Menakar Kajian JP Morgan: Bitcoin Diminati Milenial, Emas Disukai yang Lebih Tua

Tim Analis keuangan JP Morgan (bank terbesar di Amerika Serikat) pada minggu ini menerbitkan kajian tentang Bitcoin. Mereka menyimpulkan bahwa Bitcoin dibanjiri oleh investor dari kalangan kaum milenial. Sedangkan, emas masih dibanjiri oleh kalangan investor yang lebih tua. Keduanya mengalami peningkatan harga di masa pandemi ini.

OLEH: Oscar Darmawan
CEO Bursa Aset Kripto Indodax

Saya sangat sependapat dengan kajian JP Morgan itu, sebab kedua generasi itu memang tengah berusaha untuk mengamankan kekayaan dari resesi ekonomi global saat ini.  Bitcoin dan emas memang adalah pilihan tepat, sebagai aset investasi yang paling aman.

Kajian JPMorgan itu juga menyimpulkan, bahwa kalangan milenial justru menghindari reksadana dan saham, sehingga mereka mengalihkan uangnya ke Bitcoin dan emas.

Fenomena serupa juga terjadi di Indonesia. Investor Bitcoin di Indodax, misalnya umumnya diminati oleh investor yang masih muda atau dari kalangan milenial. Pembelian Bitcoin secara masif terjadi sejak awal tahun 2020.

Tidak hanya investor muda, bahkan, investor-investor tua di Indonesia juga tidak ingin ketinggalan dengan anak-anak milenial.

Faktanya, investor tua di Indonesia juga sudah mulai membeli Bitcoin dan aset kripto untuk investasi di Indodax, walaupun tidak sebanyak kaum milenial. Tetapi kalangan yang lebih tua, sejauh yang saya pahami tidak ingin ketinggalan.

Harga Bitcoin tercatat menembus US$11.300 per BTC atau sekitar Rp170 juta pada beberapa hari yang lalu. Dengan kata lain, penguatan itu naik lebih dari dua kali lipat sejak awal tahun 2020. Sedangkan harga emas berada pada level US$70 atau Rp1 jutaan per gram.

Pada prinsipnya emas dan Bitcoin memiliki sisi yang sama, di mana komoditas ini tidak mempan diterpa krisis global seperti pandemi COVID-19, sebab yang mempengaruhi harga hanyalah supply dan demand atau pasokan dan permintaan.

Bitcoin Masih Layak Dibeli Saat Ini
Saya rasa masih belum terlambat jika ingin membeli Bitcoin saat ini, meski harganya sudah tinggi. Beberapa waktu lalu, analis dari media Bloomberg di Amerika Serikat menyatakan harga Bitcoin akan mengalami bullish di sepanjang tahun ini.

Karena daya beli Bitcoin masih akan tinggi pada beberapa waktu ke depan, maka beberapa faktor yang mendorong permintaan Bitcoin. Salah satunya adalah kebijakan di negara-negara maju yang memperlonggar aturan aset kripto sebagai langkah stimulus menghadapi krisis global.

Misalnya, seperti Amerika Serikat belum lama ini yang yang memperbolehkan bank untuk mengelola aset kripto nasabahnya. Eropa juga siap mengeluarkan kebijakan yang ramah terhadap aset kripto. Kebijakan tersebut akan mendorong daya beli aset kripto dan berujung pada peningkatan harga.

Inilah alasan mengapa harga Bitcoin juga akan meningkat setelah masa pandemi. Jadi, belum terlambat bagi yang ingin membeli Bitcoin saat ini.

Tidak hanya Bitcoin sebenarnya yang naik. Kenaikan harga juga akan terjadi di aset kripto lainnya. Pada beberapa waktu lalu, ada banyak aset kripto selain Bitcoin yang menunjukkan kinerja fantastis, bahkan kinerjanya melebihi Bitcoin.

Sebagaimana tercatat di Indodax, banyak aset kripto yang harganya meningkat lebih dari 2 kali lipat dalam tempo kurang dari sebulan yang membuat trader aset kripto panen besar di era pandemi ini.

Momentum perkasa ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia yang awam terhadap investasi. Indodax adalah platform yang tepat bagi kaum awam, baik milenial ataupun yang sudah tua. Indodax juga telah mendapatkan lisensi dari pemerintah Indonesia dan mendapatkan dua standarisasi internasional. [*]

Terkini

Warta Korporat

Terkait