IKLAN

Masuk Pasar Tokenisasi Saham, Coinbase Panaskan Persaingan

Menurut laporan Reuters yang dirilis pada Selasa (17/06), Coinbase bersiap meluncurkan layanan perdagangan tokenisasi saham. Langkah ini menempatkan raksasa kripto asal AS itu dalam persaingan langsung dengan Robinhood dan Charles Schwab.

Kepala bagian hukum Coinbase, Paul Grewal, mengonfirmasi bahwa perusahaan sedang mengupayakan izin untuk memungkinkan perdagangan tokenized stocks di crypto exchange mereka. Langkah ini menyusul masuknya Coinbase ke dalam indeks S&P 500.

Grewal menekankan pentingnya kejelasan regulasi untuk mendorong adopsi institusional terhadap aset kripto dan juga teknologi blockchain, yang selama ini terhambat oleh ketidakpastian hukum.

Menanti Lampu Hijau dari SEC

Agar bisa menjalankan perdagangan tokenisasi saham secara legal di AS, Coinbase perlu mengantongi no action letter dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Surat ini merupakan jaminan bahwa SEC tidak akan mengambil tindakan hukum terhadap rencana yang diajukan.

BACA JUGA  Volume Perdagangan Crypto Semakin Tertekan Gegara SEC Sengat Binance dan Coinbase

“Surat itu akan memberi kami rasa nyaman dan keyakinan bahwa pendekatan kami sesuai dengan hukum sekuritas yang berlaku. Keyakinan itulah yang selama ini kurang, dan menurut saya, sangat menghambat adopsi institusional secara luas,” ujar Grewal.

Selain mengurus izin, Coinbase juga berpeluang mengajukan permohonan pengecualian terhadap sejumlah aturan agar tetap dapat menawarkan tokenized securities secara sah. Langkah ini bisa menjadi strategi untuk memperluas layanan tokenisasi tanpa melanggar regulasi.

Ondo Finance Ajak SEC Berdiskusi Terkait Tokenisasi Saham AS

Ada kemungkinan pula bahwa Coinbase akan mempertimbangkan untuk mengubah sahamnya sendiri, COIN, sebagai bagian dari inisiatif ini. Namun hingga kini, Paul Grewal belum mengonfirmasi apakah permohonan telah diajukan atau kapan layanan tersebut akan diluncurkan.

Pasar Tokenisasi Saham Kian Memanas

Sementara Coinbase masih menunggu kepastian dari regulator, pesaingnya, Kraken, justru lebih dulu mengambil langkah. Pada Mei lalu, Kraken meluncurkan xStocks—layanan tokenized securities untuk 50 saham dan ETF populer AS, termasuk Apple, Tesla dan Nvidia.

BACA JUGA  Menengok GPRO, Aset Digital Berbasis Emas dari IPMB

Layanan xStocks dirancang khusus untuk investor non-AS dan dijalankan di atas jaringan blockchain Solana, yang dikenal karena kecepatan transaksi dan biaya rendah. Dengan ini, Kraken menempatkan dirinya selangkah lebih maju.

Langkah Kraken ini menambah tekanan bagi Coinbase yang masih dalam proses memperoleh izin untuk memperdagangkan tokenisasi saham. Jika mereka ingin tetap relevan di tengah gelombang inovasi, respon cepat dan strategi yang jelas menjadi keharusan.

Kini, semua mata tertuju pada Coinbase. Jika mereka berhasil mendapatkan lampu hijau dari SEC, peta persaingan antara platform kripto dan ritel tradisional bisa berubah drastis. Bursa kripto mungkin saja menjadi tempat utama untuk memperdagangkan saham masa depan—cepat, terbuka, dan berbasis blockchain. [dp]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait