Mastercard dan Chainlink Permudah Beli Kripto Pakai Kartu

Mastercard telah resmi bekerja sama dengan Chainlink guna membuka jalan bagi lebih dari tiga miliar pemegang kartu Mastercard di seluruh dunia untuk membeli kripto langsung di blockchain.

Lewat widget Swapper Finance yang sudah terintegrasi di berbagai situs Web3, transaksi fiat-to-crypto kini bisa terjadi secepat gesekan kartu, tanpa perlu melewati bursa terpusat.

Sinergi Teknologi di Balik Kolaborasi MasterCard dan Chainlink

Di balik pengalaman yang tampak sederhana itu, ada perpaduan teknologi yang cukup padat. Begitu pengguna menekan tombol “checkout,” Shift4 Payments memverifikasi detail kartu dan memproses pembayaran dalam hitungan detik.

Setelah itu, ZeroHash mengambil alih, ia mengonversi dana fiat menjadi stablecoin, memastikan kepatuhan regulasi, sekaligus mengamankan kustodi. Pada tahap berikutnya, oracle Chainlink memvalidasi metadata transaksi dan memicu instruksi swap ke kontrak pintar di jaringan terdesentralisasi, biasanya lewat XSwap atau Uniswap.

Hasilnya? Token pilihan pengguna mendarat langsung ke alamat on-chain mereka, serapi kirim foto lewat aplikasi pesan.

Jika alur itu terdengar seperti banyak tahap, coba bayangkan memesan taksi online, kita menekan satu tombol, tetapi di belakang layar ada peta, algoritma penentuan harga, hingga sistem pembayaran yang semua bekerja serempak.

Perbandingan ini membantu memotret bahwa kenyamanan yang kita rasakan sebenarnya ditopang oleh sinergi banyak pihak. Di sisi lain, setiap tahap tersebut tetap diaudit secara publik di blockchain, sesuatu yang susah dicapai dalam transaksi kartu tradisional.

Lebih lanjut lagi, Mastercard menegaskan kolaborasi ini bukan eksperimen sekali jalan. Perusahaan pembayaran raksasa itu sebelumnya telah menggandeng sejumlah bursa kripto untuk mengeluarkan kartu debit bertema aset digital.

Namun demikian, kemitraan bersama Chainlink menjadi yang kali pertama menghubungkan jaringan pembayaran global langsung ke bursa terdesentralisasi.

“Ini adalah jenis konvergensi keuangan tradisional dan keuangan terdesentralisasi yang Chainlink bangun untuk memungkinkannya. Saya gembira dengan kemampuan Chainlink untuk memungkinkan koneksi penting ini antara dunia pembayaran tradisional dan lebih dari tiga miliar pemegang kartu di basis pengguna Mastercard, langsung ke lingkungan perdagangan generasi berikutnya dari bursa terdesentralisasi on-chain,” ujar co-Founder Chainlink, Sergey Nazarov, dalam siaran pers.

Implikasi Bagi Industri dan Pengguna

Dorongan adopsi terasa cepat. Harga koin LINK sempat melonjak tiga belas hingga empat belas persen setelah kabar ini beredar, sebuah sinyal bahwa pasar menilai kolaborasi tersebut sebagai angin segar.

Sementara itu, para pencinta DeFi boleh bertepuk tangan, mereka tak lagi harus memutar uang lewat bursa terpusat (CEX) hanya demi memperoleh liquidity pool token idaman.

Bagi pemegang kartu Mastercard, manfaatnya jelas, proses pembelian kripto menjadi seintuitif berbelanja daring.

Bayangkan seorang pegiat NFT di Jakarta yang ingin menebus Ethereum di tengah malam. Kini ia cukup menarik ponsel, memilih nominal, memasukkan rincian kartu, lalu token pun mendarat tanpa harus meninggalkan browser. Pertanyaan retorisnya, masihkah kita menganggap kripto “rumit” setelah ini?

Di sisi kepatuhan, ZeroHash bertindak sebagai jembatan antara regulasi dan inovasi. Mekanisme ini memungkinkan transaksi tetap berada dalam koridor hukum sekaligus memanfaatkan kecepatan settlement on-chain.

Lebih jauh, Chainlink menambah lapisan keamanan melalui oracles yang sudah teruji, sehingga risiko manipu­lasi data nyaris lenyap.

“Tidak diragukan lagi, masyarakat ingin dapat dengan mudah terhubung ke ekosistem aset digital, dan sebaliknya. Itu sebabnya kami terus memanfaatkan keahlian kami yang telah terbukti dan jaringan pembayaran global untuk menjembatani kesenjangan antara perdagangan on-chain dan transaksi off-chain,” ujar Wakil Presiden Eksekutif Blockchain dan Aset Digital di Mastercard, Raj Dhamodharan.

Langkah Besar Menuju Adopsi Massal Kripto

Banyak analis menyebut kemitraan ini batu loncatan ke fase baru, konvergensi finansial, di mana keuangan tradisional dan terdesentralisasi saling berpelukan, bukannya saling menghindar.

Nuansa optimisme ini mengingatkan pada momen ketika internet komersial mulai terhubung dengan perbankan daring awal 2000-an. Kala itu, banyak pihak meragukan keamanan transaksi online, tetapi kemudahan akhirnya menang.

Apakah sejarah akan terulang? Jika melihat lonjakan volume di Swapper Finance hanya beberapa jam setelah peluncuran, jawabannya tampak jelas.

Namun demikian, satu catatan patut diingat, teknologi hanyalah alat. Seperti pisau dapur yang bisa dipakai memasak atau melukai, ekosistem on-chain juga menuntut literasi finansial pengguna. Tantangan selanjutnya bagi Mastercard dan Chainlink adalah memastikan edukasi beriringan dengan peningkatan akses.

Lebih lanjut lagi, jika infrastruktur ini terbukti mulus, tidak tertutup kemungkinan jaringan pembayaran lain, bahkan yang berbasis di Tiongkok, akan mencari integrasi serupa. Pada akhirnya, konsumen di AS, Eropa, hingga Asia Tenggara mungkin tak lagi memusingkan batas antara fiat dan kripto.

Mereka hanya ingin pengalaman transaksi yang cepat, murah dan transparan. Dan jika kemitraan ini berjalan sesuai rencana, barangkali kita akan mengenang hari pengumuman ini sebagai titik di mana DeFi berhenti menjadi kata kunci hype dan mulai terasa seperti fitur harian, layaknya tap-to-pay di minimarket.

Setidaknya untuk saat ini, jutaan pengguna Mastercard tinggal menyiapkan kartu, memilih jumlah uang yang ingin ditukar, dan yap, token pun berpindah dompet. Mudah, ya? [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait