Saat seseorang memutuskan terjun ke dunia aset kripto, biasanya Bitcoin dan Ethereum jadi pintu masuk. Tapi begitu rasa penasaran berkembang, muncullah satu pertanyaan yang hampir pasti, “Altcoin mana yang bisa naik gila-gilaan kayak cerita-cerita viral itu?”
Jawaban atas pertanyaan ini sebenarnya bukan sekadar menebak koin yang sedang tren di Twitter (X) atau yang paling sering muncul di YouTube. Dibutuhkan pemahaman mendalam, kombinasi naluri dan data yang konkret, agar tak terjebak hype semu.
Kenali Ciri Altcoin yang Bakal Melejit
Aktivitas On-Chain Altcoin Bisa Jadi Petunjuk Awal
Kalau sebuah altcoin punya ribuan pemegang dan ribuan transaksi harian, kemungkinan besar proyek itu punya ekosistem yang hidup. Di sisi lain, jika dompet-dompet besar (sering disebut whale) mulai membeli dalam jumlah besar, ini bisa menjadi sinyal bahwa mereka melihat potensi tersembunyi.
Tapi perlu dicatat juga, kehadiran whale bisa berarti dua hal, antara bisa jadi pertanda kekuatan, atau juga bisa artinya sedang bersiap menjual di puncak.
Lebih lanjut lagi, beberapa proyek kripto punya fitur burn, yakni mekanisme yang mengurangi total pasokan koin. Mekanisme seperti ini bisa memberi dorongan nilai jangka panjang jika diiringi oleh pertumbuhan pengguna aktif.
Untuk menilai potensi sebuah altcoin, data on-chain merupakan salah satu sumber informasi yang paling berharga. Melalui data ini, investor bisa memahami sejauh mana proyek tersebut digunakan secara nyata, siapa saja yang memegang asetnya, hingga seberapa aktif transaksi yang terjadi setiap harinya.
Salah satu platform yang paling popular untuk menelusuri data on-chain adalah Etherscan, khususnya untuk altcoin yang berjalan di jaringan Ethereum. Di situs ini, kamu bisa melihat jumlah pemegang (holders), total transfer, distribusi dompet besar, hingga apakah kontra pintar token tersebut sudah diverifikasi.
Sebagai contoh, untuk token seperti Shiba Inu (SHIB), Etherscan memperlihatkan bahwa token ini memiliki lebih dari 1,3 juta pemegang dan puluhan juta transaksi yang telah terekam. Angka-angka ini bisa menjadi indikator bahwa proyeknya punya daya tarik besar di komunitas.
Jika kamu lebih tertarik pada altcoin yang berada di ekosistem Solana, maka Solscan adalah alat yang tepat. Situs ini memberikan informasi detail seputar aktivitas jaringan Solana, termasuk jumlah transaksi, volume, serta distribusi wallet dari token seperti BONK atau WEN.
Tidak jauh berbeda, untuk altcoin yang hidup di jaringan BNB Smart Chain, BSCScan berfungsi hampir sama seperti Etherscan, namun khusus untuk token BEP-20. Data seperti volume perdagangan harian, jumlah transaksi dan aktivitas kontrak pintar dapat diakses dengan mudah.
Di sisi lain, bagi mereka yang ingin mengetahui siapa saja pemain besar di balik pergerakan suatu token, Arkham Intelligence menjadi salah satu platform yang layak dicoba.
Situs ini memungkinkan pengguna melacak wallet besar atau whale dan melihat bagaimana aset mereka bergerak. Dari sana, kamu bisa membaca apakah ada tren akumulasi atau distribusi besar-besaran terhadap token tertentu.
Lebih lanjut lagi, jika kamu tertarik menganalisis data dalam bentuk grafik atau dashboard yang sudah dikurasi oleh komunitas analis, Dune Analytics menyediakan banyak visualisasi publik.
Di sini kamu bisa menemukan berbagai panel data seperti burn tracker untuk Shiba Inu atau distribusi token PEPE dalam bentuk yang mudah dipahami. Ini cocok bagi mereka yang ingin melihat tren tanpa harus mengutak-atik kode atau API.
Tak kalah menarik, ada juga platform seperti Lookonchain dan Nansen yang lebih fokus pada pelacakan pergerakan dana dari wallet besar.
Mereka sering digunakan oleh trader berpengalaman untuk membaca pola-pola mencurigakan atau peluang masuk sebelum lonjakan besar terjadi. Dengan fitur-fitur ini, kamu bisa mengetahui misalnya kapan whale mulai akumulasi, atau kapan mereka membuang aset mereka ke bursa.
Dari semua alat tersebut, intinya adalah bagaimana kamu bisa menggali informasi terdalam dari sebuah altcoin, bukan sekadar ikut-ikutan tren. Mengandalkan data on-chain memungkinkan kamu mengambil keputusan yang lebih logis dan berbasis bukti nyata, bukan hanya sekadar kabar burung di sosial media.
Komunitas Sosial Media: Cermin Antusiasme atau Sekadar Riuh?
Tidak semua kripto yang viral di media sosial layak dikoleksi. Kadang, justru terlalu banyak promosi bisa menandakan bahaya.
Tapi kalau sebuah proyek punya komunitas yang aktif berdiskusi, mengkritik, dan bahkan membangun alat bantu untuk ekosistemnya, itu patut diperhatikan. Akun Twitter yang tumbuh organik, diskusi seru di Reddit, atau ruang obrolan Discord yang aktif, bisa jadi penanda bahwa proyek ini punya daya tarik jangka panjang.
Namun demikian, penting untuk melihat bukan hanya jumlah pengikut, tetapi juga kualitas interaksinya. Ribuan likes dari bot tidak sebanding dengan satu thread panjang berisi analisis dari komunitas nyata.
Jangan Lupa, Tim Pengembang dan Mitra Itu Penting
Altcoin yang serius hampir selalu dikerjakan oleh tim yang terbuka dan bisa dilacak rekam jejaknya. Jika pengembangnya punya riwayat membangun proyek Web3 sebelumnya, itu bisa menambah kepercayaan. Di sisi lain, kemitraan dengan institusi atau protokol besar juga sering kali menunjukkan bahwa proyek ini tidak jalan sendirian.
Sayangnya, masih banyak proyek yang menyembunyikan identitas timnya. Kalau kamu tidak tahu siapa yang menjalankan proyek itu, coba bayangkan, apakah kamu mau menitipkan uang ke orang yang bahkan kamu tak tahu namanya?
Tokenomik: Uang Bisa Menguap Kalau Ini Diabaikan
Tokenomik adalah struktur keuangan dari sebuah altcoin. Ada proyek yang punya suplai besar tapi hanya sebagian kecil yang beredar. Artinya, akan ada banyak token yang dilepas ke pasar di masa depan, dan itu bisa menekan harga.
Di sisi lain, distribusi token yang terlalu condong ke investor awal atau tim bisa jadi bumerang. Apalagi jika jadwal unlock token jatuh dalam waktu dekat, yang berpotensi membuat harga turun drastis karena tekanan jual besar-besaran.
Roadmap dan Produk Nyata
Kalau kamu lagi melihat proyek altcoin, coba cek apakah mereka sudah merilis produk atau masih berupa janji manis di whitepaper? Banyak altcoin terlihat menjanjikan di kertas, tapi tak punya produk yang bisa digunakan.
Kalau proyeknya sudah punya mainnet, fitur staking, atau integrasi dengan platform lain, setidaknya itu menandakan bahwa mereka bukan hanya menjual mimpi.
Analogi sederhananya, kamu sedang memilih antara beli tiket konser dari penyanyi yang sudah punya lagu, atau dari seseorang yang belum pernah tampil tapi bilang bakal go international.
Likuiditas dan Tempat Perdagangan
Altcoin yang hanya tersedia di bursa kecil dengan volume rendah bisa menyulitkan kamu untuk masuk dan keluar pasar. Bahkan jika kamu untung di atas kertas, bisa saja sulit menjual tanpa menyebabkan harga turun tajam.
Di sisi lain, altcoin yang sudah terdaftar di beberapa bursa besar dan punya volume perdagangan harian yang sehat, biasanya memberi ruang gerak lebih leluasa bagi investor.
Namun, jangan langsung percaya hanya karena koin itu tersedia di bursa popular. Lihat juga seberapa mudah koin itu diperdagangkan dan apakah spread harganya masuk akal.
Ada Risiko yang Tak Bisa Diabaikan
Beberapa altcoin belum tentu aman secara hukum. Jika proyeknya tak punya struktur legal jelas, atau kontrak pintarnya belum diaudit, bisa saja kamu sedang memegang koin yang berisiko tinggi terkena penutupan atau eksploitasi.
Belum lagi, beberapa negara seperti AS dan Tiongkok punya pendekatan yang ketat terhadap kripto tertentu. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjebak dalam proyek yang tiba-tiba dilarang atau diblokir.
Memilih altcoin yang punya potensi untuk melejit bukanlah perkara iseng atau coba-coba. Ini seperti mencoba memilih startup mana yang akan jadi unicorn di masa depan.
Kamu bisa lihat dari siapa pendirinya, bagaimana pasar meresponsnya, seperti apa produknya dan apakah komunitasnya benar-benar hidup. [st]