“GlobalCoin” Facebook yang dikabarkan akan diumumkan secara resmi pada 18 Juni 2019, kian memantik spekulasi yang beragam. Spekulasi cukup tajam dilemparkan oleh Caitlin Long, Anggota Gugus Tugas Blockchain Wyoming, Amerika Serikat melalui artikelnya di Forbes. Ia menyebut sejumlah bank mitra Facebook bisa meraup duit US$235 juta dari setiap US$10 miliar yang mengucur kepada Facebook.
“Jika Facebook memarkirkan duit dolarnya di Bank Sentral ‘The Fed’ Amerika Serikat melalui sejumlah mitra bank-nya, maka mereka bisa meraup bunga hingga 2,35 persen. Besaran itu setara US$235 juta dari setiap US$10 miliar yang masuk ke Facebook. Besaran bunga itu ditentukan oleh The Fed dan diberikan kepada setiap bank anggotanya melalui skema interest on excess reserves (IOER). Jika prediksi ini tepat, dan tidak diberitahukan secara terbuka kepada pengguna, mungkin bisa memicu kontoversi politik yang panas,” tulis Long.
Long mengacu pada kabar terbaru dari sumber berita anonim The Information, yang menyebutkan Facebook menggunakan algoritma konsensus mirip Delegated Proof of Stake (dPOS) yang digunakan oleh EOS dan Tron. Pihak-pihak yang ingin menjalankan satu node (simpul) jaringan blockchain GlobalCoin, harus membeli GlobalCoin senilai US$10 juta (setara dengan Rp142 miliar). Dalam hal ini harga GlobalCoin yang disebut bertipe stablecoin, dipatok satu banding satu dengan harga uang dolar AS atau mata uang negara lainnya.
Dalam sistem dPOS, sebuah simpul berperan sebagai validator transaksi keuangan menggunakan satu atau beberapa komputer. Ini sama seperti peran bank yang memvalidasi dan memverifikasi transaksi uang. Sebuah simpul memerlukan spesifikasi komputer khusus, yang juga tidak murah, dengan koneksi Internet yang harus stabil. Setiap pihak pengelola simpul juga harus menyimpan sejumlah koin/token sebagian syarat mutlaknya.
Biasanya pihak pengelola simpul akan mendapatkan imbalan dari biaya transaksi para pengguna dan mendapatkan bonus berupa koin/token yang diberikan setiap tahun.
Dengan skenario seperti IOER itu, peran Facebook sejatinya adalah nasabah di setiap bank mitranya dan tentu saja juga mendapatkan bunga. Tetapi Long tidak menjelaskan secara terperinci berapa bunga yang didapatkan oleh nasabah sekelas perusahaan seperti Facebook.
Dalam skenario serupa, imbalan tambahan yang diberikan Facebook kepada pengelola simpul bisa saja dari skema bagi hasil dari bunga bank yang didapatkan Facebook atau dari hasil pemutaran duit ke sejumlah instrumen investasi lainnya, saham, obligasi ataupun reksadana. Atau bisa jadi Facebook berbagi hasil dari IOER tersebut, lalu berikutnya dibagikan kepada setiap pengelola simpul.
IOER ini selayaknya imbalan yang diberikan oleh Bank Sentral kepada bank-bank di Amerika Serikat atas jasa mereka untuk menambah modal perusahaan bank. Duit imbalan, selanjutnya bisa dipinjamkan oleh bank tersebut kepada pihak lain. [ed]