Menakar Desentralisasi Kripto

Dimaz Ankaa Wijaya
Peneliti pada Blockchain Research Joint Lab Universitas Monash, Australia


Salah satu hal yang paling dijual oleh proyek-proyek berbasis mata uang kripto adalah desentralisasi. Tetapi, kebanyakan dari proyek-proyek tersebut tidak pernah mendefinisikan bagaimana konsep desentralisasi diterapkan pada sistem yang mereka bangun. Mari coba kita telaah bagian dari mata uang kripto mana yang merupakan pengejawantahan konsep desentralisasi.

Konsensus sebagai sumber kebenaran (source of truth)
Konsensus tentu saja menjadi bagian utama pada mata uang kripto yang menerapkan konsep desentralisasi. Pada sistem mata uang tradisional yang dikelola oleh perbankan, setiap transaksi pada sistem mata uang tradisional tersebut akan divalidasi oleh pihak bank. Apapun yang diputuskan oleh pihak bank akan menjadi satu-satunya sumber kebenaran (source of truth) bagi transaksi tersebut. Dalam hal ini, bank dapat menyetujui, menolak, atau membatalkan transaksi, di mana tidak ada pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan bank (kecuali atas interupsi melalui jalur hukum, yang berada di luar konteks artikel ini).

Dalam sistem mata uang kripto, informasi transaksi akan divalidasi oleh lebih dari satu pihak yang berkompetisi satu sama lain. Kompetisi ini penting, karena apabila terdapat satu pihak yang berbuat curang, maka pihak lain akan mengambil alih posisinya dalam sistem. Insentif diberikan kepada para pihak yang berbuat jujur, sementara kerugian atau insentif lebih kecil akan diderita oleh mereka yang berbuat curang. Sistem akan selalu dapat berjalan apabila mayoritas validator bertindak jujur dan menjalankan konsensus sebagaimana telah ditentukan. Karena adanya lebih dari satu pihak yang bertindak sebagai validator, maka apabila sebuah transaksi yang telah memenuhi syarat ditolak oleh seorang validator, maka transaksi tersebut masih dapat berpotensi divalidasi oleh validator lain. Berbeda halnya dengan transaksi dalam perbankan yang hanya mengandalkan si bank dalam memvalidasi transaksi.

Governance
Mata uang kripto yang baik memiliki tata kelola (governance) yang bersifat desentralisasi. Seluruh anggota bersepakat untuk menjalankan protokol yang telah disetujui sebelumnya, dan akan terus menjalankan protokol tersebut hingga pada satu titik di mana mereka tidak lagi menyetujuinya. Ketika hal ini terjadi, setiap anggota memiliki hak penuh untuk keluar dari sistem dan mendukung protokol baru. Konsep ini diterapkan pada hampir semua mata uang kripto, di mana mata uang kripto baru diciptakan dari blockchain mata uang kripto lainnya. Anggota yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada para validator konsensus, melainkan juga para pengembang aplikasi serta para pengguna, termasuk pemegang koin dan para vendor yang menerima pembayaran dalam bentuk mata uang kripto tersebut.

Full Node
Full node menjadi salah satu komponen penanda desentralisasi. Dalam hal ini, kebenaran atas informasi yang disimpan di dalam blockchain tidak hanya diterima secara mentah-mentah oleh para anggotanya, melainkan dapat diuji kebenarannya dengan menggunakan full node. Meskipun mayoritas mata uang kripto tidak menyertakan full node dalam konsensus mereka, namun full node merupakan representasi dari kontribusi atau partisipasi anggota dalam menjalankan sistem.

Semakin banyak full node tersedia di dalam jaringan, maka semakin besar pula sistem tersebut terhindar dari serangan sejenis “Sybil Attack”. Sybil Attack tidak secara langsung menyerang konsensus (dengan berbagai alasan, misalnya karena terlalu mahal), namun dengan membentuk node-node jahat yang menyediakan informasi yang salah kepada pengguna. Sebuah sistem akan tetap berjalan selama mayoritas full node bertindak jujur. Full node biasa dijalankan oleh pihak-pihak yang menyelenggarakan jasa yang terkait dengan mata uang kripto agar mereka dapat memvalidasi transaksi secara langsung.

Di tahun-tahun awal berkembangnya Bitcoin, terdapat kelompok pengguna yang menjalankan full node Bitcoin semata-mata karena alasan altruistik. Mereka ini tidak memiliki alasan untuk menjalankan full node selain untuk menjaga agar sistem tetap berjalan. Padahal, menjalankan full node tidaklah murah. Perangkat full node harus terus-menerus terhubung ke jaringan Internet dengan koneksi yang baik, belum termasuk perangkat penyimpanan yang dibutuhkan untuk menyimpan seluruh transaksi dari yang paling awal hingga yang paling baru.

Kebutuhan spesifikasi yang besar ini membuat jumlah para “pahlawan” ini semakin sedikit. Tentu saja ini dapat dipahami, karena full node merupakan salah satu komponen yang paling penting sekaligus komponen yang paling tidak profitable dalam dunia mata uang kripto, alias tidak mendapat benefit apapun. Padahal beberapa mata uang kripto tertentu seperti Monero dan Aeon, peran full node tidak hanya sebatas pada verifikasi transaksi semata atau menyajikan informasi header blok, melainkan juga melayani permintaan informasi krusial dari para pengguna yang menjalankan SPV wallet. Tanpa layanan ini, SPV wallet tidak akan dapat membuat transaksi baru, yang pada akhirnya sistem akan berhenti berfungsi.

SPV wallet atau Simplified Payment Verification wallet adalah wallet yang tidak memiliki salinan blockchain, sehingga dalam operasinya, SPV wallet sangat bergantung pada “kemurahan hati”  full node dalam menyuplai informasi yang benar kepada SPV wallet.

Desentralisasi yang melekat pada konsep mata uang kripto dan teknologi blockchain dapat dijabarkan menjadi setidaknya tiga komponen, yakni konsensus, governance, dan full node. Para pelaku dua komponen pertama yakni konsensus dan governance mendapatkan manfaat (dengan kadar tertentu), sementara komponen desentralisasi ketiga, yakni full node masih dianaktirikan.

Dengan menyadari betapa pentingnya full node dalam sistem mata uang kripto dan blockchain, maka diperlukan usaha untuk memberikan insentif kepada para peserta agar mereka mau menjalankan full node. Namun tampaknya belum akan ada solusi dalam waktu dekat, dan mari berharap para “pahlawan” itu masih mau berkontribusi terhadap jalannya sistem. []

Terkini

Warta Korporat

Terkait