Beberapa pakar tengah meragukan Bitcoin (BTC), dengan melihat alasan mengapa kripto utama ini tak mampu melawan inflasi.
Inflasi, yang telah mengikis daya beli masyarakat dunia dan menaikkan harga semua barang, menjadi hal yang paling ditakuti.
Menengok kondisi beberapa negara, salah satunya adalah Inggris yang mengalami inflasi sekitar 9 persen, membuat warganya kesulitan dan berakhir dengan melakukan judi kripto yang gagal.
Biaya kebutuhan hidup melesat dengan cepat, membuat warga tidakseimbang dan bingung untuk memenuhinya. Kesulitan pun membutakan akal sehat dan logika mereka, sehingga terjun ke kripto tanpa persiapan matang. Berharap uang cepat di sana, namun itu tidak semudah kelihatannya.
Bitcoin Tak Mampu Melawan Inflasi?
Berdasarkan laporan Time, Brandon Neal, Chief Operating Officer (COO) di protokol pinjaman DeFi Euler dan mantan pedagang di the Fed New York, tengah menyoroti skenario Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi.
Menurut Neal, Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi sampai saat ini hanyalah sebuah kebetulan belaka, karena data 13 tahun berada di periode suku bunga yang rendah.
“Bitcoin telah menciptakan ilusi lindung nilai sejak pertama kali diluncurkan pada 2009… Bitcoin hanya terlihat seperti lindung nilai inflasi yang baik,” tambahnya.
Dan meski bergelut di bidang DeFi, Neal sendiri tidak yakin jika kripto dan DeFi akan dapat menggantikan peran uang fiat dalam perekonomian global. Lebih ke arah hidup berdampingan.
Selain itu, Lindsey Bell, Kepala Pasar dan Ahli Strategi Uang di situs Ally juga menyoroti skenario lindung nilai dari aset kripto utama.
“Jika inflasi mengikis nilai dolar AS dari waktu ke waktu, orang sering mencari aset yang secara konsisten dapat mengatasi kenaikan inflasi… Langkah besar kripto di tahun seperti 2021 membuat beberapa orang merasa aset digital dapat melayani tujuan itu,” ujar Lindsey.
Namun, ia menilai investor kripto masih kental akan perilaku spekulatif. Dan melirik relasinya terhadap pasar saham, ini masih terlihat meragukan untuk melawan inflasi.
Apakah BTC Masih Layak?
Namun, meski Bitcoin masih diragukan dapat melawan inflasi, karena belum pernah menghadapi suku bunga yang tinggi, ini masih dapat berperan untuk melawan inflasi.
Para ahli menilai, BTC masih dapat menjadi aset untuk melawan inflasi dengan menjadi bagian dari diversifikasi portofolio.
Dengan membagi portofolio ke kripto, saham, emas, obligasi atau reksadana, diversifikasi tetap menjadi cara terbaik untuk melawan inflasi, menjadi upaya lindung nilai yang sebenarnya.
Banyak disarankan porsi kripto dalam portofolio adalah sekitar 3 hingga 5 persen. Tidak ada yang menganjurkan 100 persen karena risiko tinggi yang membayanginya. Kasus Terra adalah salah satu contoh nyata dari risiko tersebut. [st]