Memahami tentang Bitcoin CME gap terkait cukup erat dengan membaca peluang untuk masuk ke token baru yang sedang di masa presale, misalnya di Minotaurus (MTAUR) ini.
Pasar kripto kembali mendapat sorotan besar sejak Senin, 11 Agustus 2025 lalu, ketika fenomena Bitcoin CME Gap muncul dan memicu perdebatan luas di kalangan analis dan pelaku pasar. Saat itu, harga Bitcoin gagal mempertahankan level US$120.500 dan turun tajam ke bawah US$119.095 pada 12 Agustus 2025. Gambar yang dibawah adalah situasi Bitcoin CME Gap pada 11 Agustus 2025 lalu, yang dibagikan oleh Crypto Rover di media sosial X, bahwa gap yang terbentuk berkisar di atas US$116.400.

Kendati pada 14 Agustus 2025 pagi hari BTC mencetak rekor baru di US$124 ribu, kripto itu terlihat lelah untuk berlanjut ke atas. Tak pelak, pasar pun terkoreksi cepat ke support lokal US$114.790 pada 18 Agustus 2025 petang. Ketika artikel ini ditulis, BTC naik tipis, bertengger di US$115.907, naik sangat tipis dari support itu.
Koreksi pada 12 Agustus tersebut memicu likuidasi senilai puluhan juta dolar AS dari posisi long ber-leverage tinggi. Celah harga atau gap yang terbuka di kontrak berjangka CME menjadi titik perhatian utama karena historisnya, harga Bitcoin kerap berupaya menutup gap tersebut.
Dalam laporan Blockchainmedia.id, disebutkan bahwa tekanan jual semakin kuat ketika BTC menembus area krusial dan bergerak menuju kisaran US$117.200–US$117.430, yaitu batas atas CME Gap yang terbuka. Bahkan, skenario koreksi lebih dalam mengarahkan BTC ke area US$112.500, yang kini dipandang sebagai batas bawah struktur support menengah.
Sebagai catatan fenomena ini hampir jarang terjadi dan pernah terdeteksi sebelumnya pada 24 Maret 2025 silam, ketika rentang gap cukup besar yakni, US$84 ribu.

Apa Itu Bitcoin CME Gap?
Lantas, apa sebenarnya Bitcoin CME Gap itu? Apakah sebagai pertanda akan datang koreksi atau sebaliknya?
Pertama kita harus pahami terlebih dahulu apa itu CME? CME adalah singkatan dari Chicago Mercantile Exchange, sebuah bursa derivatif (non spot market) ternama di Amerika Serikat. Di bursa itu, selain aset komoditi lain, ada juga diperdagangkan kelas aset Bitcoin. Produk investasi berjenis berjangka (futures) untuk institusi besar ini memang sudah lama ada di bursa itu, yakni sejak Desember 2017 lalu.
Nah, bursa derivatif CME ini hanya beroperasi pada hari kerja, yaitu Senin hingga Jumat, dengan sesi perdagangan yang berlangsung hampir 24 jam penuh setiap harinya. Di antara itu, ada jeda teknis sekitar satu jam setiap sore sebelum sesi berikutnya dimulai.
Sementara itu, pada akhir pekan, tepatnya Sabtu dan Minggu, CME tutup total. Jadi, tidak ada perdagangan sama sekali. Kondisi inilah yang membuat perbedaan mencolok dengan bursa kripto global (crypto exchange) yang tetap aktif 24 jam nonstop, baik yang berjenis spot ataupun derivatif (misalnya futures).
Akibatnya, ketika harga Bitcoin bergerak signifikan (naik cepat atau turun cepat) di akhir pekan dan CME kembali buka pada awal pekan, kerap muncul “kesenjangan harga” atau gap, yang dikenal sebagai istilah Bitcoin CME Gap. Nah, celah gap inilah yang kemudian menjadi perhatian pelaku pasar karena secara statistik, harga cenderung kembali untuk menutupnya.
Contoh sederhananya seperti berikut ini menggunakan kurs BTC dolar kecil. Perhatikan makna “menutup gap”. Ini berarti harga kembali ke area kosong yang sempat tercipta di grafik.
Misalnya, saat CME menutup perdagangan pada Jumat di level US$50.000, lalu ketika buka kembali pada Senin, harga langsung meloncat ke US$52.000. Selisih di antara US$50.000 hingga US$52.000 itu disebut gap.
Jika setelah beberapa hari harga Bitcoin bergerak turun kembali dan menyentuh kisaran tersebut, maka celah atau gap tadi dianggap sudah tertutup. Dengan kata lain, grafik yang tadinya punya ruang kosong kini kembali terisi oleh pergerakan harga.
Analogi Bitcoin CME Gap
Supaya semakin mudah, bayangkan Anda menonton sebuah film, tetapi ada bagian cerita yang terlewat sekitar dua menit karena layar sempat padam. Saat film diputar kembali, ceritanya sudah loncat maju. Nah, bagian cerita yang hilang itu mirip dengan gap pada grafik harga.
Sekarang, bayangkan beberapa hari kemudian Anda menonton ulang film yang sama dari awal. Kali ini layar berjalan mulus, dan Anda akhirnya bisa melihat dua menit cerita yang sebelumnya hilang. Itulah yang disebut menutup gap.
Dalam konteks Bitcoin CME Gap, harga yang meloncat dari US$50.000 ke US$52.000 saat pembukaan Senin membuat ada “cerita kosong” di antara level US$50.000–US$52.000. Ketika di kemudian hari harga kembali turun menyentuh kisaran itu, sama seperti Anda akhirnya menonton ulang bagian film yang sempat hilang, gap dianggap sudah tertutup.
Lalu, ketika sebuah Bitcoin CME Gap berhasil tertutup, hal itu menandakan bahwa grafik harga sudah kembali mengisi ruang kosong yang sempat muncul. Pada titik ini, gap biasanya tidak lagi menjadi fokus utama pelaku pasar.
Namun, arah pergerakan setelah penutupan gap bisa berbeda-beda. Ada kalanya harga melanjutkan tren semula, misalnya jika gap tertutup akibat koreksi kecil lalu pasar kembali naik.
Di sisi lain, ada juga kasus di mana setelah gap tertutup, harga justru berbalik arah, karena penutupan gap dianggap sebagai semacam misi yang sudah selesai oleh pasar. Dengan kata lain, menutup gap bukan akhir dari cerita, melainkan hanya satu episode dalam perjalanan harga Bitcoin yang tetap dipengaruhi banyak faktor lain.
Jadi Patokan Trading?
Bitcoin CME Gap sering dianggap sebagai salah satu sinyal teknikal oleh para trader, tetapi perlu dicatat bahwa keberadaannya bukan jaminan arah harga. Jika gap terbentuk di bawah posisi harga saat ini, sebagian pelaku pasar menafsirkannya sebagai potensi koreksi, karena harga mungkin akan turun kembali untuk menutup celah tersebut.
Inilah yang terjadi pada gap yang terdeteksi pada 11 Agustus 2025. Beberapa analis memperkirakan bahwa harga Bitcoin berpotensi bergerak naik untuk menutup celah yang terbentuk di atas US$116.400. Dengan kata lain, gap ini belum tertutup, tetapi area harga tersebut menjadi titik perhatian karena secara historis, harga Bitcoin cenderung kembali mengisi ruang kosong yang muncul di grafik CME.
Dengan kata lain, jika gap berada di atas harga saat ini, ada anggapan bahwa harga berpeluang naik ke atas untuk mengisi ruang kosong di grafik. Meski begitu, tidak semua gap langsung tertutup. Karena itu, trader biasanya menjadikan gap hanya sebagai salah satu acuan tambahan, bukan patokan tunggal untuk menentukan arah pasar.
Jadi sekali lagi, fenomena Bitcoin CME Gap tidak dapat dijadikan patokan tunggal dalam trading, melainkan sekadar referensi saja, bahwa pergerakan harga BTC di pasar spot bisa lebih cepat dibandingkan harga tercatat di pasar derivatif di CME.
Pada 1415 Agustus 2025, celah harga (gap) Bitcoin di kontrak berjangka CME yang terbentuk pada 11 Agustus 2025 telah tertutup. Harga Bitcoin sempat turun ke kisaran $118.335, mengisi gap yang sebelumnya terbuka antara $117.430 dan $119.000. Setelah penutupan gap tersebut, harga Bitcoin rebound dan mencapai rekor tertinggi baru di $124.457, lalu terjerembab hingga ke US$114.790 pada 18 Agustus 2025 petang.
Pada 15 Agustus 2025, pengamat pasar kripto Mike Alfred menyatakan bahwa Bitcoin secara tenang menutup CME gap di US$117.400, menandai selesainya “misi” mengisi celah harga tersebut. Ia berpendapat bahwa penutupan gap ini membuka jalan bagi momentum kenaikan signifikan, dan menekankan bahwa trader harus siap menghadapi pergerakan harga yang cepat dan volatil, seolah pasar siap “lepas landas” menuju rekor baru.
“Dengan senyap, Bitcoin menutup CME gap di US$117.400. Ini adalah langkah terakhir. Kapten telah memberi izin untuk lepas landas. Harap kencangkan sabuk pengaman, lipat meja, dan matikan serta simpan semua perangkat elektronik. Saatnya beraksi, teman-teman!” serunya di X.
Namun, pernyataan trader Daan Crypto Trades, menyebutkan pada 15 Agustus 2025, Bitcoin menutup sebagian besar gap CME, tetapi masih ada sedikit celah yang tersisa. Ia pun menggarisbawahi gap terbaru ini lebih besar dari biasanya dan membutuhkan waktu 3–4 hari untuk terisi (11-15 Agustus 2025), lebih lama dibanding gap sebelumnya yang hanya butuh satu hari.
“Hal ini menunjukkan bahwa area gap bisa menjadi level penting untuk dipantau, terutama jika harga justru turun lebih lanjut dan menembus level terendah yang terkait dengan gap tersebut,” ujarnya.
Peluang Masuk ke Token Baru Lewat Presale
Bagi investor yang memiliki rentang waktu jangka sangat panjang, pola ini memberikan kerangka berpikir bahwa pasar kripto memiliki mekanisme mencari keseimbangan. Harga yang terlalu jauh meninggalkan area tertentu akan berpotensi kembali, entah melalui kenaikan maupun koreksi. Konsep keseimbangan ini dapat dianalogikan dengan peluang masuk pada aset baru, khususnya proyek yang masih berada pada fase presale.
Presale sering menciptakan “gap awal” berupa selisih harga antara fase diskon dengan harga publik saat listing di bursa. Investor yang masuk lebih awal berpotensi menikmati selisih ini, mirip dengan strategi trader yang menanti harga Bitcoin kembali ke area gap. Dengan kata lain, presale bisa menjadi titik akumulasi strategis, meskipun tetap penuh risiko volatilitas.
Salah satu proyek yang kini berada dalam fase tersebut adalah Minotaurus (MTAUR). Proyek ini menempatkan diri di sektor blockchain gaming dengan produk utama berupa mobile game bertema labirin digital.
Kelak dengan game ini pemain dapat menjelajah dunia virtual, mengumpulkan mata uang dalam game, melawan beberapa karakter-karakter unik, serta membuka fitur khusus. Token MTAUR nantinya akan berfungsi sebagai kunci ekosistem, mulai dari pembelian item, peningkatan karakter, hingga akses ke zona eksklusif.


Tokenomics MTAUR dirancang dengan distribusi terperinci: 60 persen untuk akses awal, 10 persen untuk likuiditas, 10 persen untuk pemasaran, 10 persen untuk insentif dan airdrop, 8 persen untuk pengembangan, serta 2 persen untuk tim inti. Presale berlangsung dalam beberapa tahap, dengan diskon progresif yang semakin menurun seiring berjalannya waktu. Fase pertama bahkan sudah habis terjual dengan diskon hingga 80 persen, sementara harga listing ditetapkan di 0,00020 USDT per token.
Selain diskon harga, Minotaurus juga menawarkan insentif tambahan berupa bonus token hingga 10 persen melalui mekanisme vesting, serta program referral. Dari sisi keamanan, proyek ini mengklaim telah melalui audit independen dari Coinsult dan SolidProof, memberikan lapisan kepercayaan lebih kepada calon investor.
Jika kita menarik analogi dengan Bitcoin CME Gap, maka presale MTAUR dapat dipandang sebagai celah awal yang membuka peluang strategis. Harga presale yang lebih rendah dari harga listing menciptakan potensi selisih yang akan “ditutup” pasar ketika token resmi diperdagangkan di bursa. Sama seperti pergerakan Bitcoin yang kini menguji area gap US$117.200 hingga US$112.500, investor MTAUR pun menghadapi volatilitas yang tinggi, tetapi juga berpeluang meraih keuntungan signifikan jika momentum adopsi sesuai ekspektasi.
Dengan kondisi pasar Bitcoin yang masih rentan akibat CME Gap Agustus 2025, banyak investor mungkin mulai melirik aset baru sebagai diversifikasi. Minotaurus hadir menawarkan kombinasi unik antara hiburan digital dan potensi finansial. Meski tetap ada risiko inheren, presale MTAUR dapat dilihat sebagai kesempatan bagi investor awal untuk menempatkan diri di “celah harga” sebelum publik masuk.
Pada akhirnya, baik fenomena Bitcoin CME Gap maupun presale Minotaurus sama-sama menegaskan bahwa momentum, kesabaran, dan strategi adalah kunci dalam pasar kripto. Mereka yang mampu membaca pola dan berani mengambil posisi sejak dini berpotensi menuai hasil lebih optimal ketika pasar menemukan titik keseimbangannya kembali. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.