IKLAN

MASAK Turki Selidik Dampak Krisis FTX

Badan Investigasi Kejahatan Keuangan Turki (MASAK), Kementerian Keuangan Turki telah menggelar penyelidikan terhadap dampak krisis FTX.

Badan itu bertanggung jawab untuk menangani kejahatan terkait uang telah memulai penyelidikan terhadap FTX. Beberapa hari setelah crypto exchange mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat, mereka mengungkapkan telah melacak aktivitasnya di Turki.

“Sudah diketahui publik bahwa FTX.com belum dapat memenuhi kewajibannya kepada pengggunanya dalam beberapa hari terakhir,” sebut MASAK dalam keterangannya resminya belum lama ini.

MASAK menekankan bahwa menurut undang-undang Turki saat ini, penyedia layanan aset kripto dianggap sebagai organisasi yang bertanggung jawab yang dicakup oleh undang-ndang tentang pencegahan pencucian uang hasil Kejahatan dan tindakan terkait lainnya.

Pengawas juga mengungkapkan telah memantau dengan cermat kegiatan di negara pihak-pihak yang terkait dengan FTX.

Turki Periksa FTX

Investigasi akan menargetkan transaksi yang dilakukan melalui akun lembaga uang elektronik dan penyedia crypto dan hasilnya akan dibagikan dengan otoritas yudisial dan administratif terkait.

BACA JUGA  Mantan Bos FTX Pernah Dekati Bos Tesla Perihal Akuisisi Twitter, Elon Musk: This Dude is Bullshit!

FTX mengatakan bangkrut pada 11 November 2022. Di Turki, Ftxtr.com, sekarang meminta pengguna untuk membagikan informasi rekening bank mereka sehingga bursa kripto itu dapat mengirimkan dana mereka.

Di tengah inflasi lebih dari 85 persen banyak orang Turki beralih ke kripto untuk mendapatkan uang lebih. Dalam beberapa tahun terakhir, negara berhadapan dengan banyak penipuan berbalut kripto. Misalnya bursa kripto Thodex yang sekarang sudah diblokir.

Menyusul keruntuhannya, FTX yang bangkrut telah menjadi sasaran penyelidikan di Amerika Serikat serta Bahama, tempat kantor pusatnya.

Di tempat lain di kawasan ini, Komisi Sekuritas dan Bursa Siprus (CySEC) mengumumkan akan menangguhkan izin yang dikeluarkan untuk FTX (UE) yang memungkinkan perusahaan crypto exchange itu beroperasi di seluruh Uni Eropa.

Desember mendatang direncanakan digelar rapat dengar pendapat antara DPR AS dengan FTX.com, Binance, Alameda Research dan beberapa perusahaan terkait. Hasil rapat itu kelak memutuskan apakah penyelidikan lebih lanjut akan digelar atas kasus yang merugikan jutaan pengguna itu.

BACA JUGA  Petinggi Alameda Research Beli Apartemen Mewah Sebelum Bangkrut

Sementara itu, sejumlah selebritas dan atlet terkenal di AS digugat class action oleh sejumlah investor FTT Token (kripto terbitan FTX). Mereka merasa dirugikan “orang-orang sewaan” FTX itu dalam mempromosikan kripto yang kini sudah ambruk 90 persen itu. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait