Potensi aplikasi desentralistik (dApp) bertenaga blockchain adalah jawaban atas masalah di berbagai sektor. Pandemi COVID-19 yang memaksa banyak orang berkerja secara daring, justru meningkatkan perkembangan dApp pada tahun 2021 ini.
OLEH: Tim Vexanium
Pandemi COVID-19 telah mengubah pola hidup manusia di segala aspek, mulai dari politik, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan dan lainnya.
Dalam penelitian Iskandar et al. (2020) merangkum bahwa ekonomi dunia diprediksi akan mencapai -1,1% di tahun 2020 menurut JP Morgan. Fitch memprediksi -1,9%, EIU -2,2%, serta IMF memprediksi penurunan ekonomi sampai -3%.
Tentu saja prediksi-prediksi ekonomi ini sangat mengkhawatirkan masyarakat di dunia. Selain merubah pola yang telah berjalan, adanya pandemi ini juga telah membentuk pola baru untuk beradaptasi, termasuk pengguna teknologi blockchain itu sendiri.
Blockchain adalah penemuan penting dalam satu dekade terakhir, dan mungkin yang terpenting sejak ditemukannya Internet. Blockchain menyokong secara langsung tujuan besar setiap perusahaan, sebagai jalan untuk membangun kepercayaan dengan pelanggannya.
Blockchain juga sebagai asas utama kekuatan cryptocurrency (mata uang kripto/aset kripto). Blockchain memastikan penggunaan aset kripto bisa sebagai alat tukar yang jauh melampaui kemampuan bentuk uang digital atau bentuk uang elektronik lainnya.
Blockchain yang bersifat peer-to-peer memastikan sulitnya melakukan double spending, sekaligus transaksinya yang bersifat transparan. Pun lagi, ia bersifat deterministik, di mana setiap transaksi selesai, ia tak dapat diubah, alias permanent.
Aplikasi Desentralistik
Satu dari banyaknya kelebihan blockchain adalah aplikasinya yang desentralistik. Perbedaan dApps dengan aplikasi biasa lain, yaitu tidak bisa ditutup, tidak ada waktu henti, aman dari serangan siber, dan tidak dikendalikan oleh siapapun.
Manfaat penting dari dApps juga diantaranya meniadakan biaya transaksi, pengguna dapat mengontrol data mereka sendiri, open-source, mengurangi manipulasi data besar-besaran, terdapat bukti sensor, menerima aset kripto sebagai sarana pembayaran, dapat menghasilkan pendapatan bagi pengguna, tidak ada otoritas pusat atau monopoli, dan mudah diskalakan.
Lalu, apa yang bisa kita harapkan dari blockchain dan dApps pada tahun 2021 dan seterusnya? Bagaimana cakrawala teknologi blockchain terlihat di tahun yang akan datang?
Skala Kepercayaan Digital
Kami percata bahwa pandemi COVID-19 justru meningkatkan perubahan digital di segala area, khususnya soal penggunaan blockchain.
Dilansir oleh Gartner, dampak pandemi terhadap ekonomi, politik dan bisnis, justru mempercepat sektor digital. Padahal sebelum pandemi, hampir semua perusahaan menjalankan strategi digitalnya dengan tempo konstan, dan tidak merasa ada urgensi untuk menginvestasikan lebih di sektor tersebut.
Hasil dari cepatnya inisiasi bisnis digital ini dalam ukuran pasar global, blockchain diprediksi meluas dari US$3,0 miliar menjadi US$39,7 miliar sampai tahun 2025, pada Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) efektif meningkat sampai 63,7% selama 2020-2025.
Kini perusahaan-perusahaan mulai bergeser dari otoritas terpusat menjadi percaya pada algoritma.
“Model kepercayaan algoritmik memastikan privasi dan keamanan data, asal aset, juga identitas orang dan benda. Contohnya seperti ‘authenticated provenance’, adalah upaya untuk mengautentifikasikan aset dalam blockchain dan memastikan itu tidak palsu,” tulis peneliti Gartner.
Mereka juga menambahkan, blockchain dapat mengautentifikasi barang, yang mana hanya dapat melacak informasi yang diberikan.
Artinya, blockchain berpotensi positif di tahun 2021. Dengan estimasi kurang lebih 25%, menurut Forbes Global 2000, akan menggunakan blockchain sebagai pondasi kepercayaan digital dalam skala besar.
Semua Industri Butuh Kepercayaan
Daftar panjang industri yang dapat dipenetrasi oleh teknologi blockchain dirangkum oleh IDC, beberapa di antaranya termasuk pemerintahan, kesehatan, logistik dan pengiriman, dan tentu saja, finansial.
Peneliti juga memperkirakan jika di tahun 2022, pelayanan kesehatan identitas standar menggunakan digital blockchain yang akan digunakan di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan US.
Mereka juga melihat, penggunaan blockchain untuk melakukan e-voting akan muncul dan akan secara massif—delapan persen dari wilayah berlakunya undang-undang—diujikan di tahun 2023.
Dan mulai tahun 2025, peneliti menyampaikan 10% dari institusi finansial akan menggunakan teknologi blockchain dalam memenuhi kebutuhan nasabah untuk membuat transparansi, catatan entitas yang dapat diaudit.
Dominasi Sektor Perbankan dan Keuangan
Dampak pandemi COVID-19, di antara semua industri, sektor keuangan atau perekonomian adalah sektor yang terdampak paling besar. Demi beradaptasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan di dunia digital, penurunan laba dan pengetatan margin dilakukan.
Adaptasi teknologi keuangan (fintech) dan teknologi blockchain dalam dunia perbankan dapat menguatkan pertumbuhan transaksi nirsentuh dan mendesain ulang layanan finansialnya.
Dengan adaptasi ini, di waktu yang akan datang, perbankan dan sektor keuangan lainnya diharapkan dapat tumbuh secara eksponen, untuk kemudian memegang pasar terbesar di pasar blockchain global selama beberapa tahun mendatang.
Tren yang akan Datang: DeFi
Berkat adanya teknologi blockchain dan Dapps, kita dapat mengakses Decentralize Finance (DeFi) atau keuangan terdesentralisasi.
DeFi merupakan satu contoh dari jenis perubahan yang disediakan oleh dApp, selain itu dApps juga dapat bekerja untuk membentuk ulang cakrawala bisnis digital dengan sistem desentralisasi peer-to-peer tempat belanja seperti Amazon dan eBay, penyimpanan cloud seperti Google Drive atau Dropbox, bahkan aplikasi akses pasar digital seperti Apple App Store dan Google Play.
Tren ini akan terus melesat di tahun 2021, melihat di tahun ini DeFi mengalami peningkatan pesat dengan total value melampaui US$10 miliar.
Masa Depan dApp
Ke depannya, dApp akan terus tumbuh secara eksponensial, setelah di tahun 2020 membawa kemajuan pesat dan perluasan teknologi blockchain serta aplikasinya.
Selain itu, pemakaian Dapps akan lebih sering dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari, mengurangi biaya dan menghilangkan perantara dari segala transaksi personal dan bisnis yang dilakukan.
Aplikasi ini diharapkan untuk mengambil otomatisasi dan keamanan transaksi ke level yang selanjutnya.
Vexanium: Teknologi Blockchain Masa Kini
Dari pemaparan tersebut di atas, bisa dikatakan bahwa 2021 dan tahun-tahun yang akan datang merupakan ladang basah bagi protokol-protokol blockchain untuk semakin dikenal dan digunakan oleh lebih banyak pengguna.
Vexanium Indonesia Public Blockchain merupakan salah satu dari beberapa proyek blockchain atau crypto di Indonesia.
Memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan blockchain generasi sebelumnya, salah satunya adalah Vexanium memiliki kecepatan di atas 2000 transaksi per detik.
Hal ini selaras untuk pemakaian di sektor retail dan berhadapan langsung dengan customer atau user, misalnya pemakaian media sosial, aplikasi keuangan, retail yang memiliki transaksi besar dan sebagainya.
Selain itu, Vexanium juga menyokong developer dalam membuat aplikasi terdesentralisasi blockchain dengan fitur-fitur seperti menggunakan bahasa pemrograman C++, konsensus Delegated Proof of Stakes (DPoS), fitur anti pencurian dan pembekuan, skalabilitas, biaya RAM lebih murah, dan program insentif khusus Dapps.
Dengan ragam fitur dan keunggulan dari Vexanium, developer dapat membuat dApp di blockchain Vexanium sesuai dengan keinginan dan tujuan masing-masing seperti aplikasi games, keuangan, media sosial, dan lainnya.
Trusti misalnya adalah salah satu dApps yang dibuat di blockchain Vexanium, merupakan web platform, di mana penggunanya dapat mencatat dan memverifikasi keabsahan suatu data digital (termasuk data digital artikel ini direkam di blockchain Vexanium), sehingga dibutuhkan skalabilitas yang tinggi. Selain Trusti, ada juga aplikasi lain seperti Fish War dan Dice.
Sekali lagi kami sampaikan, potensi aplikasi desentralistik (dApp) bertenaga blockchain adalah jawaban atas masalah di berbagai sektor. Pandemi COVID-19 yang memaksa banyak orang berkerja secara daring, justru meningkatkan perkembangan dApp pada tahun 2021 ini.
Selain sebagai jawaban atas masalah, dApp juga diharapkan dapat membuat segala aspek yang terlibat menjadi lebih transparan, aman dan adil bagi semua pihak. []