Masyarakat Asia Tenggara: Minat Aset Kripto, Kendati Berisiko

Masyarakat Asia Tenggara di Vietnam, Filipina dan Malaysia menunjukkan minat yang besar terhadap aset kripto, kendati menyadari risikonya. Demikian hasil sebuah survei terbaru oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang didanai oleh Pemerintah Jepang.

Laporan itu menyebutkan, bahwa dari 3.006 responden, 80 persen mengetahui aset kripto, sementara 53 persen meminati menyimpan aset itu, walaupun menyadari itu sangat berisiko bagi kondisi keuangan mereka.

“Mayoritas responden yang berinvestasi dalam aset kripto mengatakan mereka menyadari kehilangan uang yang diinvestasikan, mengingat kurangnya pemahaman umum tentang aset kripto. Mereka juga mengakui kurang mendapatkan masukan yang banyak dari orang-orang profesional di bidang aset kripto. Di antara mereka banyak yang membeli, tetapi tak sesuai dengan kondisi keuangan ataupun profil risiko yang mereka miliki,” sebut laporan itu.

Kepala Divisi Keuangan OECD, Greg Medcraft mengatakan, situasi seperti itu sudah jamak terjadi, utamanya dengan tingkat pemahaman yang rendah.

“Konsumen perlu waspada terhadap risiko yang mereka hadapi, karena hanya 17 persen dari responden yang mengakui benar-benar memahami risiko yang mereka hadapi,” kata Medcraft. [OECD/vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait