Max Keiser, mantan pialang saham di Wall Street, sekaligus pemandu acara ternama “Keiser Report” di Russian Television (RT), menyebutkan Bitcoin bisa menembus harga hingga US$100 ribu. Hal itu ia sampaikan dalam wawancara dengan Kitco pada 14 Mei lalu.
Max Keiser memang dikenal sejak lama sebagai pembela Bitcoin dan mata uang kripto. Di sejumlah episode di “Keiser Report” ia banyak menyinggung lemahnya mata uang dolar AS berbanding dengan kekuatan Bitcoin yang jumlah unitnya terbatas.
“Ketika Bank Sentral Amerika Serikat memberi sinyal akan terus melakukan quantitative easing, saya pernah mengatakan bahwa itu adalah harga support Bitcoin. Ketika itu sekitar US$US$3.200. Menurut saya Bank Sentral Amerika Serikat kehilangan akuntabilitas dengan melakukan itu. Mereka akan terus menerbitkan uang dolar dalam jumlah tak terbatas dan sampai pada titik yang memuakkan (ad nauseam),” tegas pria bergaya bicara blak-blakan itu.
Lanjut Max, orang-orang kaya, ketika memilih aset sebagai store of value tidak lagi melihat emas sebagai pilihan terbaik, karena nilainya tidak terlalu menguntungkan.
“Menjaga nilai simpanan di emas tidak lagi menarik, sebab terlalu banyak orang-orang kaya (‘whale‘ dan ‘sultan‘) yang memanipulasi pasar emas. Sedangkan Bitcoin mampu masuk ke porsi kecil pangsa pasar emas itu dengan kenaikan harga tinggi, setidaknya hingga US$100 ribu per BTC. Pada tahun 2017, ketika harga Bitcoin menyentuh US$20 ribu, saya tidak menjual Bitcoin saya, sebab saya memandang Bitcoin bisa naik hingga US$100 ribu,” katanya.
Max juga menegaskan, adalah hal yang wajar adanya volatilitas yang sangat tinggi dalam perdagangan Bitcoin, sebab itu adalah masa transisi menuju Bitcoin sebagai medium of exchange (alat pembayaran).
Max juga tak lupa menyinggung soal keterlibatan sejumlah perusahaan besar di sektor Bitcoin untuk melayani pembeli dari kalangan institusi, sebagai pemicu kenaikan harga Bitcoin. Ia mencontohkan ada Fidelity Investment, Ameritrade dan eToro dan lain sebagainya. [kitco.com/vins]