Cuban dan Saylor menunjukkan perubahan paradigma dalam cara pandang investor terhadap aset penyimpan nilai. Emas, yang selama berabad-abad menjadi simbol stabilitas, mulai tergeser oleh aset digital yang menawarkan fleksibilitas dan relevansi di era digital.
Namun, investasi dalam Bitcoin tetap memiliki risiko tinggi, terutama karena volatilitasnya yang jauh lebih besar dibandingkan emas. Para ahli keuangan sering menyarankan agar investor hanya mengalokasikan sebagian kecil dari portofolio mereka untuk aset kripto.
Meskipun begitu, keyakinan Mark Cuban dan Michael Saylor terhadap BTC mencerminkan tren yang semakin menguat di kalangan investor global: adopsi aset digital sebagai bagian integral dari strategi keuangan masa depan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi blockchain dan meningkatnya kepercayaan terhadap Bitcoin, banyak pihak meyakini bahwa aset ini akan terus memainkan peran penting dalam lanskap ekonomi global. [dp]