El Salvador adalah negara pertama di dunia yang menerapkan Bitcoin (BTC) sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender) sejak tahun 2021 selain dolar AS. Kebijakan itu tidak berubah dan negara itu terus mendukung investasi nasional terhadap kripto nomor wahid itu, kendati harganya terus melemah sejak akhir tahun lalu. Kebijakan Obligasi Bitcoin pun masih dilirik, menanti dana pinjaman dari Tiongkok.
Di dalam negeri, ‘proyek’ yang didesain oleh pemerintah El Salvador ini mengalami kegagalan sekaligus memberikan kekecewaan bagi masyarakatnya, dikutip dari Bitcoinist.
Walaupun demikian, Presiden El Salvador Nayib Bukele justru tetap suka dengan Bitcoin. Kabar terakhir sudah didirikan Kantor Bitcoin Nasional di negeri itu, dipimpin oleh Stacy Herbert, pembawa acara Russian Today yang juga istri Max Keiser si pendukung BTC.
Sebagai penegasan negara itu tetap mendukung Bitcoin, ada pula kebijakan ‘obligasi gunung berapi’ yang dikirimkan kepada Kongres El Salvador pada Selasa (22/11/2022). Ini adalah rencana surat utang negara bernilai Bitcoin yang kelak bisa dibeli oleh negara lain.
Lantas Mengapa pemerintah El Salvador masih menyukai Bitcoin? Padahal nilai cryptocurrency (terutama BTC) beberapa waktu belakangan ini semakin mengalami penurunan besar-besaran?
El Salvador Bangun ‘Kantor Bitcoin’, Masih Percaya pada Keunggulan Crypto Wahid Itu
Rencana Pembangunan El Salvador dengan Bitcoin (BTC)
Pada 2021 lalu, tepatnya pada konferensi Bitcoin yang dilaksanakan di Miami, Presiden El Salvador Nayib Bukele menyampaikan bahwa negaranya akan mengadopsi Bitcoin dalam sistem keuangannya terutama untuk jual dan beli.
Tujuan dari kebijakan tersebut agar masyarakat El Salvador yang ada di luar negeri bisa mengirimkan uangnya ke saudara di kampung halaman dengan mudah.
Pada Juni, 2021 UU Bitcoin inipun disahkan dengan dukungan dari 62 dengan total 84 dewan legislatif. Nantinya warga yang memakai Bitcoin akan memperoleh US$30 dalam bentuk BTC ketika terdaftar di wallet Chivo.
Pemerintah El Salvador pun menggelontorkan US$150 juta untuk mendukung program tersebut.
Pada Jumat (25/11/2022), pemerintahan El Salvador telah membangun Kantor Bitcoin Nasional (ONBTC). Tujuannya adalah untuk mengelola semua project yang berkaitan dengan cryptocurrency, dikutip dari News.Bitcoin.
“Tujuan dari ONTBC adalah untuk mendesain, mendiagnosa, merencanakan, program, koordinasi, mengukur, menganalisa dan mengevaluasi rencana dan hal lainnya yang berkaitan dengan Bitcoin untuk perkembangan ekonomi El Salvador,” ujar Konsultan Bisnis Torres Legal di akun LinkedIn miliknya.
Nayib Bukele menjelaskan dengan dibangunnya ONTBC maka negara ini akan membeli satu Bitcoin setiap harinya. Sampai saat ini diperkirakan El Salvador memiliki 2.381 BTC.
Sekarang ini pemerintahan El Salvador telah mengirimkan rancangan undang-undang penerbitan aset digital kepada lembaga dewan pemerintahnya.
Aturan aset digital ini nantinya akan membantu memperkuat pengadaan obligasi Bitcoin yang masih kontoroversial, dikutip dari Bloomberg.
Ide obligasi Bitcoin ini ternyata telah ditunda dan laporan terbaru menyatakan bahwa obligasi ini akan dijalankan oleh perusahaan panas bumi negara bagian La Geo.
“ONTBC sendiri akan bekerja layaknya unit administrasi dengan otonomi teknikal dan fungsional di dalam Kepresidenan Republik,” ujar Torres.
Dampak dari Kebijakan Bitcoin El Salvador
Tujuan dari kebijakan Bitcoin di El Salvador memang baik karena memudahkan warganya yang di luar negeri untuk mengirimkan uang ke sanak saudaranya di negara tersebut.
Namun, bagaimanakah dampak kebijakan ini bagi warga El Salvador sendiri? Proyek Bitcoin ini ternyata dinilai gagal dan dinilai sebagai ‘bencana‘ oleh sebagian besar warga negaranya sendiri.
Ketika pasar masih bullish pada 2021, Nayib Bukele membuat kebijakan besar dengan menjadikan Bitcoin sebagai legal tender di negara ini.
Berbagai langkah telah dilakukan seperti sosialisasi, pembuatan UU dan infrastrukturnya sehingga mudah digunakan masyarakat.
Tapi, keadaan bearish sepanjang tahun 2022 membuat kebijakan ini dinilai gagal. Karena harga BTC terjun bebas yang awalnya mencapai US$21.000 menjadi di bawah US$16.000 pada beberapa waktu belakangan ini.
Berdasarkan laporan penelitian dari University of Central Amerika (UCA) bahwa 77 persen warganya menilai proyek ini gagal.
Nayib Bukele Sangkal Kabar Binance Bantu untuk Penerbitan Obligasi Bitcoin
Sekitar tiga perempat warganya belum memakai kripto sepanjang 2022 yang pastinya dinilai lambat untuk upaya pengadopsian kripto.
Warga negaranya ingin pemerintah dan presiden berhenti membeli BTC dan fokus pada pembangunan ekonomi yang lebih real.
Walaupun dinilai gagal, ternyata Nayib Bukele masih berpegang teguh pada visinya dengan menjadikan El Salvador pusat kripto global di masa depan, dikutip dari Blockchainmedia.
Mengapa El Salvador Masih Menyukai BTC?
Walaupun dinilai gagal, namun Nayib Bukele dan pemerintahan El Salvador tetap optimis akan penerapan UU Bitcoin tersebut.
Tentunya terdapat beberapa alasan yang mendukung keoptimisan Bukele tersebut. Pertama, peluang Bitcoin untuk mengalami reli terutama pada akhir 2022 sangat tinggi.
“Halving mungkin akan terjadi sedikit lebih cepat, dan orang-orang selalu meremehkannya. Mungkin akan terjadi dalam Maret atau April 2024, jadi saya mengharapkan kita akan menjalankan bull secara penuh yang mungkin saja akan selesai sebelum halving. Jadi, saya akan terkejut jika nilainya tidak mendekati US$100.000 tahun depan,” ujar Tone Vays, seorang analis kripto.
Hal yang sama juga dilaporkan oleh Daily Hodl bahwa Vays berpegang pada siklus halving yang akan terjadi pada 2024 mendatang.
Mengingat BTC mengalami penurunan harga yang cukup drastis. Maka, Vays menilai bahwa BTC bisa saja mencapai 6 digit.
Kedua, pemerintah El Salvador menilai Bitcoin sebagai pemacu perekonomian. Kebanyakan pengguna kripto di El Salvador meyakini bahwa Bitcoin dapat mengurangi ketergantungan akan mata uang AS yaitu dollar.
Pernyataan tersebut didukung dengan adanya 4 juta pengguna di El Salvador yang memakai Chivo pada Januari 2022 lalu.
Pemerintah El Salvador telah melakukan pembelian Bitcoin secara bertahap. Pada September 2022 negara ini membeli 200 BTC dengan nilai US$10,36 juta.
Juni 2022 lalu, El Salvador juga telah membeli 80 BTC lainnya dengan harga satuannya sebesar US$19.000. Jika ditotal maka negara tersebut telah memegang BTC senilai US$40 juta.
Ketiga, membantu mengubah fokus media dan publik akan masalah yang ada di El Salvador.
Sebelumnya, El Salvador memiliki banyak masalah seperti kekerasan gang, yang diikuti dengan kebijakan Bukele yang kontroversial seperti penangkapan besar-besaran, menggulingkan hakim agung yang menentang agendanya dan membuat peraturan inskontitusional tentang pemilihan ulang pada 2024, dikutip dari Time.
Namun, dengan adanya kebijakan Bitcoin untuk jangka panjang perhatian media dan publik bergeser membahas hal ini.
Jadi, Bitcoin merupakan narasi penting yang didorong sendiri oleh presiden El Salvador tersebut.
Narasi tersebut ingin menjadikan El Salvador sebagai negara yang inovatif, memberikan peluang baru bagi pemuda Salvador.
Walaupun negara ini mengalami kerugian akibat menurunnya nilai BTC namun banyak analis yang menilai bahwa tujuan Bukele adalah rebranding negara tersebut.
“Dia sepertinya tidak akan mengakui kegagalan. Dia akan tetap maju hingga akhir dari eksperimen ini,” ujar Tiziano Breda, Analis Amerika Tengah di Crisis Group.
Taktik Presiden El Salvador untuk Mengantongi Bitcoin (BTC)
Berdasarkan Dekrit Presiden El Salvador No. 49 menyatakan bahwa keberadaan ONBTC (National Bitcoin Office) akan mengelola semua proyek yang berkaitan dengan kripto.
Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Nayib Bukele bahwa negara tersebut akan membeli 1 BTC setiap harinya. Ini merupakan salah satu taktik presiden tersebut untuk mengantongi Bitcoin lebih banyak dari sebelumnya.
Padahal nilai BTC semakin menurun diikuti dengan jatuhnya FTX beberapa minggu lalu. Hal ini membuat pengguna merugi hingga triliunan dollar.
Namun, dari sisi yang berbeda hal ini justru menjadi peluang untuk mengantongi BTC lebih banyak dengan harga yang lebih murah. Sepertinya, inilah yang sedang dilakukan pemerintah El Salvador.
Salah satu cara menerapkannya adalah dengan membuat obligasi gunung berapi atau utang pemerintah dengan imbal hasil sebesar 6,5 persen per tahunnya.
Dengan besaran bunga lumayan itu, negara ini harus menyediakan sekitar US$667 juta untuk obligasi di Januari 2023 dan US$1 milyar pada 2024.
Untuk menyokong kebutuhan dana tersebut, El Salvador akan meminjam kepada IMF (The International Monetary Fund) sebanyak US$1.3 milyar, namun ditolak.
Namun, banyak ekonom yang meyakini bahwa Wakil Presiden El Salvador Felix Ulloa telah menghubungi Tiongkok dan negara ini bersedia membantu utang sepanjang masa dengan nilai tertinggi US$21 milyar, dikutip dari Time.
Jika negara ini tidak menemukan kreditur baru dalam waktu dekat, maka pada awal tahun depan El Salvador akan mengalami gagal bayar.
Selain membeli 1 BTC setiap harinya, El Salvador bisa menggunakan ProShares Bitcoin Strategy ETF (BITO).
BITO ini akan menyediakan jalur bagi para investor yang ingin memiliki kripto untuk mendiversifikasikan asetnya, sehingga lebih aman dan tetap dalam cakupan regulasi pasar.
Sementara pasa kripto terus tumbuh dan pemerintah sedang menyusun aturan yang tepat. BITO bisa menjadi tempat untuk mendapatkan kripto dengan aturan yang jelas, dikutip dari Etftrends.
Selain itu, dana yang ada akan dikelola oleh portofolio manager yang handal. Jadi, walaupun BTC merupakan aset yang tidak stabil tapi dengan bantuan manajer, maka aset yang ada dapat disesuaikan dengan perubahan pasar.
BITO ini bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan paparan kripto yang terdesentralisasi tanpa akses langsung ke aset tersebut.
Mengingat kondisi ekonomi sekarang, sepertinya ini waktu yang tepat untuk menggunakannya.
Terutama El Salvador yang sekarang sedang giat-giatnya memiliki Bitcoin (BTC) setiap harinya. [az]