Seorang Tokoh Politik AS melihat bahwa keunggulan mata uang Amerika mulai luntur sejak negara BRICS akan hadirkan mata uang baru.
Hegemoni dolar AS kian terancam saat BRICS berniat untuk menekan dominasinya di pasar keuangan global dengan akan menghadirkan mata uang baru sebagai alternatif.
Langkah tersebut tampak disukai oleh banyak negara, yang mulai mengancam dominasi mata uang Amerika karena niatan mereka mengurangi ketergantungan akan dolar AS.
Mata Uang Amerika Mulai LunturÂ
Berdasarkan laporan Daily Hodl, Mantan Anggota Kongres Ron Paul melihat bahwa keunggulan dolar AS mulai berkurang sejak dunia mulai jengah dengan kebijakan intervensionis AS.
Menurutnya, tidak heran jika melihat banyak negara yang mulai ingin mencari alternatif dari mata uang Amerika dan bersaing dengannya.
Meski status dolar AS sebagai mata uang cadangan global saat ini kian terancam, menurutnya ini baru saja dimulai.
“Kami (AS) adalah pemerintah intervensionis. Kami campur tangan dalam kebebasan pribadi, kami campur tangan dalam kebebasan ekonomi. Kami campur tangan dalam urusan internal semua negara lain di dunia. Kami memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan, kami memberikan sanksi untuk menghukum mereka. Dan kemudian kami terkejut, Maksud Anda mereka bersaing dengan dolar? Itu tidak adil! Kami menjaga dunia, kami melakukan segalanya dan sekarang mereka menyerang dolar?,” ujarnya.
Menurut Paul, telah ada penurunan signifikan dari penggunaan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia dalam setahun terakhir. Ini belum berakhir dan masih akan berlanjut.
Paul pun menilai bahwa, BRICS hanyalah babak awal dari gelombang pasang yang akan menghantam hegemoni dolar AS, sambil memperkirakan negara lain akan membentuk aliansi serupa untuk menekan dominasi mata uang Amerika.
“Sistem dolar akan runtuh. Ini sudah dimulai. Setiap hari Anda akan membaca cerita lain bahwa beberapa negara besar, bisa jadi India, bisa jadi Tiongkok khususnya, bisa jadi Rusia, membuat kesepakatan di seluruh dunia dengan menukar mata uang lokal mereka. Dan kemudian juga BRICS, yaitu lima negara berkumpul dan berkata ‘kami ingin bersaing.’ Jadi akan ada pengisian kekosongan yang akan terjadi,” ujarnya. [st]