Memahami Cloud Mining dan Prospeknya Pada Tahun 2025

Cloud mining menjadi salah satu cara popular untuk mendapatkan aset kripto tanpa harus memiliki perangkat mining sendiri. Dengan layanan ini, kamu bisa menyewa hash power dari perusahaan penyedia layanan untuk menambang kripto seperti Bitcoin. Nah, untuk memahaminya lebih lanjut, yuk, pelajari selengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Cloud Mining?

Cloud mining adalah cara menambang cryptocurrency tanpa harus membeli atau mengelola perangkat keras sendiri. Konsep ini muncul pada 2013 sebagai solusi bagi orang yang ingin menambang kripto tanpa repot mengelola peralatan canggih.

Bayangin kamu mau menambang emas. Biasanya, kamu perlu membeli alat, menggali tanah, dan mengolah hasil tambang sendiri.

Tapi, bagaimana kalau ada perusahaan yang sudah punya tambang besar, dan kamu cukup membayar mereka untuk berbagi hasil emas? Inilah konsep di balik cloud mining, tapi yang ditambang bukan emas, melainkan cryptocurrency seperti Bitcoin.

Awalnya, menambang Bitcoin sangat mudah. Dengan komputer biasa, siapa pun bisa ikut serta memecahkan teka-teki matematika untuk menambah blok baru di blockchain. Setiap blok yang berhasil ditambahkan akan memberi hadiah berupa Bitcoin. 

Namun, seiring bertambahnya penambang, teka-teki ini jadi makin sulit. Saat ini, kamu butuh perangkat khusus bernama ASIC yang mahal dan menghabiskan banyak listrik agar bisa bersaing memecahkan teka-teki tersebut.

Karena biaya dan kerumitannya tinggi, cloud mining menjadi solusi praktis. Dengan cloud mining, kamu cukup menyewa kekuatan komputasi dari perusahaan yang mengelola ribuan perangkat tambang. Sebagai gantinya, kamu akan mendapat bagian dari hasil Bitcoin yang mereka tambang, tanpa perlu repot mengatur perangkat sendiri.

Cara Kerja Cloud Mining

Cara Kerja Cloud Mining. Foto: Hashing24

Cloud mining bekerja dengan menyewakan kekuatan komputasi (hash power) dari penyedia layanan, sehingga kamu bisa menambang cryptocurrency tanpa harus memiliki atau mengoperasikan perangkat keras sendiri. 

Penyedia layanan ini mengelola pusat data besar yang dilengkapi perangkat khusus untuk menambang kripto, seperti Bitcoin, biasanya di lokasi dengan biaya listrik rendah. Setelah mendaftar dan menandatangani kontrak, kamu akan mendapatkan bagian hash power yang bisa dipantau melalui platform atau aplikasi. 

Sebagian besar layanan menggabungkan hash power dari banyak penyewa ke dalam mining pool, yaitu kelompok penambang yang bekerja bersama untuk memperbesar peluang memecahkan blok di blockchain dan mendapatkan hadiah kripto. Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan jumlah hash power yang kamu sewa. 

Apakah Cloud Mining Itu Scam?

Cloud mining bisa menjadi scam jika kamu tidak berhati-hati memilih penyedia layanan. Banyak penipuan berkedok cloud mining menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat untuk menarik pelanggan. Beberapa di antaranya bahkan membatasi atau mempersulit proses penarikan hasil penambangan.

Untuk menghindari penipuan, kamu perlu melakukan riset mendalam sebelum memilih penyedia. Pilih platform yang sudah dikenal memiliki reputasi baik, transparan dalam proses penambangan, dan menawarkan struktur biaya yang jelas. 

Waspadai perusahaan yang menjanjikan keuntungan pasti atau menggunakan promosi berlebihan, karena ini sering menjadi tanda penipuan.

Prospek Cloud Mining Tahun 2025

Prospek cloud mining pada tahun 2025 sangat dipengaruhi oleh biaya awal, biaya perawatan seperti listrik dan pemeliharaan alat, serta syarat kontrak yang mungkin memiliki biaya tambahan tersembunyi.

Dengan harga Bitcoin yang berada di sekitar US$85.000 per koin pada awal tahun 2025, mendapatkan keuntungan besar dari cloud mining menjadi semakin sulit.

Potensi keuntungan cloud mining. Foto: ECOS

Berdasarkan perhitungan di platform ECOS, kontraknya senilai US$150 diperkirakan hanya menghasilkan return antara, 7 persen (rugi) hingga 5 persen. Jika nilai kontraknya lebih besar, seperti US$1.000, keuntungan yang didapat bisa naik menjadi 0,53 persen hingga 13,43 persen tergantung jenis mesin yang kamu pilih.

Namun, perhitungan ini menggunakan asumsi harga Bitcoin di US$96.000, yang lebih tinggi dari harga pasar saat ini. Artinya, keuntungan yang sebenarnya kemungkinan lebih kecil dari perkiraan tersebut.

Selain itu, perhitungan keuntungan tersebut juga didasarkan pada masa kontrak yang berlangsung selama 12 hingga 36 bulan. Itu artinya, return sebenarnya yang kamu dapatkan per tahun akan lebih kecil dibandingkan angka yang ditampilkan.

Oleh karena itu, dengan margin keuntungan yang kecil, prospek penambangan jenis ini di tahun 2025 kurang menarik terutama buat kamu yang mau mendapatkan hasil cepat dalam waktu singkat.

Kalau kamu mau memaksimalkan keuntungan di ekosistem kripto, earn crypto, perpetual trading atau staking bisa menjadi pilihan yang lebih menguntungkan dibandingkan cloud mining.

Tapi, tetap berhati-hati terhadap berbagai jenis penipuan di dunia kripto. Pastikan kamu melakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait