Setelah sebelumnya menuduh uang kripto digunakan untuk kegiatan kriminal, kini Mastercard mengajukan paten manajemen fraksional cadangan untuk aset-aset blockchain, CCN melansir. Pengajuan tersebut menandakan Mastercard, sebagai salah satu perusahaan pemrosesan transaksi terbesar di dunia, berubah dari menolak kripto dan blockhain menjadi pihak yang menerimanya.
Seperti sebagian besar perusahaan keuangan, Mastercard tidak pernah menduga tibanya blockchain. Mereka terlambat menyadarinya beserta dampak blockchain terhadap industri perbankan. Reaksi Mastercard pada awalnya jauh dari positif.
Namun, sebagai bisnis besar, mereka juga memelajari teknologi blockchain dan cara memakainya, sekaligus mencari jalan agar uang kripto bisa dipakai secara legal. Setelah plin-plan soal isu ini, akhirnya Mastercard mengakui bahwa kripto bisa digunakan secara baik.
Pegiat kripto mungkin akan skeptis terhadap rencana paten tersebut. Perbankan cadangan fraksional adalah salah satu masalah yang memicu lahirnya Bitcoin. Pada umumnya, komunitas kripto bukanlah penggemar uang berbasis utang (seperti uang fiat). Sebagian penggiat kripto ingin melihat sistem cadangan fraksional dihapus sama sekali.
Paten yang diajukan Mastercard, dengan nomor aplikasi 20180308092, mendeskripsikan sistem yang akan melacak aset kripto dan aset fiat secara simultan. Intinya, mereka ingin menciptakan web wallet yang mengombinasikan rekening kripto dan fiat. Dengan kata lain, Mastercard ingin membuat jaringan kartu kredit uang kripto.
Institusi perbankan Bitcoin seperti Coinbase sulit mendapatkan kepercayaan dari penggemar kripto selama bertahun-tahun. Hal ini karena pemilik dana tidak mengendalikan private key mereka sendiri. Dari sudut pandang penggiat kripto, tidak memegang private key sendiri artinya tidak memegang uang kripto sama sekali. Dana tersebut bisa hilang, dan nasabah tidak bisa menuntut apa-apa. Oleh karena itu, basis pelanggan terbesar Coinbase adalah pendatang baru yang ingin memperoleh Bitcoin secara mudah.
Paten Mastercard menyebut, “Ada kebutuhan untuk memperbaiki penyimpanan dan pemrosesan transaksi yang menggunakan uang blockchain. Jaringan dan sistem pemrosesan pembayaran yang sudah ada dan menggunakan uang fiat dirancang khusus untuk menyimpan dana secara aman, melindungi konsumen dan informasi penjual, serta mengirim data sensitif antara sistem komputer.”
Selain itu, lanjut Mastercard, sistem pembayaran yang ada diatur untuk melakukan perhitungan yang rumit, menilai resiko, dan mendeteksi penipuan memakai algoritma agar memastikan transaksi uang fiat terjadi secara cepat. Kombinasi penggunaan jaringan dan teknologi sistem pembayaran tradisional dengan uang blockchain dapat menyediakan manfaat blockchain yang terdesentralisasi bagi konsumen dan pedagang, sekaligus menjaga keamanan informasi rekening dan memberikan perlindungan yang kuat terhadap penipuan dan pencurian.
Mastercard melihat ada manfaat yang bisa didapatkan dengan menggabungkan teknologi keuangan tradisional dan uang kripto. Kemungkinan jaringan pembayaran dan produk Mastercard yang sudah berjalan saat ini akan termasuk dalam sistem baru mereka.
“Transaksi yang dilakukan melalui jaringan pembayaran meliputi pembelian produk atau jasa, pembelian kredit, transaksi debit, pengiriman uang, penarikan rekening, dan sebagainya. Jaringan pembayaran bisa diatur untuk melakukan transaksi menggunakan pengganti uang tunai, seperti kartu pembayaran, surat kredit, cek, rekening transaksi, dan lainnya,” jelas Mastercard.
Mastercard dianggap sebagai salah satu pemroses transaksi terbaik, dan mereka ingin melakukan hal yang sama di industri kripto. Terlepas dari permasalahan yang terkait dengan cadangan fraksional, paten Mastercard tersebut bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi Bitcoin dengan menyediakan cara bagi jutaan pelanggan Mastercard agar bisa melakukan dan menerima pembayaran dengan uang kripto. [ed]