Bitcoin mencatat lonjakan kuat di penghujung September 2025 setelah serangkaian faktor makroekonomi, regulasi dan teknikal mendorong sentimen pasar ke arah positif.
Menurut analisis on-chain XWIN Research Japan di CryptoQuant, reli tersebut bukanlah pergerakan acak, melainkan hasil dari konvergensi kondisi global yang memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset lindung nilai.
Pada saat artikel ini disusun, harga BTC mencatat kenaikan 0,29 persen dalam empat jam terakhir dan 2,16 persen dalam 24 jam terakhir, dengan volume perdagangan spot mencapai US$6,33 miliar dalam satu hari.
Data tersebut menunjukkan adanya lonjakan aktivitas pasar yang beriringan dengan arus modal baru masuk ke aset kripto terbesar di dunia ini.
Faktor Makro dan Dorongan Regulasi
Reli Bitcoin pada akhir September dipicu oleh kebijakan The Fed yang memangkas suku bunga pada 17 September 2025. Keputusan itu melemahkan dolar AS sekaligus mendorong harga emas ke rekor tertinggi.
“Modal biasanya kali pertama mengalir ke emas sebagai aset aman, dan setelah jeda singkat, beralih ke Bitcoin ketika selera risiko kembali,” ungkap analis tersebut.
Selain itu, meningkatnya kekhawatiran atas defisit fiskal AS juga mendorong investor untuk mencari alternatif aset tahan inflasi. Bitcoin dianggap sebagai salah satu instrumen paling relevan untuk diversifikasi tersebut.
Faktor regulasi turut memperkuat momentum. Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) melonggarkan aturan pencatatan ETF, sehingga memunculkan produk baru berbasis XRP dan DOGE.
Langkah ini meningkatkan kepercayaan institusi terhadap pasar kripto. Sejalan dengan itu, arus masuk signifikan terus tercatat pada dana besar seperti IBIT BlackRock dan FBTC Fidelity, menandakan permintaan institusional yang stabil.
“Perpaduan faktor makro dan kejelasan regulasi menjadi katalis yang memperkuat keyakinan pasar terhadap Bitcoin,” ujar analis XWIN Research.
Kondisi Teknikal dan Data On-Chain Bitcoin
Secara teknikal, Bitcoin membentuk area support kuat di kisaran US$108.000–US$110.000, yang bertepatan dengan level Relative Strength Index (RSI) yang oversold.
Kondisi itu memicu aksi short covering, mempercepat perubahan arah harga. Begitu harga mulai bangkit, sentimen pasar beralih dari rasa takut menjadi optimisme hati-hati, sehingga memancing masuknya modal baru.
Data on-chain juga mengonfirmasi perubahan struktural tersebut. Cadangan Bitcoin di bursa menurun tajam karena investor memindahkan aset ke penyimpanan jangka panjang, yang secara otomatis mengurangi tekanan jual.
Pada saat yang sama, rasio MVRV yang sempat turun saat fase kapitulasi kembali pulih, menandakan investor melihat Bitcoin kembali berada pada level undervalued.
Dengan kombinasi faktor makroekonomi global, pelonggaran regulasi, masuknya dana institusional, dukungan teknikal, serta sinyal positif dari data on-chain, reli Bitcoin di akhir September 2025 dinilai sebagai awal dari fase penguatan baru menuju kuartal IV.
Bagi investor dan pelaku pasar, pergerakan ini menunjukkan bahwa Bitcoin masih memiliki daya tarik kuat sebagai aset digital yang tangguh menghadapi tekanan eksternal.
Meski volatilitas tetap menjadi karakteristik utamanya, analisis on-chain mengindikasikan bahwa lonjakan kali ini bisa menjadi pijakan menuju tren yang lebih kokoh. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.